Kemarahan Bella

2.5K 212 171
                                    

"Orang hanya bisa berhipotesis, karena yang paling tau diri kita adalah diri kita sendiri"

Aku dan Ken duduk di taman fakultas, Setelah kelas selesai aku langsung mengajak Ken untuk bicara dan meminta Ken untuk menjelaskan permasalahan yang telah terjadi.

"Ken, lo jelasin sekarang apa maksud dari semua itu?" Ucapku to the point.

"Lo tau kan kalo kak Mahesa sama kak Kinan putus?"

"Iya terus?"

"Gosipnya itu mereka putus karena ada orang ketiga diantara mereka. Dan mereka mengira orang itu lo dan banyak foto-foto kedekatan lo sama kak Mahesa yang udah tersebar"

"Whattt!! Gue gaada hubungan apapun sama kak Mahesa. Kak Mahesa hanya nganggep gue adek ga lebih dari itu" Aku terpekik kaget dan menegaskan kalo aku dan kak Mahesa tidak hubungan apa-apa.

"Ok gue percaya sama lo. Gue tau lo suka sama kak Mahesa, gue yakin lo bukan orang yang seperti itu. Tapi mereka udah terlanjur berasumsi dan gosip itu udah nyebar keseluruh fakultas. Gue khawatir sama lo Sal. Lo liat sendirikan tadi anak-anak kelas udah benci banget sama lo. Jadi mulai sekarang lo mendingan jaga jarak dulu sama kak Mahesa"

"Tapi gimana Ken, lo tau sendiri kan... Kita itu anggota BEMF yang secara ga langsung gue tetep berhubungan langsung sama dia"

"Nama lo sekarang udah jelek dan ini semua gara-gara kak Mahesa. Dia harus ngertiin lo dong. Situasinya tu sekarang udah beda"

"Gue gatau harus ngapain!" Aku menghela nafas frustasi.

Drttttt

Belum selesai aku berbicara dengan Ken tiba-tiba saja aku mendapatkan panggilan telfon dari Bella. Aku sangat yakin kalo Bella udah denger gosip itu. Aku mengangkat telfon dan bener saja...

"Ha-"

Lo dimana Sal? Lo udah gaada kuliah lagi kan? Balik bareng gue..SEKARANG! Gue tunggu di parkiran.

Benar saja belum sempat aku menyelesaikan perkataanku dia udah nyerocos marah-marah dan matiin panggilannya.

"Gawat Ken, Bella kayaknya udah tau masalah ini, dia pasti marah besar" Ujarku panik.

"Lo tenangin diri lo dulu, lo pelan-pelan ngomongin masalah ini ke dia. Yaaa siapa juga yang ga akan marah kalo sahabatnya sendiri jadi bahan omongan satu fakultas. Itu tandanya dia sayang sama lo Sal"

"Iya sihh. Gue bersyukur banget pas gue susah gue ga pernah sendiri karena selalu orang-orang terdekat gue yang selalu dukung dan nyemangatin gue"

"Gue udah jadi orang terdekat lo ga?"

Reflek aku menoyor kepala Ken "Bisa-bisanya lo yaaa"

"Hahahaha, lagian melow amatt sih"

"Yaudah ya gue duluan ya... Gue udah di tunggu Bella soalnya"

"Siap!"

"Jangan lupa lo bicara sama Rina"

"Ok, lo tenang aja masalah Rina gue yang ngurus"

Akupun meninggalkan Ken berjalan menuju ke parkiran.

Sesampai di parkiran aku langsung menuju mobil Bella dan kalian tau apa yang terjadi? Bella diam tak bersuara namun kulihat mukanya sudah menahan amarah.

Tanpa aba-aba Bella mengegas mobilnya hingga meninggalkan parkiran kampus.

Dalam perjalan suasana hening, tidak ada yang memulai pembicaraan. Aku melirik ke arah Bella dan ingin menanyakan akan dibawa kemana gerangan aku ini. Namun, aku urungkan karena ku lihat mukanya yang masih tak bersahabat.

Beberapa menit berlalu sampailah di pusat taman kota disinilah Bella menghentikan mobilya dan keluar tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Akupun mengikuti Bella dari belakang.

"Jelasin!" ucapnya dengan nada yang agak meninggi.

"Mampus gue kek orang ketauan selingkuh aja sama pacarnya dan mau diinterogasi" Batinku.

"Berita itu ga bener Bel" Ucapku.

"Lo tau bukan itu yang gue maksud Sal, gue tau lo cinta mati sama si bangsat Mahesa itu tapi gue tau lo ga mungkin ngelakuin hal serendah itu"
Ucap Bella menggebu-gebu dan aku hanya diam tertunduk.

"Gimana reaksi kak Mahesa?" Tanyanya dengan suara agak memelan.

"Gue gak tau di udah denger berita ini apa belum. Seharian gue gak ketemu dia sama sekali. Dia gak salah Bel, dia cuma nganggep gue adek kok ga lebih. Masalah hubungannya sama kak Kinan gue mau ngomongin itu ke dia" Jawabku.

"Lo tolol apa gimana sih?! " Bella mulai geram.

"Ga usah bantu-bantu ngomong apapun buat Mahesa bangsat itu. Itu cuma nyakitin lo Sal. Mulai sekarang lo jauhin Mahesa yang gatau diri itu!"

Aku ngerti Bella marah apa lagi ini masalah nama baik dan harga diri aku. Dari dulu Bella emang selalu dibarisan paling depan untuk ngebelain dan bahakan tidak segan buat main jambak-jambakan karena hanya seseorang nyindir aku.

Dia sudah menganggapkan aku seperti saudara sendiri dan akupun juga begitu karena siapa orang bodoh yang ga mau buat sahabatan sama Bella. Karena kalau Bella udah menganggap sahabat dia pasti akan selalu melakukan yang terbaik buat sahabatnya. Aku beruntung memiliki dia sebagai sahabat aku.

"Tapi Bel, lo tau sendiri kan kalo gue anggota BEMF d_"

"Udahlah lo gausah lagi pake alasan itu!" Belum sempat aku ngomong udah di potong sama Bella.

"Tapi Bel..."

"Gue ga mau denger lagi lo jalan sama kak Mahesa. Bentar lagi liburan semesterkan mendingan lo cari cowo deh! Heran gue cowok banyak naksir malah ditolak gara-gara orang ga jelas"

"Gimana lagi Bel, hatikan gabisa di paksa"

"Lo coba buka hati lo Sal, jangan hanya berharap pada seseorang yang jelas-jelas ga punya perasaan sama lo"

"Ok akan gue coba"

"Nah gitu dong... Itu baru sahabat gue" Ucapnya sambil tersenyum puas dan kamipun saling berpelukan.

SALSA'S STORIES (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang