empat: surpris(on)e [d]

1.2K 256 55
                                    

Los Angeles, April 2019

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Los Angeles, April 2019.

Bab ini berisi sedikit 'rahasia' saja. Pertemuan diam-diam antara...

🦋🦋

Hotel WIN di Los Angeles, 20.40 pm.

Suzy Hwang menyesap teh lemon dengan asap mengepul di hadapannya. Sesekali, dia melirik perempuan anggun dengan sorot wajah cemas sambil menatap layar ponselnya. Lalu, dia meletakan cangkir tehnya dan bertanya, “Apa ada sesuatu terjadi di Seoul?”

Perempuan dengan rambut digelung itu tersenyum canggung, lalu mematikan ponsel dan meletakannya di atas meja. Dia meraih cangkir tehnya sendiri, lalu menyesapnya pelan. “Aku membaca berita di laman CITYLIGHT, bahwa suamiku membuat pertemuan dengan para petinggi perusahaan.”

“Lalu?”

“Dia berniat menjual beberapa aset.”

Suzy mengangkat sebelah alis. “Kenapa?”

“Aku meminta penjelasan Seungmin, dan dia bilang kalau ini adalah salah satu cara untuk menarik simpati publik. Dia menjual saham, sebagai biaya kampanyenya nanti. Lalu, dia juga akan menggunakan uang penjualan saham untuk didonasikan ke UNICEF.”

“Itu bagus, kan?”

Shin Ryujin mengangguk. “Namun, dia tidak perlu menjualnya. Keluarga Shin punya banyak uang untuk membiayai kampanye itu. Orang tuaku juga akan memberinya uang. Lalu, dia membuat keputusan sepihak seperti ini sampai ayahku jatuh sakit. Gula darahnya semakin memburuk saja.”

Suzy tersenyum miring. “Aku mau membeli saham itu.”

Ryujin meletakan cangkirnya, lalu, “Apa?”

“Kalau Seungmin menjualnya, berikan saham itu padaku. Aku punya penawaran yang baik untukmu.”

Ryujin tak mengerti. “Apa maksudmu?”

Suzy menghela napas, kemudian memperbaiki posisi duduknya. Saat ini, mereka ada di kamar 107 milik Suzy. Sementara itu, Ryujin menginap di kamar 118.

Suzy memang sengaja mengundang istri Kim Seungmin untuk diajak bekerja sama. Dia sudah lama mengincar Shin Ryujin dan keluarganya. Setelah dia disembuhkan oleh Keluarga Huang, dia punya rencananya sendiri yang tergambar dengan apik di atas kepala.

“Bayangkan berapa banyak manusia palsu di luar sana yang ingin menyerang Shin.”

“Lalu?” Ryujin masih belum mengerti. “Aku tahu, kami punya musuh. Apalagi, Ayah dan pamanku yang melenyapkan banyak orang. Namun, kalau ada yang macam-macam, aku yakin kami bisa menghadapinya sendirian. Kamu tidak perlu ikut campur, Nyonya Hwang.”

Suzy sedang bermain peran. Dengan sorot angkuh, dia tak gentar dan bicara, “Oh, kamu salah. Aku bukannya ingin ikut campur, tapi aku ingin mengabdi.”

#2 PLAYGROUND (HWANG HYUNJIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang