Camer katanya...

1.2K 77 25
                                    

Aku menatap nanar pintu kamar rawat inap berwarna putih yang saat ini berada didepanku. Inginku masuk tapi ada keraguan dalam diriku. Aku hanya memegang knop pintu tanpa berani memutarnya.

"Siapa?" Aku menoleh kearah sumber suara. Ku lihat seorang wanita paruh baya berparas cantik sambil tersenyum ketika aku menoleh.

"Salsa ya?" Aku mengerutkan keningku ketika dia menyebut namaku.

"Cantik ya, pantesan Mahesa jatuh hati. Kenalin aku Marisa, Mamanya Mahesa" Aku terperanjat kaget. Pasalnya aku belum pernah bertemu dengan Mama kak Mahesa. Aku tersenyum lalu menyapa.

"Malem tante, saya Salsa. Maaf ganggu malem-malem"

"Ga usah kaku gitu, panggil aja Mama sama kaya Mahesa. Mahesa sering ceritain kamu lo" Aku hanya merespon dengan senyuman karena malu.

"Aduh Mama sampe lupa, malah ngobrol di depan pintu. Ayo masuk Mahesa pasti lagi tidur. Karena udah ada kamu Mama titip Mahesa ya, Mama mau pulang dulu ambil barang. Gapapa kan?"

"Gapapa tan.. eh M-a" Dia tersenyum merekah ketika ku memanggilnya Mama dengan canggung.

"Yaudah sana masuk. Mama pulang dulu ya. Kalo Mahesa bangun bilang aja Mama ambil barangnya" Aku mengangguk dan menyalim tangannya.

Selepas Mama Marisa pergi akhirnya aku memutuskan untuk masuk. Bau oba-obatan menyeruap masuk ke hidungku. Aku menhampiri kak Mahesa lalu menarik kursi dengan pelan untukku duduk disamping ia berbaring.

Aku melihat matanya masih terpejam, wajahnya begitu lesu dan bibirnya yang pucat buat hatiku mencolos. Aku merapikan pelan helaian rambut yang menghalangi dahinya. Tiba-tiba dia membuka matanya perlahan dan melihatku lama. Ia kemudian melihat ke arah dinding dimana disana terdapat jam yang sudah menunjukkan jam 8 malam.

"Kenapa disini?" Ucapnya terdengar lemah ditelingaku.

"Udah makan?" Akhirnya aku membuka suara tanpa menjawab pertanyaannya. Ia hanya mengangguk.

"Kenapa disini?" Tanyanya lagi.

"Udah malam, ayo aku anter kamu pulang" Kak Mahesa mencoba untuk bangun namun menahannya. Dia aja masih sangat lemah bagaimana bisa dia masih mau mengantar aku pulang.

"Kenapa?" Tanyanya lagi, aku hanya menggeleng.

"Aku nemenin kak Mahesa aja"

"Udah ijin tante sama om?" Aku jawab dengan anggukan.

"Kak Mahesa istirahat aja, kalo butuh apa-apa bilang aku aja"

"Boleh aku pegang tangan kamu?" Ucap kak Mahesa, aku langsung menggemgam tangannya tanpa menjawab pertanyaannya.

"Cha.."

"Hmm?"

"Kangen" Kak Mahesa semakin mengeratkan genggamannya dan perlahan memejamkan mata. Aku mengusap lembut tangannya hingga akhirnya ia tertidur kembali. Sungguh aku tak tega melihat dia terbaring lemah seperti ini.
.
.
.
.
.
.
.
Aku terbangun dengan mata yang masih setengah terbuka saat kurasakan ada seseorang yang mengelus-ngelus kepalaku. Aku membuka lebar mataku dan kaget melihat posisiku sekarang yang berada ditempat tidur kak Mahesa sedangkan kak Mahesa duduk dikursi yang harusnya menjadi tempat tidurku semalam.

"Kok aku bisa tidur disini?" Tanyaku masih kebingungan.

"Tadi malem aku yang pindahin, kamu tidurnya nyenyak banget sampe ga sadar aku pindah" Kak Mahesa tersenyum.

"Kan yang sakit kak Mahesa...Ih kan aku jadi gaenak" Aku memanyunkan bibirku. Bagaimana tidak aku sehat tidur nyenyak di kasur eh yang sakit malah tidur di kursi.

"Kuliah jam berapa?" Tanya kak Mahesa membuat aku reflek menoleh pada jam dinding. Dan wow aku terkaget lagi ternyata sudah jam 8.

"Hah udah jam 8!!! OMG....OMG...hari ini hari apa?" Aku panik, heboh, bingung mencari sesuatu tapi tidak ngerti sebenarnya yang aku cari itu apa?

"Tenang dulu, sekarang hari kamis. Tadi aku udah liat jadwal kamu, kamu baru ada kelas nanti siang" Ucapan kak Mahesa membuat aku sedikit bernafas lega.

"Kruk..krukk...krukk"
"Sial emang ni perut, kan gue jadi malu" Batinku.

Kak Mahesa tertawa terbahak-bahak mendengar bunyi cacing-cacing diperut yang minta diisi.
"Ayo makan, ini tadi pagi Mama bawain sarapan buat kita"

"Hah...kok ga bilang si ada Mama Marisa. Kan aku jadi malu" Aku kesal dan menutup mukaku karena malu.

"Cieee udah manggil Mama aja nih ke camer" Ledek kak Mahesa sambil tersenyum.

"Pengen nampol tuh muka biar ga ganteng-ganteng amat" Batinku.

"Ih....kak Mahesa kok nyebelin sih!"

"Udah ayo makan! Kasian tuh cacing-cacing diperut kamu minta disuapin"

"Yaudah ayo! Kak Mahesa tuh makan yang banyak, jangan telat atau lupa makan lagi. Entar sakit lagi, kan aku.."

"Kan aku apa? Cieee yang khawatir..."

"Diledekin lagi aku balik nih!"

"Ok Ok.... ga lagi"

Aku dan kak Mahesa melanjutkan makan. Masakan Mama Marisa enak juga. Tidak kalah enak sama masakan Mama. Ya walaupun Mama masaknya cuma sekali dua kali sih sebulan karena sibuk kerja. Jadi aku sering makan diluar.

"Kak Mahesa kapan pulang? keknya udah sehat tuh. Udah bisa ngeledekin orang" Tanyaku sambil mangunyah makanan yang ada di mulutku.

"Abis ini udah boleh pulang kok"

"Ih kok cepet banget, harusnya tu yang lama biar ga bandel-bandel sampe lupa makan lagi" Niatnya sih mau ngeledekin balik eh....

"Hmmm keknya seneng banget aku sakit. Biar bisa terus berduan ya?" Lagi-lagi kak Mahesa yang ngeledekin aku.

"BODO!" Jawabku kesal sedangkan kak Mahesa tertawa terbahak-bahak sambil mengusap-ngusap ubun-ubunku.

"Kok gemesin banget si kamu, jadi pengen nyulik" Aku memutar bola mataku  malas mendengar ucapan kak Mahesa.































Cukup komen next buat lanjut😊


SALSA'S STORIES (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang