8

2K 417 68
                                    

Waktu menunjukkan pukul delapan lewat tiga puluh menit. Tapi sosok laki laki yang ditunggu tidak juga terlihat menampakkan diri.
Geunmin duduk pada kursi bar dapur. Netranya tak lepas dari pintu utama ruang tamu, sesekali menatap ramen yang bahkan kepulan asapnya semakin menipis. Menipis seiring dengan kekuatan matanya -untuk menahan kantuk- yang juga kian menipis.
Berusaha untuk menahannya, Geunmin sesekali menopang dagu untuk terpejam sesaat. Beberapa kali kepalanya hampir terjatuh dari topangan tangannya yang melemah.

Ia terus berusaha menstabilkan dayanya. Berharap ramen itu akan sampai pada tujuannya. Keinginannya sederhana, ia hanya berusaha berterimakasih atas sekotak 'mimpi' yang diberikan padanya pagi tadi.

Ramen itu mungkin terlihat sederhana, tapi ia membuatnya dengan sedikit bumbu yang berbeda. Atau katakanlah, spesial.





Ceklek..

Sudah pukul sembilan lewat tiga puluh menit. Winwin memasuki pintu rumah dengan rupa yang begitu kusut.

Kalau saja mobilnya tidak tiba-tiba mengalami mogok, mungkin ia sudah berada di kamar dengan piyama dan buku buku tebalnya. Nyaman.

Tapi kenyataan yang ada, ia harus tertahan beberapa saat di sebuah bengkel mobil untuk menunggu reparasi mobilnya. Membuatnya harus pulang lebih larut.

Begitu memasuki pintu utama,Winwin berjalan dengan lesu, Tak menoleh ke arah manapun, juga tak berpikir tentang apapun. Melangkah dengan tenang
hingga kemudian ekor matanya mendapati sesuatu ketika tubuhnya melewati dapur.

Mengernyit sebentar lalu sedetik kemudian mengerti atas apa yang sedang dilihatnya.

"Hei geunmin ah?!" Panggilnya sedikit keras, tapi tidak cukup membuat perempuan yang terlelap itu kaget lalu terbangun.

Berjalan hingga menjadi lebih dekat, Winwin kemudian menepuk bahu itu

"Hei Geunmin-ah!"

"Hei, bangun!"

"Bangun!"

Cukup ketus dan keras, suara Winwin akhirnya membuat perempuan itu terbangun. Sedikit kebingungan kemudian mengerjap.

"A? winwin-ssi.." ucap perempuan yang matanya belum terbuka sepenuhnya itu samar.

"Apa kamarmu tidak cukup nyaman sehingga kamu tidur disini?!"

"A- bukan.."
"Saya.. "

"-membuat ini"

Dilihatnya dua mangkuk ramen yang sepertinya sudah dingin.

Winwin diam, menatap tajam pada perempuan yang kini tengah menatapnya sayu.

"Saya tidak ingin ramen." Ujarnya singkat.

"Tapi-"

" Saya tidak butuh ramen!" Sela laki laki itu lagi dengan tatapan tajam menusuk.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Blue and Orange Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang