Balikan

1.3K 71 21
                                    

"Kamu udah ga marah lagi sama aku?" Tanya kak Mahesa padaku membuat aku menggaruk tengkukku yang tidak gatal.

"Hmm" Jawabku singkat.

"Jadi kapan nih aku dikasih SIM lagi?"

"Ha?" Aku menatap kak Mahesa tak mengerti.

"Surat Ijin Memiliki Cha....Masa gitu doang ga ngerti" Kak Mahesa menamilkan wajah melasnya.

"Maaf aku sering buat kamu terluka, maaf jika aku sering buat kamu tersiksa, maaf jika aku sering buat kamu kecewa" Kak Mahesa meraih kedua tanganku dan menatapku lekat. Aku melihat sorot mata penuh penyesalan pada dirinya.

"Dalam sebuah hubungan tak selalu tentang bahagia, tapi tentang bagaimana kita membagi kisah suka maupun duka. Komunikasi merupakan salah satu hal yang penting dalam sebuah hubungan karena terkadang kita takkan pernah mengerti apa yang sebenarnya terjadi tanpa penjelasan" Ucapku pada kak Mahesa.

"Aksi mungkin lebih penting, tapi terkadang statement dibutuhkan sebagai afirmasi"

"Mari kita sama-sama mencoba untuk memperbaiki" Sambungku lagi.

"Jadi?" Tanya kak Mahesa.

"Apanya yang jadi?" Aku sengaja pura-pura tak mengerti.

"Tau ahh! Kesel aku sama kamu, untung cinta" Kak Mahesa sudah mulai bete.

"Rasain!! Emang enak gue kerjain ahhaha" Batinku.

"Iyaaaa" Jawabku akhirnya.

"Iya? Jadi kita balikan?" Tanya kak Mahesa antusias. Aku hanya mengangguk lalu kak Mahesa memelukku erat.

"Makasih" Bisiknya padaku.

"Khemm...." Suara derhaman seseorang membuat kita reflek melepaskan pelukan yang ternyata dia adalah Mama Marisa.

"Mama...Kok balik lagi?"

"Kamu ini Sa, mentang-mentang ada  Salsa sekarang Mama ga dibutuhin.." Mama kak Mahesa tersenyum padaku.

"Bukan gitu Ma..." Kak Mahesa kesal.

"Sudah-sudah mendingan kamu tidur sana...Istirahat, nanti siang kamu baru bisa pulang ke rumah. Mama mau sama nak Salsa aja" Aku menghampiri Mama Marisa dan duduk disebelahnya.

"Yah Mama aku kan aku juga pengen sama Acha!"
Oh my god, ekpsresi kak Mahesa saat ini sudah seperti bocah. Gemesin banget.

"Ih gantian dong Sa...Kamu kan udah semaleman sama Salsa. Lagian siapa suruh kamu ga pernah bawa Salsa ke rumah"

"Tau ah!"

"Ih kek bocah..."Ucapku sambil tertawa.

"Tau tuh, kok kamu mau si sama dia Sal. Mending ya Mama kenalin kamu sama anaknya temen Mama. Ganteng, dewasa pasti cocok deh sama kamu" Ternyata Mama boleh juga ngerjain kak Mahesa.

"MAMA!" Kak Mahesa langsung menghampiriku dan menarik lengan aku hingga secara spontan aku berdiri. Sedangkan Mama Marisa hanya tertawa puas.

"Bercanda Sa...Tapi kalo kalian udah putus Mama boleh dong kenalin Salsa ke anaknya teman Mama, Salsa kan anak Mama juga"

"Gaakan putus!"Jawab kak Mahesa kesal. Aku hanya menggeleng-geleng kepala melihat interaksi antara anak dan ibu ini.

"Nak Salsa kapan mau main ke rumah?"

"Kapan-kapan tante, kalo diperbolehkan" Jawabku sungkan.

"Kamu bebas mau dateng kapan aja ke rumah, Mama bakalan seneng ada yang nemenin. Ga kaya Mahesa tuh senengannya di Kampus terus. Tidur pun di Kampus. Jarang pulang, Kampus terus yang diurus" Gerutu Mama Marisa. Wajar saja jika kak Mahesa jarang pulang. Sebagai ketua BEMF banyak kesibukan yang harus diselesaikan, bahkan sampai tak bisa merasakan tidur. Apalagi selain itu ia juga masih punya kewajiban untuk belajar, ngerjain tugas dari dosen seperti anak kuliah lainnya.

"Mama kan tau sendiri Mahesa sibuk"

"Tau gitu dulu Mama ga ngijinin kamu buat nyalon jadi ketua! Awas aja ya kalo Salsa sampe mutusin kamu gara-gara kamu sering gaada waktu buat dia. Aku keluarin kamu dari kartu keluarga"

"Sebenernya anak Mama ini Mahesa apa Acha si..." Kak Mahesa sudah benar-benar dibuat kesal sama Mama. Aku hanya diam mendengarkan perdebatan mereka. Hal yang baru saja aku mengerti adalah kak Mahesa kalau dengan Mama Marisa manjanya luar biasa. Kelihatan banget seperti bocah. Tapi kalo sudah di Kampus kharismanya sebagai laki-laki tidak ada tandingannya.

===

Aku sekarang berada diruang kelas. Tepat 10 menit yang lalu kelas telah usai. Sekarang sudah jam 5 lewat 15 menit tapi aku, Ken dan Rina masih asik mengobrol. Sekalian aku membahas agenda terdekat BEMF sama Ken. Kebetulan agenda kali ini Ken ditunjuk sebagai ketua pelaksana.

"Oh iya Sal...Masalah recruitment kepanitian udah selesai?"

"Seleksi berkas udah si, tinggal wawancara aja"

"Ok sip"

"Kalian ga mau balik kah? Udah mulau gelap nih. Bosen gue dengerin kalian ngomongin itu terus dari tadi, kan gue jadi gaada temen ngomong" Rina terlihat bosan. Kasihan juga dia hanya dengerin aku sama Ken berbicara dari tadi.

"Oh yaudah yuk kita balik!" Putusku akhirnya.

"Balik bareng siapa Sal?" Tanya Ken.

"Paling sama ojol"

"Bareng kita aja, gue bawa mobil kok"
"Iya Sal mending bareng kita aja, biar Ken nanti anter lo dulu" Sambung Rina.

"Ok deh kalo gitu"

Kita beranjak meninggalkan kelas. Saat perjalanan ke parkiran aku melihat kak Mahesa berjalan ke arahku.

"Lah tu orang ngapain ada disini? Harusnya kan istirahat dulu di rumah" Batinku.

"Hi Cha...Ken, Rin" Kak Mahesa menyapa kami bertiga.

"Ngapain kak Mahesa disini? Harusnya kan kak Mahesa istirahat dulu di rumah" Tanyaku.

"Ada urusan" Jawabnya singkat.

"Gimana keadaan kak Mahesa? Maaf kemaren ga sempet jenguk"Ucap Rina.

"Baik-baik aja kok...Gapapa santai aja"

"Kalian mau balik kan? Biar gue aja yang anter Acha"

"Gaboleh, gue yang akan anter Salsa" Ken menarik lenganku membuat tubuhku mendekat kepadanya. Sepertinya Ken masih kesal dengan kak Mahesa pasalnya aku belum memberitahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Aku balik sama kak Mahesa aja Ken, lagian kasihan lo harus nganter gue sama Rina" Ken menatapku penuh tanda tanya.

"Nanti gue jelasin" Ucapku pelan pada Ken.

"Yaudah yuk Cha!" Ajak kak Mahesa.

Kami pun berjalan bersama menuju parkiran bersama menuju parkiran.

















Makasih buat yang setia nungguin cerita ini. Part ini aku bener-bener miskin ide banget, harus miker (Mikir keras) buat bisa update. Semoga kalian suka.

Jangan lupa vote dan komen ya karena itu sangat berharga banget buat keberlangsungan cerita ini😊

SALSA'S STORIES (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang