Yang jomblo sabar ya jangan merana wkkwkw.....
Happy Reading :)Tak terasa sudah 5 tahun berlalu semenjak dia melamarku di pantai waktu itu. Besoknya ia langsung datang kepada kedua orang tuaku bersama keluarganya untuk menyampaikan niat baiknya. Papa sempat menolak, sejak awal ia memang tak ingin aku terlalu cepat untuk mengikat hubungan yang serius. Namun, bukan Rezky Mahesa Pradipta namanya jika ia tak dapat meyakinkan Papa untuk menerima niatnya.
Hari itu, entah aku harus merasa bahagia atau sedih karenanya. Aku bahagia dia serius dengan hubungan yang telah kita jalani. Tapi aku juga sedih karena dia akan meninggalkanku cukup lama. LDR bagiku bukanlah perkara mudah, tentu begitu juga baginya. Namun, aku tak bisa menghalangi dia untuk meraih cita-citanya. Saat itu aku hanya berharap ada aku dimasa depannya, menemani ia sampai rambut memutih, dan hanya terpisahkan oleh maut.
Bersyukur kita bisa bertahan sampai sekarang. Walaupun selama 5 tahun kita LDR-an tidak melulu berjalan mulus tapi kita bisa menyelesaikan dengan dewasa.
Aku menatap pintu kedatangan UK-indonesia di Bandara Soekarno-Hatta. Pria yang sangat aku rindu itu sebentar lagi akan tiba. Pria yang berjanji takkan lagi pergi dan bersama untuk selamanya.
Aku dapat melihat seorang pria leluar dengan kaca mata hitam dan satu koper yang ia tarik di tangan kanannya. Pria itu melihat ke arahku dan aku menampilkan senyum lebar kepadanya. Hatiku bergemuruh ketika melihatnya melangkahkan kakinya begitu lebar sambil melepas kacamata hitamnya menuju ke arahku.
Ia langsung menubrukku dan memelukku erat, sangat erat. Ia menenggelamkan wajahnya di leherku dan aku pun membalas pelukannya.
"I miss u" Bisiknya padaku tanpa melepas pelukan.
"Miss u too" Aku semakin mengeratkan pelukanku begitu juga dengannya. Menyalurkan rasa rindu yang begitu dalam dan tak tertahan.
"Kak... "Aku mencoba melepaskan pelukanku. Ah aku tersadar ternyata banyak orang yang memperhatikan kita.
"Aku masih kangen" Dia malah semakin memelukku erat dan mencium bahuku berulang-berulang.
"Kak.... Diliatin orang"
"Apa peduliku!" Dia benar-benar tak mau melepasku dari dekapannya sedikitpun.
"Aku lapar" Dia melepaskan pelukannya dan menatap ku sambil menaikkan alisnya. Sebenarnya itu hanya alasanku saja supaya dia mau melepasku. Ia kemudian mengecup keningku lama dan menarik tanganku keluar dari bandara.
Kami menaiki taksi untuk menuju ke apartemenku. Setelah aku lulus S1 aku tak melanjutkan study ku karena Papa memaksaku untuk langsung membantunya di perusahaan. Setelah aku bekerja aku memilih untuk tinggal di apartemen dengan alasan aku ingin mandiri. Di rumah toh sama saja, Papa dan Mama sering keluar kota atau ke luar negeri untuk urusan bisnis jadi mereka jarang di rumah.
Kurang lebih satu jam aku dan dia sampai di apartemenku. Aku memencet password untuk membuka pintu dan mempersilakan ia masuk.
"Kakak mandi dulu gih... Aku masak dulu buat kita makan" Aku langsung berjalan menuju dapur. Dia bukan pertama kalinya datang ke apartemenku. Tepatnya satu tahun yang lalu ketika ia liburan dan pamit padaku ingin memperpanjang kerjanya selama setahun disana. Inginku menolak, tapi melihatnya sungguh ingin mengabdi di kampusnya dan membalas kebaikan dosen yang selalu membantunya membuat aku mau tak mau menurutinya. Selama kuliah ia menjadi asisten dosen disana jadi wajar saja ketika ia lulus dia dipercaya untuk menjadi dosen disana, di kampusnya itu.
Ketika aku sedang asik memotong wortel tiba-tiba saja ada tangan yang melingkar diperutku dari belakang . Siapa laki pelakunya kalau bukan kak Mahesa.
"Kak... Ih aku lagi motong wortel" Aku risih karena kak Mahesa yang memelukku dari belakang tak lupa dengan meletakkan kepalanya di bahuku.
"Kak!" Kak Mahesa malah mencium leher jenjangku bertubi-bertubi membuat aku tak konsentrasi.
"Lepas dulu kak!"
Astaga ucapanku tak dihiraukan sama sekali olehnya. Malah ia semakin nyaman menumpu kepalanya di bahuku.
"Awsshhh!" Jariku tergores. Bukannya motong wortel malah jariku yang hampir terpotong karena ulahnya yang terus mengusikku.
Mendengar ringisanku kak Mahesa dengan cepat menarik tanganku dan menyesap darah yang keluar dari jariku.
"Maaf...." Ia terus menyesap jariku yang terluka. Nada menyesal dari perkataannya. Aku melihat matanya penuh khawatir dan berulang kali meyesap jariku sambil minta maaf.
"Gapapa kok...Cuma luka kecil" Ucapku mencoba menenangkannya melihat ia begitu khawatir.
Ia tak peduli dengan perkataanku, ia menarikku sampai duduk di sofa di ruang tamu. Ia mengambil kotak P3K yang berada tak jauh dari sana dan mengolesi lukaku dengan obat merah dan menutupnya dengan plester.
"Yaudah aku lanjut masak dulu" Aku berdiri tapi kak Mahesa menarikku hingga aku kembali terduduk di sofa.
"Delivery aja" Ucapnya singkat.
"Tapi kak tang_" Belum juga aku selesai ngomong ia sudah berbaring dan menidurkan kepalanya di pahaku.
Kalau sudah begini aku tak bisa melanjutkan acara masakku. Aku hanya menghembuskan nafas pasrah. Dengan terpaksa aku meraih ponselku lalu memesan makanan. Itu pun aku hanya menggunakan tangan kananku karena semenjak tadi ia tak mau melepas tanganku yang kiri dan mengelus-ngelus lukaku yang sudah ia plester.
"Aku udah delivery, abis kita makan kita langsung ke rumah kak Mahesa. Pasti Mama Marisa kangen sama kakak" Ucapku sambil mengelus-ngelus rambutnya yang ia balas dengan anggukan.
Sebenarnya Mama Marisa menghubungiku sebelum menjemput kak Mahesa. Beliau bilang kalau ia sedang ada urusan ke luar kota dan baru tiba di rumah malam hari jadi Mama Marisa menyarankan agar kak Mahesa langsung ke apartemen ku saja.
Merasa tak ada pergerakan darinya, aku menunduk melihat wajahnya. Ternyata ia sudah tertidur, mungkin dia lelah karena habis dari perjalanan jauh. Aku tak berhenti mengusap-ngusap rambutnya dengan lembut sambil menunggu makanan yang aku pesan datang.
Aku memperhatikan wajahnya yang begitu damai saat tidur. Wajah itu masih terlihat sama seperti saat pertama kali aku melihatnya ketika Masa Orientasi Siswa (MOS) dulu. Begitu tampan dan menyejukkan, saat itu pula aku terjatuh dengan pesonanya. Padahal saat itu ia hanya berjalan di pinggir lapangan bersama teman-temannya sambil tersenyum. Bedanya sekarang ia terlihat lebih dewasa dengan kumis tipis dan rahang semakin tegas.
Ah dia selalu saja membuatku terjatuh semakin dalam padanya.
Yuhuuuu apa kabar semua? Lama tak bersua dengan Salsa dan Mahesa hehhe.
Ada yang kangen ga sama mereka?
Kalo gaada yaudah gapapa :(
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!
KAMU SEDANG MEMBACA
SALSA'S STORIES (Selesai)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! judul lama : Carnation Highest rank : #1 in pengagumrahasia (25 Juli 2020) #1 in bem (27 Agt 2020) #1 in secretadmirer (04 Sept 2020) #3 in moveon (04 Sept 2020) #1 in sesak (20 Sept 2020) Ketika kau mengagumi seseorang...