tiga: l(i)e [c]

1.5K 282 75
                                    

SOUND ON!

[NEXT]

LIES = ALL

🦋🦋

Seoul, 12.36 pm.

“Apa maksudnya ini?!”

Renjun melempar undangan pernikahan ke lantai, tepat di depan staf kantornya yang sedang berlutut karena ketakutan. Emosi telah menguasai Huang Renjun ketika dia membaca undangan pernikahan dengan nama Isabella—Oh, dia mengenalnya dengan nama Bianglala.

“Jeno akan benar-benar menikahinya?!”

Staf kantornya yang tengah berlutut itu mengangguk pelan. “Infonya sudah beredar luas, Pak. Saya juga mendengar kalau Pak Winwin akan datang.”

“Maksud kamu, Kakak saya sudah tahu tentang ini?”

“Iya.”

Renjun menggertakan giginya, kemudian dia menyuruh staf itu keluar. Dengan api yang mulai membakar kewarasannya, dia mengambil posisi duduk di sofa. Matanya menatap langit-langit ruang kerja. Sialan! Dia bahkan tidak punya kesempatan bertemu Isabella.

“Kurasa, aku harus menghancurkan pernikahan itu.”

Huang Renjun merogoh saku jas biru yang dipakainya untuk bekerja hari ini, lalu dia mengeluarkan ponsel dari dalam sana dan menekan beberapa tombol. Tak lama kemudian, dia menempelkan ponsel ke telinga sambil menunggu seseorang di ujung sana menerima.

Tak lama, sambungan diterima. “Halo, Mark?”

Mark Lee, anak buahnya yang berada di Amerika. “Yes, Sir?

“Lupakan soal pendistribusian narkoba yang diperintahkan oleh Kakak saya. Minggu depan, kosongkan jadwalmu. Saya punya tugas lain untukmu yang lebih mendesak,” jelas Renjun. Dia mengembuskan napas dan menyandarkan punggung ke sofa, lalu melanjutkan, “Isabella Tuan, cari informasi apa pun tentangnya. Apa pun. Saya juga mau tahu soal siapa saja orang-orang yang dia temui selama di Los Angeles. Kalau ada nama Hwang di daftar orang-orang yang ditemuinya, maka laporkan ke saya.”

Mark berdeham, lalu, “Apakah ada masalah, Pak?

“Masalah perasaan,” jawabnya, dengan intonasi rendah dan terdengar ketus. “Kamu jalankan saja perintah saya, tidak usah banyak tanya.”

Baik, Pak.

Huang Renjun segera memutus sambungan telepon dan meletakan ponselnya di atas meja. Lalu, dia menatap lurus ke depan. Ruang kerjanya sangat tertutup. Hanya ada jendela kecil untuk masuknya cahaya matahari. Dengan embusan napas panjang, dia memejam.

“Aku yakin, Hwang Hyunjin juga tidak akan membiarkan pernikahan ini terjadi.”

Ingatannya melayang ke kejadian di masa lalu, di mana dia dan keluarganya memiliki kehidupan yang normal. Perusahaan keluarganya mendapat sponsor dari Keluarga Hwang, tapi lama-lama, orang tuanya mulai bermain curang dan tidak menghargai bantuan Hwang.

Renjun tahu, orang tuanya melakukan kesalahan dan pantas mendapatkan hukuman, namun dia tetap tidak terima karena menurutnya hukuman yang diberikan Hwang tidak manusiawi. Dia dan keluarganya dikirim ke Kanada setelah dibuat bangkrut, kemudian dia ditugaskan untuk menjaga Suzy Hwang yang mentalnya terguncang.

#2 PLAYGROUND (HWANG HYUNJIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang