14

1.8K 369 92
                                    

"Ini bukan lagi soal gadis yang kau suka"

"Maksudmu?"

"Aku tidak mengenalmu tiga hari yang lalu,Winwin-ah. Aku sangat tau kau pria yang keras kepala"
"Sebenarnya aku tak pernah ingin mencampuri urusan rumah tanggamu bersama gadis yang kau temui di jalan itu, tap—"

"Jangan bicara seolah olah aku benar benar membangun rumah tangga dengannya, kau tau bagaimana semua ini terjadi. