answer: devil always be the devil

984 216 13
                                    

death and devil.

kisah dengan awalan 'answer' memang dikhususkam untuk flashback atau cerita dibalik layar. sepertinya akan baaanyaaak part-nya.

🦋🦋

Latar Tempat: Seoul, Korea Selatan.
Latar Waktu: Tingkat tiga SMA, setelah aksi teror botol dengan darah kucing.
Latar Suasana: Benci dan amarah.

**

Kebencian dalam diriku meluap ketika menyadari tatapan Renjun kepada Bianglala lebih tulus dari yang kubayangkan. Lelaki ini menyukai Bianglala bukan sebagai teman saja. Renjun Huang menyukainya seperti perasaan laki-laki ke perempuan. Dan, itu menyakiti perasaanku. Padahal aku sudah bertekad untuk bersikap baik kepada Bianglala, dengan aku menjadi sahabatnya.

“Kenapa denganmu, Saeron?” tanya Bianglala, saat kami duduk berdua di kantin. Aku mengaduk-aduk jus jerukku dengan wajah sendu, jadi Bianglala pasti menyadarinya. Dia itu gadis yang manis dan peka dengan keadaan sekitar. “Apa ada masalah di rumah?”

Aku menggeleng. “Tidak ada,” jawabku, sembari memaksakan senyum.

Ini adalah tahun ketiga kami bersama. Aku menganggap Bianglala sebagai sahabat. Aku mencoba melupakan kesalahanku padanya saat masih SMP, tentang surat-surat teror itu. Dan juga, beruntungnya aku karena Bianglala terkena amnesia sehingga dia tidak ingat apa-apa.

Omong-omong, aku sudah berkencan dengan Renjun Huang. Bianglala yang membantu hubungan kami, namun dia sepertinya tidak tahu kalau hati Renjun bukan untukku. Tentu saja, aku ingin marah padanya.

Renjun mengatakan sebuah pengakuan yang menyakitkan kemarin malam, setelah kami berdua selesai menonton film. Kukira, perasaanku terbalas dengan baik. Kenyataan itu sangat menyakitkan, ya? Aku seperti tidak ingin mengingat apa yang Renjun katakan tadi malam, bahwa dia menyukai Bianglala sejak lama. Dan, dia tidak pernah tulus denganku.

“Bagaimana hubunganmu dengan Hyunjin?” tanyaku, basa-basi.

Sekadar informasi, Bianglala juga sudah berkencan dengan lelaki tampan dari kelas sebelah. Aku tidak tahu apa yang terjadi sampai mereka bisa berkencan, namun Bianglala memang menyukainya sejak lama. Dan juga, Bianglala mengalami teror akhir-akhir sehingga Hyunjin ingin melindunginya.

Kalian tidak perlu menebaknya, karena memang aku pelaku yang telah meneror Bianglala. Sikap jahatku ini muncul lagi semenjak aku mencurigai sorot mata Renjun—pacarku—yang berbeda kepada Bianglala.

Aku jadi sangat marah, karena aku merasa Bianglala akan mengambil milikku. Aku mengirimkan pesan teror kepadanya dengan ponsel bekas yang kugunakan saat SMP. Beruntung karena ponselnya masih berfungsi baik. Aku juga menggunakan nama samaran.

Ini semua karena Renjun, jadi jangan salahkan aku kalau aku harus kembali menjadi devil di cerita ini.

Ingatanku kembali ke Kanada, perempuan bernama Gracie yang mengatakan padaku kalau aku akan kembali bertemu dengannya seandainya aku berbuat jahat. Apa dia berkata benar? Maksudku, aku bahkan tidak melihat perempuan itu sampai sekarang.

Aku melirik ke meja di depan sana, Hyunjin tengah duduk bersama teman-temannya. Namun, mata itu terus terarah ke Bianglala. Seperti busur panah, Hyunjin menjaga Bianglala walaupun dari jarak seperti ini. Ah, ini menyebalkan. Semua orang menjaga gadis ini, sementara aku hancur sendirian. Tanpa kasih sayang, tanpa cinta.

Tanganku menyentuh lengan Renjun yang sedang duduk di sebelahku. Dia menatapku dengan sorot mata ‘biasa’ itu. Ya, dia memang sudah menjelaskan padaku bahwa dia tidak memiliki perasaan apa-apa denganku. Selama kami berpacaran, aku ‘jatuh’ sendirian.

#2 PLAYGROUND (HWANG HYUNJIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang