RAGU

1.1K 66 21
                                    

"Jika kau singgah hanya untuk pergi dan tak perduli, cukup sudahi! Karena hati ini lelah telah berulang kali tersakiti"

"Ini nih orangnya, dari mana aja selama liburan? gue chat, DM ga dibales, ditelpon ga aktif. Kayak ditelan bumi aja lo gaada kabar" Masuk-masuk kelas Ken nyerocos-nyerocos langsung duduk di sebelahku.

"Sorry  gue ada sedikit masalah di Bandung" 

"Sebenernya lo anggep gue temen lo ga sih? untung aja gue tanya Bella tentang keadaan lo. Lo gatau apa gue khawatir kalo lo tiba-tiba ngilang. Atau emang lo nganggep gue ga penting dan ga perlu tau urusan lo?" Gerutu Ken. Aku memang mendengar dari Bella kalo Ken ngehubungi aku. jadi aku menyuruh Bella untuk sampaikan kabarku pada Ken dan Rina.

"Bukan gitu Ken. Gue yakin lo ga akan berpikiran gue kayak gitu"

"Ok, karena Bella udah ngejelasin semua dan yang ini harus lo yang ngejelasin..." Ken menyodorkan HPnya padaku. Aku melihat sebuah news yang meyatakan bahwa kak Mahesa dan kak Kinan balikan. Kali ini berbeda, semua foto-foto kebersamaan mereka juga ikut diposting dan di berita itu juga tertulis bahwa kak Mahesa dan kak Kinan liburan bersama. Aku hanya bisa tersenyum kecut membaca berita itu.

"Apa yang perlu gue jelasin Ken, Lo tanya mereka aja kebenarannya" Ucapku malas.

"Maksud gue lo udah putus sama kak Mahesa?"

"Entahlah..." Aku membuang nafas panjang.

Aku sendiri tak tahu hubunganku dengan kak Mahesa saat ini. Semenjak aku di Bandung di tak pernah menghubungiku apalagi mencariku. Oh pernah sekali ketika aku diperjalanan ke Bandung dia miss call aku, setelah itu tak pernah lagi. Aku mau bilang hubungan ini masih berlanjut tapi keadaannya seperti ini. Mau bilang sudah putus juga tak ada kata putus darinya. Tinggal aku seorang diri yang masih bergelut dengan pertanyaan-pertanyaan itu. Jujur saja siapa yang tidak sakit disaat hubungan ini tanpa kejelasan tapi melihat dia berangkat atau bahkan liburan bareng sama mantan. Oh atau mungkin sudah bukan mantan lagi.

Aku cukup lelah dengan perasaan ini. Bertahun-tahun aku menyukainya, setelah pacaran aku pikir cintaku selama ini terbalaskan, aku pikir cintaku akan berakhir bahagia dengannya namun semua itu hanya anganku saja.

"Jadi si Mahesa selingkuh?" Ken tak memanggil kak Mahesa dengan sebutan kakak lagi.

"Udah-udah, udah ada dosen males gue bahas itu"

Seperti biasa hari pertama masuk kuliah kebanyakan hanya membahas mengenai kontrak belajar, meskipun ada yang lanjut ke materi.

Selesai kelas aku langsung membereskan buku dan alat tulisku. Rencananya aku langsung pulang.

"Bareng siapa Sal?" Ken bertanya padaku.

"Jo sih katanya mau jemput, tapi dia keknya masih kelas. Jadi gue nunggu dia di cafe seberang kampus"

"Oh yuadah gue sama Rina balik duluan ya" Ken dan Rina berpamitan padaku.

Aku pun beranjak meninggalkan kelas namun, aku melihat kak Mahesa berdiri di samping pintu kelas. Aku berjalan tak menoleh dan tak berniat untuk menyapa tapi tanganku keburu dicegat oleh kak Mahesa.

"Cha.....Aku mau ngomong" Tanpa aba-aba kak Mahesa menarikku ke sekre BEMF. Untung kondisi ruangannya sepi.

"Apaan si kak..." Aku melepas genggamannya yang menarik tanganku.

"Cha, lo selama ini kemana aja?" Wow pertanyaan yang harusnya aku yang nanya dan lagi tadi dia manggil "Lo"?

"Harusnya aku ga sih yang nanya kayak gitu?Kemana aja kakak selama ini? Kakak pikir aku gatau kalo kakak nemuin kak Kinan setelah kakak dari luar kota padahal kita aja jarang ketemu. Kakak pikir aku ga sakit waktu nunggu kabar dari kakak seharian tapi ketika kakak jawab telpon aku kakak sibuk bicara sama kak Kinan. Dan apa? Kakak yang bilang mau telpon balik tapi kenyataannya hanya aku yang dengan bodohnya menunggu. Sakit kak melihat kakak berangkat bareng kak Kinan sedangkan hubungan kita masih belum ada kejelasan" Aku mati-matian menahan air mataku agar tidak terjatuh. Kak Mahesa hanya mendengarkan aku kemudian menarik tanganku yang langsung aku lepaskan.

"Cha aku_"

"Aku pikir kita break dulu aja kak, kalo kak Mahesa masih punya rasa ke yang lain kasih tau aku. Biar aku bisa menyiapkan diri dan tak terlalu berharap"

"Maksud kamu apa Cha? Aku gamau kita break!"

"Kita dewasakan diri masing-masing dulu kak" Aku langsung meninggalkan kak Mahesa yang masih berdiri mematung.

Sampai di depan gerbang ternyata Jo sudah menunggu, oh iya aku lupa buka HP tadi. Langsung saja aku masuk mobil Jo.

"Sorry ga baca chat Jo"

"No problem" Jawab Jo dan langsung melajukan mobilnya.

"Gue mau langsung pulang ke rumah Jo"

"Okay"

Seperti biasa Jo tak bertanya, tapi aku yakin Jo cukup mengerti. Dia tak pernah memaksaku untuk bercerita tapi terkadang di bisa menenangkanku seakan tau segalanya.

Terkadang aku berfikir bahwa aku terlalu kejam padanya. Aku tahu tentang perasaannya padaku namun sayangnya rasa sayang dan nyamanku padanya hanya sebatas rasa sayang seorang sahabat. Terlepas semua itu aku masih sangat ingin bersahabat dengannya dan bergantung padanya. Apakah aku terlalu serakah?

Aku mengerti perasaannya. Tidak semudah itu melupakan, tidak semudah itu mengungkapkan dan tak segampang itu menganggap semuanya baik-baik saja. Hanya saja dia berusaha mati-matian agar aku tetap nyaman dan berteman. Aku tak sebodoh itu untuk tak menyadari hal itu.

Makasih
Next?

SALSA'S STORIES (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang