dua: first love

1.8K 344 71
                                    

B A B - D U A: FIRST LOVE

3100+ words

Bella tidak paham dengan apa yang terjadi. Sebenarnya, matanya menangkap kejadian aneh di restoran tadi. Dia bahkan belum menghabiskan es krimnya ketika Yohanes tiba-tiba menarik pergelangan tangannya dan membawanya pergi. Dia ingin bertanya banyak hal, yang tentu saja berkaitan dengan pegawai di restoran itu.

Mengapa Yohanes mengobrol di sudut bersama pegawai berseragam putih-hitam itu? Dan aneh sekali, pegawai itu adalah pegawai yang mengantarkan menu penutup ke mejanya. Kalau tidak salah, dia sempat membaca name tag dari pegawai tersebut.

Joseph Hwang?

Nama itu terdengar tidak asing. Apalagi, pada bagian marga keluarganya. Hwang? Isabella sepertinya pernah mendengar nama itu. Dia mengingat-ingat sambil menatap keluar kaca mobil, sementara Yohanes menyetir di sebelahnya. Langit siang ini sangat cerah, dan terasa hangat untuk tubuh Isabella.

"Apa aku boleh bertanya?" Bella memberanikan memulai pembicaraan. Dia menoleh ke arah kursi pengemudi dan mendapatkan anggukan kepala. Setelah itu, dia bicara, "Apa yang kamu lakukan dengan pegawai itu? Aku melihat kalian mengobrol penting di sudut restoran."

Raut wajah Yohanes berubah, dan Bella sangat menyadari hal itu. Lelaki itu masih diam, lalu memaksakan seulas senyum tipis. "Ah, aku hanya menegurnya. Dia tidak berhati-hati dan dia menabrakku, sampai aku jatuh."

"Apa kalian bertengkar?"

"Tidak," jawab Yohanes, sambil menggeleng. "Aku hanya memberinya teguran."

Bella manggut-manggut, meskipun jawaban Yohanes tidak mengisi rasa penasaran di dalam dirinya. Dia memutuskan kembali mengalihkan pandangan keluar kaca mobil, sampai mobil itu memasuki area apartemennya. Bella langsung turun, setelah dia mengucapkan terima kasih dan juga seulas senyum. Lalu, dia naik ke lantai 25. Bella mengembuskan napas berat.

Begitu sampai di apartemennya, Isabella menjatuhkan dirinya ke tempat tidur dan meletakan tas-tas belanjaannya di lantai. Dia menatap langit-langit kamar, serta mencium aroma parfum Leo yang masih setia berkeliaran di kamar. Lalu, dia memejamkan mata.

Bella merenungi mimpinya tiap malam yang selalu sama. Suara ombak, embusan angin, dan juga bulan purnama yang bersinar. Dia selalu dibawa terbang ke dimensi yang berbeda setiap malamnya.

Mimpi-mimpi itu terasa begitu nyata, sampai Bella bisa mengingat tiap detailnya. Tentang dia dan seorang laki-laki bertubuh tinggi yang berlari bergandengan tangan menuju ke laut, kemudian mereka akan menjatuhkan diri ke dalam air laut yang begitu biru.

Anehnya, dia tidak bisa melihat wajah laki-laki itu. Yang dia lihat hanya sebuah punggung dan kemeja warna putih lengan panjang yang kedodoran. Laki-laki itu membiarkan bagian tangan yang begitu panjang sampai menutupi jari-jarinya, dan tidak menggulungnya.

Mimpi itu berlangsung dalam durasi yang cukup lama, dan berakhir dengan sebuah pesta dansa di bawah sinar bulan purnama. Mimpi yang benar-benar aneh, namun terjadi setiap malam. Ya, mimpi aneh itu terus membuatnya khawatir. Apalagi, sesak di dadanya setiap kali mimpi itu datang. Rasanya, dia seperti kehilangan sesuatu. Jantungnya seperti dicabut karena bagian itu terasa sangat kosong.

Ingatan Bella kembali ke kejadian tadi pagi dan juga restoran Italia. Lelaki itu. Hwang? Bella langsung membuka mata dan bangkit dari tempat tidur, kemudian dia bersimpuh di lantai. Dia mengambil kotak berbentuk persegi panjang yang tadi dia sembunyikan di bawah kasur.

Ya, benar. Kotak ini.

Dengan hati-hati, dia mengambil ponsel yang setengah layarnya retak. Dia kembali membuka ponsel tersebut dan menuju ke bagian perpesanan. Nama Hwang Hyunjin dan segala pesan-pesan yang muncul di sana. Tangannya sedikit berkeringat ketika dia menggenggamnya, lalu dia menekan nomor tersebut dan menempelkan ponsel ke telinga.

#2 PLAYGROUND (HWANG HYUNJIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang