tiga: l(i)e [a]

1.6K 310 137
                                    

B A B – T I G A: L(I)E

🦋🦋

Isabella tidak bisa menenangkan debar jantungnya. Dia baru saja mendengar sebuah kebenaran yang tidak pernah dia sangka sebelumnya. Dengan ekspresi heran, dia memegang kedua telapak tangan Pieter Han. Sorot mata keterkejutan juga tercetak dengan jelas di kedua bola matanya.

Are you serious…?” tanyanya.

Pieter mengangguk. “Kekasihmu bernama Hwang Hyunjin, bukan Leo atau Lee Jeno. Kalian hanya punya ikatan bisnis saja, tidak lebih. Dan, aku melihat kekasihmu hari ini.”

“Di mana…?” tanya Isabella. Suaranya bergetar.

“Luar kantor RB-Tech.”

Kepala Bella terbang ke dimensi lain. Dia memikirkan segala macam kemungkinan. Ilusi-ilusi yang selama ini membawanya ke tempat asing, mimpi-mimpi yang mengusik tiap malam, serta air mata yang selalu jatuh ketika mendengar deburan ombak. Semua hal itu pasti terjadi karena memiliki alasan.

“Apa aku bisa minta bantuanmu, Piet?”

“Apa?”

“Tolong cari tahu informasi tentang Hwang Hyunjin, atau siapa pun namanya,” ucap Isabella. Dia menatap sahabatnya dengan sungguh-sungguh. “Aku rasa, Hwang sengaja ingin aku mencaritahu tentangnya. Dia… muncul di depanku.”

Pieter Han membuka matanya lebar. “Apa?!”

“Hwang, atau siapa pun itu, dia menampakan dirinya di depanku tadi pagi, dan juga siang tadi. Dia mengantar barang dan menyamar sebagai kurir, lalu menjadi pelayan restoran. Kurasa, dia akan terus muncul untuk membuatku penasaran.”

Pieter manggut-manggut. “Dia pasti ingin kamu mengingat tentangnya.”

“Mm."

“Kalau begitu, aku akan mencari informasi tentangnya. Bahkan, aku siap apabila aku harus lari keliling Los Angeles untuk mencarinya.”

Isabella tertawa renyah. “Jangan mengada-ada. Kita tidak perlu mencarinya, dia pasti akan menunjukan wajahnya dengan jelas suatu saat nanti. Mungkin, hal pertama yang harus aku lakukan adalah mengingat tentang dia.”

Pieter mengangguk, kemudian mengusap bahu Isabella yang terbuka. Perempuan ini memakai gaun mewah yang bagian bahunya terbuka, lalu sepasang sepatu kaca membalut kedua kakinya.

“Kamu mau pergi?”

Isabella mengangguk. “Leo mengajakku makan malam.”

“Leo? Dalam rangka apa? Dia mau membahas pernikahan kalian?”

“Entahlah,” sahut Bella, sembari mengangkat kedua bahunya.

Setelah Isabella menjawab, terdengar bunyi pintu apartemen terbuka. Tak lama, orang itu melangkah masuk sambil melepas kancing jas yang dipakainya. Rambutnya berantakan.

“Oh? Sejak kapan kamu ada di sini, Piet?”

Pieter menjawab dengan malas, “Baru saja.”

“Apa ada masalah?” tanya Leo sambil meletakan jas yang sudah dia lepas di atas sofa. Lalu, dia duduk di sebelah Bella dan mengamati dari kaki sampai kepala. “Overload beauty.”

Pieter Han hampir saja tersedak ketika mendengarnya. Sadar akan situasi yang tidak tepat, dia segera pamit undur diri dari apartemen tersebut. Namun, setelah keluar dari sana, dia sempat mengirimkan pesan ke ponsel sahabatnya, Isabella: Hati-hati dengan Lee Jeno. Jangan bicara apa pun tentang Hwang di depannya.

#2 PLAYGROUND (HWANG HYUNJIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang