Mahesa's side

2.4K 179 123
                                    

"Jangan terus mendekat jika kau tak mau membuka hatimu untukku"

Aku bukan tak mengetahui tentang berita yang melibatkan Salsa dengan kandasnya hubunganku dengan Kinan. Namun,  pada saat itu aku tidak bisa berbuat apa-apa karena posisi aku yang masih diluar kota.
Ketika urusanku selesai aku langsung kembali dan baru jam 5 pagi aku menginjakkan kakiku dirumah. Aku beristirahat sebentar lalu mandi dan bersiap menuju kampus karena aku harus segera menyelesaikan masalah yang terjadi.

Jujur saja aku mengkhawatirkan Salsa. Bagaimana tidak? Dia tidak ada kaitannya mengenai putusnya hubunganku dan Kinan, namun namanya menjadi tercemar gara-gara masalah ini. Rasanya aku ingin segera pulang saja ketika dengar berita itu.

Pagi itu aku langsung ke kampus meskipun aku masih ada 1 hari lagi dispend untuk tidak masuk kelas. Aku tidak bisa menunda-nunda lagi.

Aku berencana menemui Salsa namun aku melihat ada keributan di Kantin. Aku terkejut ketika melihat Salsa terdampar karena memisahkan perkelahian yang kutahu perempuan itu Bella dan salah satu teman angkatanku.

Aku berniat menghentikan dan membantu Salsa yang masih tersungkur. Namun, Bella berteriak padaku dan marah-marah.

Oh aku mengerti permasalahan ini. Aku lihat Salsa sudah menjatuhkan air matanya dan meminta Bella mengantarkannya. Melihat Salsa menangis rasanya rasa bersalahku semakin bertambah. Aku tak suka melihat dia menangis apalagi itu disebabkan olehku.

Selepas Salsa dan Bella meninggalkan kerumunan aku membubarkan lalu aku mengajak temanku yang terlibat perkelahian dengan Bella berbicara.

Aku menjelaskan semua dan aku harap dia mengerti. Aku berharap dia tidak memperkeruh keadaan dan membantuku menjelaskan kepada yang lainnya untuk tidak menjelek-jelekkan Salsa dan berhenti mengaitkan putusnya hubunganku dengan Kinan.

Aku berfikir bahwa aku harus bertemu dengan Salsa secepatnya. Aku sangat khawatir dengan dia apalagi setelah melihat keadaanya yang berantakan tadi pagi. Jadi, aku memilih menghubunginya dan mengajaknya untuk bertemu.

Malam ini aku menginjakkan kakiku dirumahnya. Aku menekan bel yang ada di sebelah pintu masuk rumahnya. 1 kali belum ada tanggapan hingga aku menekan bel untuk kedua kalinya aku mendengar langkah kaki mendekat dari dalam rumah dan pintu terbuka. Aku lihat wanita paruh baya yang ku yakini dia adalah mamanya Salsa.

"Malam tante," Sapaku basa-basi.

"Malam, cari siapa ya?" Aku lihat dia sedikit bingung karena mungkin dia heran kenapa ada orang asing malam-malam kerumahnya.

"Kenalin tante saya Mahesa. Temannya Salsa"
Jawabku sambil mengenalkan diri.

"Oh temannya Salsa, aku Rossa mamanya Salsa" Ujarnya sambil menunjukkan senyumannya yang mengingatkanku pada Salsa.

"Sangat mirip" Batinku.

"Salsanya ada tan?"

"Ada, dia di kamarnya. Ayo masuk dulu biar tante panggilkan Salsanya" Akupun masuk mengikuti tante Rossa lalu memanggil Salsa sambil mempersilahkan duduk.

"Salsa, Sayang ada temanmu nih" Teriaknya memanggil Salsa.

"Iya ma bentar" Sahut Salsa.

"Tante  tinggal dulu ya nak, Salsa bentar lagi turun kok"

"Iya tante gapapa. Makasih tante" Ucapku sambil memampilkan senyumku.

Selang beberapa menit Salsa turun menghampiriku yang sedang duduk diruang tamu.

"Hi kak.. Maaf nunggu lama"
Sapanya padaku.

"Gapapa santai aja"

"Oh ya mau minum apa kak? Aku ambilin bentar" Tanya Salsa sambil berdiri ingin mengambilkan minuman untukku. Namun, segera kuhentikan.

"Gausah Cha, kita bicaranya diluar aja bisa?"

"Boleh kak, ke taman depan aja gapapa. Aku pamit mama dulu" Salsapun berpamitan dengan mamanya lalu segera kembali menemuiku.

Sesampai ditaman dekat rumah Salsa aku duduk di kursi panjang warna putih dengan Salsa disebelahku.

"Mau ngomongin apa kak?" Tanyanya memecahkan keheningan.

"Sebelumnya gue mau minta maaf sama lo gara-gara gue lo jadi terseret masalah gue"

"Gapapa kak, itukan cuma salah paham aja" Jawabnya yang membuatku lega.

"Maaf ya sebenarnya gue bukan ga peduli pas denger berita itu tapi posisi gue yang lagi diluar kota membuat gue ga bisa ngelakuin apapun" Jelasku pada Salsa.

"Gapapa kak. Semua masalah itu cobaan buat kita agar kita lebih bisa mensyukuri nikmat yang diberikan oleh sang pencipta"

"Ni anak lebih muda dari gue tapi pemikirannya dewasa banget... Salut gue" Batinku.

"Oh iya masalah Kinan, gue udah ngomong ke dia. Dia bilang dia minta putus dari gue karena dia dijodohkan sama orang tuanya. Dia gabisa nolak karena takut mengecewakan orang tuanya. Kalo udah berkaitan dengan orang tua gue gabisa apa-apa lagi Cha" Jelasku panjang lebar namun, dia tetap saja selalu jadi pendengar yang luar biasa untukku. Dia mendengarkan seolah dia mengerti walaupum tanpa bertanya. Makanya aku nyaman banget ketika aku menceritakan masalahku ataupun berdiskusi dengannya.

"Sabar ya kak, kalo emang kak Kinan jodoh kakak dia gaakan kemana kok" Ucapnya menyemangatiku.

"Makasih ya Cha" Reflek aku memeluk Salsa sampai deheman dia menyadarkanku.

"Heheee maaf reflek" Ucapku sambil cengengesan yang balas senyuman olehnya.

"Cha...minggu ini ada acara ga? Jalan yuk!" Ajakku antusias.

"Yah maaf ka, aku udah ada janji sama Bella dan temen-temenku"

"Yaudah kalo gitu gue gabung sama kalian aja. Bolehkan?" Tanyaku pada Salsa. Dia tampak berfikir namun aku segara meyakinkannya.

"Sekalian gue mau bicara sama Bella.Boleh ya yaa yaa... " Ucapku lagi setengah memohon yang dibalas anggukan olehnya.

"Makasih Acha..."

Sebelum larut aku mengantarkan Salsa kerumahnya lalu aku berpamitan dengan tante Rossa.










Makasih udah mau mampirr... Jangan lupa votementnyaaa 😊😊😊

Next ga nih?

SALSA'S STORIES (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang