empat: surpris(on)e [e]

1.3K 269 93
                                    

break up with your boyfriend, 'cause i'm bored. (uhm, no. 'cause i fall for you) Leo, Tuan Lee.

🦋🦋

Langit Los Angeles tidak pernah redup. Bukan, bukan karena banyak bintang, namun karena sorot-sorot lampu yang begitu terang dari gedung-gedung pencakar langit yang mengelilingi Los Angeles.

Dia menghela napas sambil berjalan ke arah mobil hitam tipe SUV mengkilat miliknya yang ada di parkiran apartemen. Langkahnya begitu pelan, karena isi otak sedang berantakan. Dia tahu sejak awal, bahwa cinta memang memiliki dua sisi yang berbeda—senang dan sakit. Dan juga, Leo pun sudah tahu mana yang akan didapatkannya.

Sakit.

Leo merogoh saku celana untuk mengambil kunci mobil, matanya kosong sekali, dia menerawang ke dimensi lain sampai tak sadar menjatuhkan kuncinya ke bawah mobil.

“Sial,” ucapnya, sambil menendang ban mobil lumayan keras. Lalu, dia bersandar di samping mobilnya sembari memejamkan mata.

Bayangan tentang bagaimana Isabella datang seolah akan menjadi penyelamat, namun perempuan itu nyatanya pergi juga.

“Kenapa tadi aku menyuruhnya pergi?” tanyanya, pada diri sendiri. Dia meraba-raba setiap saku pakaiannya untuk menemukan di mana ponselnya karena tadi dia lupa meletakan benda berbentuk persegi panjang tersebut. Setelah merogoh saku jas yang ada di dalam, dia bisa menemukan benda itu. Dia membuka bagian kontak, mencari nama perempuan itu, tapi dia berhenti sejenak. “Apa dia akan pulang kalau aku memintanya pulang?”

Leo memasukan kembali ponselnya dan tertawa miris.

“Apa yang kamu tertawakan?”

Suara itu.

Kepala Leo langsung menoleh ke sumber suara, dengan kondisi terkejut. “Hwang Hyunjin?”

Lelaki yang bersuara tadi mempersempit jarak di antara mereka dengan berjalan lebih dekat. Satu langkah demi satu langkah, tanpa memutus pertemuan mata di antara mereka. Dia tampak jelas mengepalkan tangan dengan rahang mengeras, menahan amarah yang mungkin akan dia keluarkan malam ini.

“Teruntuk Lee Jeno, temanku!” ucapnya, kemudian menjatuhkan satu pukulan keras di rahang kanan Leo. Lalu, Hyunjin kembali meninju hidung lelaki itu sampai meninggalkan warna ungu. Tak lupa, dia memegang kerah kemeja Leo kemudian mendorongnya ke salah satu sudut parkiran yang tidak terdeteksi CCTV dan lebih gelap.

Leo berusaha melawan. Dia juga mencengkram kerah kaus panjang yang dipakai oleh Hwang Hyunjin, kemudian terjadi adegan saling mendorong ke tembok antara dua lelaki gila ini. Leo yang wajahnya sudah tercetak warna ungu, sementara Hyunjin masih bersinar tanpa luka sedikitpun.

“Kau gila?!” teriak Leo, menendang satu kaki Hyunjin sampai lelaki itu tersungkur ke lantai parkiran yang lembab dan dingin. Setelah itu, dia mengangkat tubuh Hyunjin kemudian dia lempar ke salah satu mobil yang terparkir di sana. Dia pun menjatuhkan pukulan di wajah Hwang Hyunjin sampai ujung bibirnya mengeluarkan darah. Leo berdecih, lalu, “Kenapa kau ada di sini? Lalu, siapa yang menjaga Isabella? Kau meninggalkannya? Aku meminta dia untuk datang ke tempatmu, Bajingan!”

Hwang Hyunjin tertawa sarkas. Dia mengusap darah di ujung bibirnya, lalu, “Apa kau tahu aku dari mana? Aku dipanggil oleh Pieter, dan kami bertemu di sebuah bar. Ada Joshua dan Yohanes juga di sana… Apa kau tahu apa yang kami bicarakan? Kau pengkhianat!”

“Aku bukan pengkhianat!”

Leo melepas jasnya dan melemparnya ke sembarang arah, lalu dia kembali memukul wajah tampan Hyunjin dengan kepalan tangan. Ada tiga pukulan yang dia jatuhkan karena dia sangat marah, sampai membuat wajah tampan Hwang Hyunjin meninggalkan bekas darah di berbagai area—ujung bibir, pelipis, hidung, dan dibawah mata.

#2 PLAYGROUND (HWANG HYUNJIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang