sembilan: wedd(ears)ing [a]

674 145 90
                                    

Enggak janji, tapi ya siap-siap mikir aja.

🦋🦋

Tanggal 18,
Jam 20.34 pm waktu Los Angeles.

**

Pernikahan selalu identik dengan kemewahan dan kebahagiaan. Melihat para tamu yang ikut merayakan, membuat hati menghangat.

Hari pernikahan adalah salah satu dari hari paling indah selama kita hidup.

Tentu, seharusnya seperti itu.

"La, aku mau menemui para kolega sebentar."

Isabella hanya menganggukan kepala sambil menatap punggung Leo yang menjauh untuk menemui kolega-kolega bisnisnya. Sementara itu, Bella hanya memandangi para tamu. Dia hanya menemukan orang tuanya, Cheryl, Pieter, Detektif Lino, dan Joshua Tuan.

Yang lainnya tidak hadir karena sudah berada di Seoul menyiapkan permainannya masing-masing. Jeongin juga menyusul Hyunjin kemarin. Sepertinya, ada hal rumit yang terjadi di Seoul.

Bella mengangkat sedikit gaun merahnya, kemudian dia menatap berkeliling untuk mencari sosok yang membawa kunci permainan ini—CEO Jaehyun, ayah mertuanya sendiri.

"Papa."

Dia menemukan CEO Jaehyun berada lumayan jauh dari pelaminan. Kalau tidak salah lihat, ada asap keluar dari bibir mertuanya. Benar saja, saat Jaehyun membalikan tubuh, ada sebatang rokok di tangannya.

Jaehyun hanya tersenyum teduh, kemudian membuang rokok ke tanah dan menginjaknya.

Bella masih beku. Dia tidak tahu, kalau mertuanya akrab dengan rokok. Lalu, dia mencoba memaksakan senyum tipis.

"Ada apa, Bella?"

Bella membasahi bibir. Dia jadi lupa mau menanyakan sesuatu. Selama beberapa detik, dia mencoba mengingat dan, "Itu... Pa, aku ingin bertanya tentang asal-usul Shin Ryujin.”

Alis CEO Jaehyun mencuat heran. "Fokus saja pada kampanyemu, Cantik. Tidak perlu mengurus penjahat itu. Pengacaraku akan membereskan semua kekacauan itu. Tenang saja."

"Bukan begitu, Pa!" Bella menyela. Sebelumnya, dia tidak pernah menyela mertuanya ini. Dia meremas gaunnya dan menambahkan, "Aku dengar kalau Ryujin memiliki kaitan dengan Bangchan Oppa... Apa itu benar?"

"Siapa yang memberitahumu? Bangchan?"

Bella menggeleng. "Hyunjin."

"Oooh." CEO Jaehyun terdiam sejenak. Entah sedang berpikir, atau melamunkan sesuatu. Tak lama kemudian, CEO Jaehyun mengulurkan tangan ke arah Isabella. "Wanna dance with me, My lovely daughter?"

Ap--Apa?

Belum sempat Bella menjawab, tangannya sudah diraih oleh Jaehyun. Mereka berdansa ke tengah, dikelilingi oleh beberapa tamu yang juga tengah berdansa. Ini bukan pemandangan aneh. Orang-orang melihat mereka berdua seperti ayah dan anak perempuannya. Tapi, Bella bahkan belum berdansa dengan Mark.

"Bangchan dan Shin Ryujin lahir dari rahim yang sama," ucap CEO Jaehyun pelan. Karena posisinya mereka sedang berdansa, jadi CEO Jaehyun sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan dan mendekatkan bibirnya ke daun telinga Isabella. Lalu, dia menambahkan, "Panti Asuhan Crystal Snow, adalah saksi bisu saat dua anak itu dibuang. Mereka sama-sama dibuang setelah satu minggu dilahirkan. Dan, saat langit sedang menangis. Aku melihat semuanya dengan jelas, melalui kaca mobilku.... Bella, cinta itu menjijikan. Baik kamu atau papamu, kalian sama-sama tahu kan... kalau cinta itu pahit. Terlalu pahit."

#2 PLAYGROUND (HWANG HYUNJIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang