enam: bitt(rap)er [b]

971 222 94
                                    

tell me, if you still adore kim seungmin after read this story. :)

🦋🦋


Kim Seungmin hanya bisa memandangi langkah terburu-buru Leo tanpa mendengar satu pun penjelasan. Dia ingin tahu apa yang terjadi, namun lelaki itu memang selalu saja lari cepat sekali jika sudah berkaitan dengan Isabella. Lalu, dia pun meneguk wine di gelasnya dan menatap kehadiran salah satu staf milik istrinya, Shin Ryujin.

“Ada apa?” tanyanya, malas.

Staf itu mendekatkan wajah, lalu berbisik, “Ada masalah, Tuan. Kamar hotel Tuan dan Nyonya dimasuki oleh beberapa penyusup dan Nyonya sangat marah sekarang.”

“Apa yang terjadi padanya?”

“Nyonya Ryujin menangis dengan penuh amarah, sambil membanting barang-barang di kamar. Sepertinya, ada sesuatu yang hilang.”

Seumgmin menarik senyum miring beberapa mili. Tentu, dia tidak akan menunjukan kalau dia bahagia saat ini.

Dengan helaan napas, dia bangun dari sofa dan melangkah pergi meninggalkan rooftop Hotel WIN yang sudah didesain sangat megah dan meraih. Sebelum dia memasuki lift untuk menuju kamar hotelnya, dia mengatakan kepada staf tersebut, “Suruh semua tamu untuk pulang. Bersihkan rooftop ini dan hubungi CEO Winwin.”

“CEO Winwin sedang bersama adiknya, Tuan.”

Seungmin tersenyum. “Aku tahu, tapi… dia pasti akan mencariku nanti.”

Kim Seungmin menekan tombol untuk turun dari rooftop. Selama berada di dalam lift, dia merogoh saku jasnya untuk mengambil ponsel dan mengetik sesuatu di sana. Dia mengirimkan pesan ke Renjun Huang.

Kuharap, Renjun berhasil memutus ikatan kakaknya dengan Shin Company.

Lift berdenting, sehingga Kim Seungmin segera keluar dari sana. Dia mengatur raut wajahnya sebelum memasuki kamar hotel di mana dia dan istrinya menginap. Tangannya yang berkeringat, dia usapkan ke saku jas terlebih dahulu. Lalu, dia melangkah terburu-buru ke dalam kamar.

Benar, rupanya Shin Ryujin sangat kacau sekarang. Kamar hotel yang semula ditata rapi, kini seperti kapal pecah. Dia meraih bahu istrinya dan mendekapnya. Tangis Ryujin pecah ketika dia merasakan kehangatan dari tubuh suaminya.

“Apa yang harus kukatakan pada Ayah?” tanya Ryujin, sambil menangis. Tubuhnya bergetar hebat, mungkin karena dia mengeluarkan amarahnya dengan sangat kuat. Bahkan, hiasan di kamar hotel ini juga sudah hancur karena ulah Shin Ryujin. “Ayah sedang sakit, dan aku membuatnya kecewa… Aku kehilangan kalung itu.”

“Kalung apa?”

“Kalungku yang selalu kubawa ke mana-mana.”

Seungmin melempar tanya dengan ketenangan, “Aku kan tidak tahu apa berharganya kalung itu. Memangnya ada apa di kalung itu, Sayang?”

Ryujin menempelkan kepalanya di dada Seungmin dan, “Kalung itu adalah kalung yang berharga untuk keluargaku. Hidup kami ada di sana.”

Seungmin mengusap-usap rambut Ryujin dengan lembut, padahal hatinya bersorak sekarang. Rasanya seperti ada ribuan kembang api yang meledak-ledak dengan indahnya di atas kepala Seungmin. Dia mengecup kening Shin Ryujin, lalu melepaskan perempuan itu.

Mata mereka saling bertemu dan Seungmin berkata lirih, “Ada yang ingin bertemu denganmu, Sayang.”

Shin Ryujin mengerutkan kening. “Siapa…?” tanyanya, tak bisa menebak apa pun ketika kepalanya sudah lebih dari kacau sekarang.

#2 PLAYGROUND (HWANG HYUNJIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang