empat: surpris(on)e [g]

1.4K 262 48
                                    

kemarin saya buat plot di buku catatan, dan saya sakit kepala. hehehe. semoga kepala kalian baik-baik saja, setelah baca cerita saya.

🦋🦋

Hotel WIN di Los Angeles, 01.20 am.

Ini sudah lewat tengah malam, namun Los Angeles belum juga tertidur. Ya, memang tak akan pernah tidur. Lampu menyala terang dari gedung-gedung pencakar langit, dan suara mobil yang masih memenuhi jalanan.

Suzy Hwang pun belum terlelap. Dia masih menatap keluar kaca dari kamar hotelnya. Tangannya terlipat di depan dada, namun matanya menerawang jauh sekali. Angin malam ini terasa lebih dingin dari biasanya, ketika dia merindukan seseorang yang sudah tiada.

Suzy Hwang masih ingat, bagaimana dia bertemu Jinyoung untuk pertama kali.

Hari itu, adalah pesta perayaan karena ayahnya ditunjuk sebagai salah satu presiden terbaik yang pernah ada di Korea Selatan. Keluarga Jinyoung yang merupakan pasangan profesor juga hadir ke pesta tersebut, karena mereka akan mendapatkan promosi sebagai menteri. Lalu, Suzy menatap dua laki-laki yang sama tampannya, namun hanya satu di antara mereka yang bisa membuat hatinya berdebar sampai tidak bisa tidur.

Jinyoung, batinnya.

Di antara dua laki-laki itu, Suzy hanya punya satu target. Dengan balutan gaun warna hitam dan kalung mutiara di leher, dia mencoba mendekati salah satu dari mereka. Dia cukup dingin pada awalnya, tapi Suzy tidak lelah untuk mencoba. Meksipun pada akhirnya, dia jadi khawatir setelah mengetahui kalau mereka punya marga yang sama; Hwang. Pada zaman itu, dua orang yang punya marga sama dilarang untuk menikah.

Suzy Hwang kira, kisah cintanya akan berakhir tragis. Tapi, meskipun dia berhasil menikahi lelaki itu pun, dia tetap merasakan cintanya dibunuh nyata.

Nasibnya tetap tragis.

Pintu kamar hotelnya terbuka, lalu menampilkan sosok yang tidak asing. “Apa kamu menunggu informasi dariku?” tanya lelaki itu.

Suzy masih belum membalikan badan. Dia hanya menatap lurus ke gedung pencakar langit di depan sana. Lalu, dia mengangguk. “Katakan saja, apa yang kamu punya?”

Lelaki itu merupakan pemilik hotel WIN yang menjadi tempat Suzy menginap, namanya Winwin Huang, anak pertama dari Keluarga Huang yang menyelamatkan Suzy dari mansion Tim Hwang di Kanada. Karena itu, Suzy punya hutang budi terhadap keluarga Huang. Makanya dia harus membayar Keluarga Huang dengan materi.

Berkat kembalinya dia ke Korea, dan juga kesadarannya, dia bisa membuat orang tua Winwin dan Renjun mendapatkan kembali perusahaannya yang sempat dibekukan.

Entah, orang-orang kaya selalu punya cara untuk mendapatkan segalanya.

“Apa kamu sudah mendapatkan informasi tentang kebakaran di penjara?”

Winwin tersenyum miring. “Semua orang dalam yang terlibat tahu tentang kebakaran itu. Ini semua hanya tentang siapa yang punya kuasa dan uang banyak, Nyonya Suzy Hwang. Kalau kamu ingin mengungkap kebakaran itu, maka masuklah ke dalam rumah Shin.”

Suzy mengangguk. “Aku akan masuk ke dalam sana sebentar lagi. Tunggu saja.”

“Bagaimana dengan kesepakatan kita?”

“Tenang saja, aku juga akan membuka jalan untukmu sehingga kamu bisa menguasai aset-aset Shin. Tapi, lakukan pekerjaanmu dengan baik.” Suzy menarik senyum sinis ketika dia mendengar kabar bahwa adik Winwin Huang membuat ulah yang mencurigakan. Dia menambahkan, “Awasi adikmu.”

“Renjun Huang?” Winwin mengangkat sebelah alis, kemudian, “Apa yang terjadi?”

“Dia mengirim Mark untuk mencari informasi seseorang, kan?” tanya Suzy, walaupun dia sudah tahu alasannya.

#2 PLAYGROUND (HWANG HYUNJIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang