dua belas: between li(e)fe and death [b]

453 88 40
                                    

kangen, nggak?

🦋🦋

Seoul,
09.00 am.

Isabella membuka matanya perlahan ketika sinar mentari masuk melalui celah jendela. Oh, bukan! Rupanya Hyunjin yang membuka pintu ke balkon dan membuat sinar mentari masuk ke kamar tidur. Apartemen Hyunjin memiliki balkon yang luas, yang disambungkan dengan kamar tidur yang tak kalah luas.

Ini sudah sebulan sejak insiden menyedihkan itu, di mana Bangchan dan Seungmin sama-sama dihukum mati. Bayangan menyeramkan itu membekas di dalam kepala Hyunjin. Lelaki bermarga Hwang itu berulang kali terserang mimpi buruk. Karena itu, Bella izin kepada suaminya untuk menjaga Hyunjin sebelum dia dilantik sebagai presiden.

Omong-omong, Julia tidak bohong. 92% masyarakat memang memilih Bella dan Renjun. Tentu saja, semua ini berjalan atas dukungan dari papa mertuanya, CEO Jaehyun. Saat ini, Jaehyun sedang berada di Los Angeles untuk mengurus perusahaan RB-Tech bersama Joshua Tuan dan Jisung Han. Sayangnya, Leanna menghilang tanpa kabar dan Bella kebingungan sampai sekarang. Dia berharap bahwa Leanna baik-baik saja, karena semua orang yang terlibat dengan permainan ini memang sedang was-was. Siapa yang tahu, kalau target selanjutnya adalah diri sendiri.

Bella mengusap matanya, kemudian meraih kemeja biru muda milik Hyunjin untuk menutupi tubuhnya. Kemejanya sedikit kedodoran, tapi hanya mampu membalut sampai atas paha Isabella. Lalu, dia menyusul Hyunjin dan memeluknya dari belakang.

"Good morning, Big Baby," katanya, lembut.

Hyunjin tersenyum tipis, mengusap tangan Bella yang melingkar di perutnya. Lalu, dia membalikkan badan dan mencium kening Isabella cukup lama.

"Are you okay...?" tanya Bella dengan sorot netra sendu.

Hyunjin mengangguk. "Hanya merindukan Hyung."

Bella memeluk Hyunjin erat dan mengecup bibirnya. "It's okay, I'm here."

"I'm glad, I have you," balas Hyunjin, kemudian menggandeng Isabella masuk. Dia mendudukan Bella di kursi ruang tamu, kemudian menyalakan televisi. Lalu, dia bergabung dengan duduk di sebelah Isabella. Dia menambahkan, "Aku harus pergi ke Havana besok. Kondisi Yeji tak lebih baik. Younghoon bilang, Yeji masih suka bermimpi buruk tiap malam. Kurasa... akan lebih baik kalau aku menjaganya di sana. Bagaimana menurutmu?"

Bella manggut-manggut kecil. "Yeji pasti masih terpukul. Jaga dia, dan jangan hiraukan aku... Aku punya Jeno. Semuanya akan baik-baik saja."

Hyunjin mengecup kening Bella sekali lagi. "Ya, kurasa aku harus merelakanmu dijaga oleh Jeno sekarang. Tidak ada pilihan lain, La."

"I'm fine, asalkan kamu juga baik-baik saja. Jangan takut, aku akan selalu menunggumu kembali di Seoul."

Hyunjin senang.

Dia senang karena melewati masa-masa sulit bersama Bella. Perempuan ini tidak meninggalkannya. Perempuan ini masih memilihnya. Namun, dia juga tahu, bahwa Bella milik Jeno secara sah dan hukum.

"La."

"Hm?"

"Jeno akan menjagamu, kan?"

Bella tersenyum. "Dia sudah melakukannya hampir sepuluh tahun, Jin. Dan, aku baik-baik saja bersamanya. Jangan khawatir, oke?"

Hyunjin mengangguk lemah. Dia percaya pada Jeno, hanya saja ada yang aneh dari getak-gerik lelaki itu. Entah apa, namun anehnya penglihatan Yeji tidak dapat menembus isi pikiran Jeno. Mungkin juga karena Yeji dalam suasana hati yang tidak normal, jadi kemampuan spesialnya ikut terpengaruh.

#2 PLAYGROUND (HWANG HYUNJIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang