36. mencoba melepaskan

2.5K 105 4
                                        

Reynan yang sedang bersantai menonton tv sambil memakan camilan, kaget ketika melihat Keyrina masuk ke dalam rumah sambil menangis. Reynan bertanya kepada Keyrina, tetapi gadis itu menghiraukan pertanyaan dari Reynan dan malah tetap berjalan. Lantas Reynan menyusul adik kembarnya itu.

"Lo kenapa, Key?" tanya Reynan sambil berjalan menyusul Keyrina.

"Ngapain ikutin gue? Sana nonton tv lagi!!" seru Keyrina yang masih berjalan untuk masuk ke kamarnya.

"Ya jawab dulu lo kenapa? Jangan bikin gue khawatir. Daffa nyakitin lo?" tanya Reynan.

Keyrina berbalik menjadi menghadap kepada Reynan, "Ah, mana ada orang yang peduli atau khawatir sama gue. Nggak ada orang yang peduli sama gue!!" jerit Keyrina kemudian berlari masuk ke dalam kamarnya.

Reynan mengernyit, kenapa lagi dengan adiknya yang satu ini? Akhir-akhir ini biasanya Keyrina bahagia dan tersenyum terus. Lantas Reynan masuk ke dalam kamar Keyrina, dan mendapati Keyrina yang sedang menangis, "Lo kenapa, woi? Jangan kayak orang gila yang nangis nggak jelas kayak gini," ujar Reynan.

Keyrina menatap Reynan tajam, "Pergi sana! Gue nggak butuh lo!" teriak Keyrina di sela isak tangisnya.

"Mustahil kalo lo nggak butuh gue! Cerita sini sama gue!" perintah Reynan.

Namun bukannya bercerita kepada Reynan, Keyrina malah menangis semakin keras. "Udah, dong! Udah! Nanti gue yang dimarahin Mama karena lo nangis," ujar Reynan.

Untuk beberapa saat Keyrina tak merespon, dia masih menangis. Tetapi setelah beberapa saat, Keyrina mulai mengeluarkan suara, "Daffa kenapa ninggalin gue?" tanya Keyrina, tangisannya mulai mereda.

"Huh?" Reynan mencoba mencerna pertanyaan Keyrina.

"Daffa kenapa ninggalin gue??" tanya Keyrina, suaranya meninggi.

Sekarang Reynan mengerti alasan Keyrina, "Oh, lo nangis gara-gara Daffa mau pergi," ujar Reynan. "Kan lo tau sendiri kalo orangtuanya Daffa itu gila banget sama namanya kerja," jawab Reynan.

"Kenapa dia ngedadak banget ngasih tau sama gue?" tanya Keyrina.

"Beberapa hari yang lalu Daffa kesini, pamitan sama gue, Mama dan Papa, dia juga mau sekalian nemuin lo, tapi lonya nggak ada," jelas Reynan.

"Gue juga tau ....," ujar Keyrina.

Reynan mengernyit, "Kenapa lo nanya sama gue?" tanya Reynan.

Keyrina menunduk, "Daffa udah punya pacar, Rey," ujar Keyrina.

"Ya bagus dong, dia kan udah nggak jomblo lagi," ucap Reynan.

"Gue tau Daffa pernah sayang sama gue lebih dari sahabat. Dan bodohnya gue, gue nggak nyadar sama sekali," ujar Keyrina. "Dan sekarang, gue yang bodoh ini malah suka sama Daffa yang jelas-jelas udah nggak punya perasaan sama gue lagi," sambungnya.

Reynan duduk disamping Keyrina kemudian menepuk pundak Keyrina, "Lo nggak punya perasaan suka sama Daffa, Key! Lo cuman nggak mau kalo di hati Daffa ada seseorang yang ngegantiin posisi lo," ujar Reynan.

Keyrina menoleh kemudian menatap tajam Reynan, "Lo mana tau isi hati gue," ucap Keyrina.

Reynan mengembuskan napasnya, "Key, dengerin gue! Biarin pergi Daffa! Lo masih punya gue, Aldo dan orang-orang yang sayang sama lo. Udah jangan nangis lagi! Mungkin Daffa bukan orang yang Tuhan kasih buat ngisi hari-hari lo," ujar Reynan.

Keyrina menunduk, benar yang Reynan katakan, masih banyak orang-orang yang menyayanginya, bukan cuman hanya Daffa saja.

    *****

"

Assalamualikum," Reynan menoleh ke arah pintu ketika ada seseorang yang mengucap salam, dan orang itu adalah Aldo.

"Walaikumsalam. Mau apa lo?" Reynan berdiri dan berjalan menghampiri Aldo.

