answer: to the heaven

733 160 24
                                    


NINUUUNINUUUUU🚫

ada adegan menyeramkannya. sumpah, psyco banget saya pas menulis ini.

🦋🦋

Latar Tempat: Kediaman Shin.
Latar Waktu: 15.00 pm, sepulang sekolah.
Latar Suasana: Kebencian.

**

SAERON POV

“SHIN RYUJIN!” teriakku begitu sampai di dalam rumah menjijikan ini. Kediaman Shin yang begitu mewah, namun seperti neraka. Aku melempar tasku ke lantai begitu saja, lalu menghampiri Shin Ryujin yang tengah bersantai di dekat kolam renang. Aku menarik kerah bajunya, lalu, “APA YANG KAMU KATAKAN KEPADA RENJUN??!”

Shin Ryujin menarik ujung bibir untuk membentuk senyum miring.

“JANGAN TERSENYUM!”

Ryujin mendorong tubuhku. Lalu, “Karma.”

“Apa?”

“Ini karmamu yang belum kamu dapatkan, Park Saeron.” Ryujin melepaskan tanganku dari kerah bajunya, kemudian dia memojokanku ke pinggir kolam renang. Dia tidak pernah gentar dengan teriakanku. Dia menambahkan, “Kamu menyakiti Bianglala di masa lalu, dan sekarang menjadi sahabatnya. Kamu pikir, dosamu sudah dilupakan? Tidak! Ini bayaran untukmu. Karma ini menyerangmu sekarang, di saat kamu pikir hidupmu sudah tenang.”

“Aku tidak pernah merasa hidupku tenang, sejak tinggal di rumah ini!”

“Kalau begitu, keluar!”

Aku mengatur helaan napasku yang dipenuhi dengan amarah. Lalu, aku memegang kepalaku sendiri yang mulai pening. Kejadian di sekolah tadi membuatku hampir gila. Aku ketahuan menyimpan pisau lipat oleh Renjun Huang. Dan juga, Bianglala yang membenciku dan tidak mau mendengar penjelasan apa pun dariku.

Padahal, aku tidak berniat menyakiti dia lagi. Maksudku, aku benar-benar ingin bersikap baik padanya… Oh, kecuali teror itu! Ya, aku yang mengirimkan pesan-pesan itu hanya untuk menakutinya saja. Namun, aku tidak berniat menyakiti fisiknya.

“Apa kamu mengenal Gracie?” tanyaku.

Ryujin mengangkat sebelah alis. “Si pembaca tarot, Gracie Hwang?”

“Bagaimana kamu mengenalnya?”

“Dia datang padaku, kemudian memberikan beberapa kartu tarot. Katanya, aku akan menjadi perempuan paling bahagia di masa depan. Katanya, aku akan dipenuhi kemewahan. Dan yang lebih menarik, kamu tidak ada di sana. Kamu hilang, Park Saeron.”

Aku membulatkan mata dengan titik-titik air mata berjatuhan. “Jangan percaya pada gadis itu. Dia pembohong! Dia manusia jahat!”

“Bukannya kamu yang jahat di sini?” Ryujin tersenyum sarkas. “Oh iya, aku juga.”

“Kuperingatkan, jangan berhubungan dengan Gracie Hwang. Dia aneh.”

“Memang aneh.” Ryujin meraih segelas jus jeruk yang ada di atas meja. Dia baru saja berenang tadi, dan kini hanya memakai baju lengan pendek berkerah dengan celana pendek di atas paha. Rambutnya basah. Dia menambahkan, “Dia tiba-tiba datang kepadaku, kemudian dia memberiku kartu tarot. Tapi… aku seperti pernah melihat perempuan itu.”

“Dia ada di sekolah.”

“Apa?”

Aku menghela napas, lalu, “Yeji Hwang, namanya.”

Shin Ryujin berpikir sejenak, kemudian, “Aku sudah tidak peduli dengan gadis itu.”

“Jangan berhubungan dengannya. Kalau kamu memiliki ikatan dengannya, itu artinya kamu adalah devil, “ ucapku.

#2 PLAYGROUND (HWANG HYUNJIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang