#2 PLAYGROUND (HWANG HYUNJIN)

tiga: l(i)e [b]

[NEXT]

KIM SEUNGMIN'S LIES

🦋🦋

Seoul, 17.52 pm.
Latar waktu sebelum surat kabar CITYLIGHT diretas.

Kim Seungmin memijat pelipisnya, sambil mengoreksi kembali berkas-berkas di atas meja kerja. Pemandangan Kota Seoul di malam hari tampak jelas dari apartemennya yang berada di lantai teratas gedung apartemen CRYSTAL CROWN, yang hanya berjarak sekitar 16 menit saja dari komplek perumahan CRYSTAL CROWN—tempat tinggal mertuanya.

Dia menikahi Shin Ryujin, cucu kesayangan Keluarga Shin. Dengan gelarnya sebagai suami, dia memiliki akses sepenuhnya dengan segala kekayaan yang dimiliki Shin. Ayahnya yang sempat di penjara karena kasus korupsi, kini sudah kembali ke rumah dan menikmati hari tua dengan bahagia karena Seungmin mendapat 40 persen saham Shin Company.

Kalau kata Ryujin, saham itu adalah hadiah pernikahan. Seungmin menyukai semua yang telah dia miliki, namun tetap ada satu luka yang tidak akan pernah sembuh.

“Halo?” Seungmin menempelkan ponsel ke dekat telinga, lalu bangkit dari kursi. Dia berjalan menuju jendela besar di ruang kerjanya yang menunjukan lampu kelap-kelip Seoul. Lalu, dia mendengarkan ucapan orang di seberang sana dan mendesah. “Cari lagi, sampai dia ketemu. Saya yakin, lokasinya tidak jauh. Cari ke mana pun. Cek semua negara yang ada di dunia. Kalau tidak bisa menemukan nama ‘Tzuyu’, maka cari pakai nama yang lain.”

Frustasi telah menjadi nama tengah Kim Seungmin. Tak terhitung berapa banyak air mata yang dia tahan selama ini. Kehilangan Choi Tzuyu tetap luka terbesar di dalam dirinya. Dan, luka itu kini semakin melebar ditambah dengan topeng penuh kebohongan.

Seungmin memang menikahi Shin Ryujin, namun hatinya tidak bisa berdusta. Selama sembilan tahun, dia mencari keberadaan Tzuyu. Tidak apa-apa kalau ingatan gadis itu telah terhapus, namun dia mau bertemu dengannya. Semuanya bisa dimulai dari awal, dari angka nol. Dia rela melakukannya, asalkan gadis itu bisa ditemukan.

Dengan kekuasaan yang diberikan Shin, dia memanfaatkannya untuk kepentingan diri sendiri. Seungmin menyewa seorang detektif andal. Diam-diam, di belakang istrinya, dia mencari keberadaan Tzuyu. Orang tuanya sudah bebas. Ayah sudah keluar dari penjara, dan ibunya mulai tenang setelah bertahun-tahun mengikuti terapi karena kematian Nayeon. Ibu telah merelakan kematian kakak perempuannya.

Setelah semua badai di keluarganya telah surut, tapi lukanya sendiri belum bisa terobati.

Ada manusia yang menyakiti diri sendiri demi kebahagiaan orang lain. Orang-orang biasa menyebutnya sebagai ‘pengorbanan’. Kim Seungmin menjual kebahagiaan dalam dirinya dan memilih melibatkan diri dengan Keluarga Shin. Pelan-pelan, dia menjadi musuh dalam selimut. Karena yang dia inginkan hanya ‘jalan’ untuk menjemput Tzuyu pulang.

Tzuyu, kamu di mana?

Seungmin menjauhkan ponsel dari telinga setelah detektif yang dia sewa memberikan informasi bahwa keberadaan Tzuyu samar-samar mulai terendus. Gadis itu rupanya pergi ke sebuah negara yang jarang diketahui orang. Bukan Eropa, bukan Inggris, melainkan Kuba.

“Kuba…?”

Dia menggenggam ponselnya erat, sambil menahan perih. Oh, dia sangat merindukan Tzuyu. Dia ingin melindungi gadis itu dari apa pun, bahkan dari Shin sekali pun.

Senyuman miring tercetak di wajah tampan Seungmin, ketika dia mengingat kembali kejadian hari itu. Tanpa sengaja, dia mendengar sebuah rahasia yang semestinya tidak dia dengar.

Kehancuran hatinya hari itu membuatnya hampir saja kehilangan kendali. Untungnya, dia bisa bersikap tenang sampai hari ini. Seungmin masih memakai topengnya dengan baik.