Aldo terdiam sebentar kemudian mengeluarkan suara, "Dindanya ada?" tanya Reynan.

Reynan mendelik setelah mendengar jawaban dari Aldo. Enggak pagi, enggak siang, Aldo terus-terusan bermain dengan Keyrina, "Pacaran teros ....," sindir Reynan.

Aldo menggeleng sambil tersenyum, "Enggak, Gue sama Dinda nggak pacaran," ujar Aldo.

Reynan sedikit geli kepada Aldo, karena Akhir-akhir ini Aldo bersikap sopan kepada Reynan, entah Aldo sengaja melakukan itu, atau memang dari dulu dia bersikap seperti itu, Yang jelas, Reynan merasa sikap Aldo berubah kepadanya, "Ada di kamarnya. Kenapa akhir-akhir ini lo sikapnya agak beda sama gue?" tanya Reynan.

Aldo mengernyit, "Beda gimana?" tanya Aldo.

"Lo sikapnya agak sopan sekarang," jawab Reynan dengan hati-hati.

Aldo tersenyum hingga menampakan deretan giginya, "Kan lo bakalan jadi Kakak ipar gue nanti," ujar Aldo.

Reynan meringis, "Sadar umur dong woi! Lo sama Keyrin masih bocah!" sindir Reynan.

"Gue sama Dinda bocah, berarti lo juga bocah dong, kita bertiga kan seumuran," ucap Aldo.

"Iya deh, serah lo aja!" ujar Reynan. "Keyrin lagi ada di kamar lagi mewek tuh dia. Kalo lo mau kesana, jangan di apa-apain Ade guenya," ucap Reynan.

Aldo terdiam sebentar, kemudian dia menatap Reynan dengan serius, "Dinda kenapa?" tanya Aldo.

"Nangisin si Daffa dia," jawab Reynan.
Setelah mendengar jawaban dari Reynan, Aldo kemudian berbalik lagi keluar dari rumah itu, dengan maksud ingin bertemu dengan Daffa.

"Mau kemana?" tanya Reynan.

"Gue mau ketemu Daffa. Bisa-bisanya dia bikin Dinda nangis," jawab Aldo.

Reynan berjalan menyusul Aldo, kemudian dia menarik tangan Aldo, "Daffa nggak ngapa-ngapain Ade gue," ujar Reynan.

"Ya terus kenapa Dinda nangis?" tanya Aldo.

Reynan mendelik, "Tanya aja sono sama orang yang nangisnya dia kenapa. Yang jelas, Daffa nggak ngapa-ngapainin Ade gue," jawab Reynan.

Aldo mengangguk, kemudian dia pergi berjalan ke kamarnya Keyrina untuk meminta jawaban kenapa dia bisa menangis.

*****

Benar perkataan Reynan, Keyrina benar-benar menangis. Aldo menatap Keyrina kasihan, sepertinya Keyrina telah lama menangis hingga matanya bengkak dan ujung hidungnya berwarna merah.

Setelah mempersilahkan Aldo untuk duduk di kursi yang berada di sudut ruangan, Keyrina menatap Aldo nanar, "Aldo ..., kenapa orang-orang pergi dari gue?" tanya Keyrina lirih.

"Hanya Daffa yang ninggalin lo," jawab Aldo.

"Kenapa dia tega ninggalin gue? Padahal dia pernah bilang sama gue, dia nggak akan pergi dari gue." Keyrina menunduk, hari ini adalah hari yang paling suram yang pernah di alami Keyrina.

"Dinda, hidup lo nggak bakalan hancur hanya karena seseorang pergi dari hidup lo." Aldo mengusap tengkuk Keyrina dengan lembut.

"Tapi gue nggak bisa lepas Daffa gitu aja, Do. Dia orang yang bener-bener paling peduli sama gue." Keyrina kembali menunduk dan menangis.

"Kalo lo mau, gue bisa gantiin posisi Daffa. Bahkan gue bisa lebih baik memperlakukan lo dari Daffa." Aldo mengangkat kepala Keyrina agar Keyrina menatapnya.

"Rasanya bakalan beda, Do!" ujar Keyrina.

"Ya udah terserah lo sekarang maunya kayak gimana. Tapi, jangan minta Daffa balik lagi ke lo, karena itu nggak bakalan bisa. Dan gue cuman minta satu hal sama lo, coba biarin Daffa pergi karena lo nggak bisa terus bergantung sama Daffa." Aldo menatap Keyrina intens.

***

Maaf baru update karena beberapa hari lalu aku ada halangan.

Terima kasih telah membaca❤

I'm Nerd? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang