tujuh: to be f(out)nd [b]

578 149 35
                                    

HEHE

🦋🦋

📍Basecamp Bangchan.
Tiga puluh menit sebelum mendapatkan jawaban.

**

Joshua dan Pieter sudah mondar-mandir seperti orang yang kehilangan arah. Mereka tidak bisa diandalkan untuk berpikir, karena perasaan sudah mengambil-alih kewarasan.

Ya, mereka tidak bisa diandalkan karena Joshua dipenuhi perasaan seorang kakak lelaki yang harus kehilangan adik perempuannya, sementara Pieter dibalut perasaan sahabat sejati yang gagal melindungi sahabat perempuannya.

"Kalian berdua sebaiknya duduk saja," ucap Julia, meminta Joshua Tuan dan Pieter Han untuk duduk di sofa. Dia memandangi dua lelaki yang menampilkan ekspresi cemas itu, lalu menepuk bahu keduanya untuk memberi semangat. "Isabella pasti baik-baik saja."

Tak lama setelahnya, dua orang masuk ke dalam basecamp. Semua orang yang ada di sana memandangi keduanya dengan penuh harapan.

"Tidak ketemu?" tanya Bangchan, yang mengalihkan pandangan dari atas meja ke arah adik lelakinya, Hyunjin. Dia sebenarnya tengah memecahkan petunjuk di sticky note dengan Giorlino dan Cheryl. Lalu, dia melirik Seungmin. "Istrimu bukan pelakunya?"

Kim Seungmin menggeleng. "Dia sedang tidak sadar sekarang. Kami tadi bermain game dan dia shock, lalu pingsan."

"Game apa?" tanya Julia, penasaran.

"Kamu tidak perlu tahu," sahut Seungmin dingin, kemudian segera bergabung dengan Bangchan, Giorlino, dan Cheryl.

Sementara itu, Hyunjin berjalan ke arah Leo yang tengah fokus dengan alat GPS-nya. Dia menarik sebuah kursi, lalu duduk di sebelah Leo. Tidak ada pertanyaan keluar dari bibir seksinya. Dia hanya mengamati Leo.

"Bagaimana?" Leo yang memutus keheningan pertama kali. "Bukan Ryujin?"

"Bukan," jawabnya. "Apakah kalungnya tidak bisa dilacak? Dia memakai kalung yang aku berikan, kan?"

Leo mengangguk. "Anehnya, kalung itu tidak bisa terdeteksi. Sepertinya, ada orang lain yang lebih pintar dariku."

"Renjun," ucap Pieter Han dari sofa yang berjarak satu meter dari mereka. Ketika Leo dan Hyunjin memandangnya, dia mengangkat bahu, dan, "Renjun kan selalu menjadi yang paling pandai. Saat SMA, dia selalu menjadi juara kelas."

Leo dan Hyunjin berpandangan untuk waktu yang lumayan lama. Dari netra mereka, sudah dipastikan kalau mereka berbagi spekulasi yang sama. Leo segera bangkit dari kursi, kemudian dia mendekati Julia.

"Julia, coba hubungi Hotel WIN sekarang. Tanyakan di mana Renjun dan Winwin Huang!" perintahnya.

Tidak perlu basa-basi lagi, Julia mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja dan menghubungi nomor Hotel WIN. Dia berbicara dengan bagian resepsionis selama lebih dari lima menit. Semua orang yang ada di sana hanya menunggu sampai Julia menyelesaikan teleponnya, kemudian perempuan itu menggelengkan kepala.

"Dua lelaki itu meninggalkan Hotel sejak tadi."

"Ke mana?" tanya Joshua. "Bagaimana dengan CCTV-nya?"

Seungmin mengangkat tangan. Dia menunjukan layar ponselnya yang menunjukan room chat-nya dengan seseorang. Lalu, dia berbicara, "Jeongin masih berada di sana. Dia baru saja memberiku kabar. Dia melihat rekaman CCTV-nya, dan... ya, Isabella dibawa pergi oleh dua lelaki. Tapi, dia bilang, ini tidak terlihat seperti penculikan."

"Maksudnya?" tanya Hyunjin, heran.

Seungmin menghela napas. "Isabella terlihat santai dibawa pergi. Dia tidak berontak sama sekali. Katanya, Isabella terlihat memang mau dibawa pergi."

#2 PLAYGROUND (HWANG HYUNJIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang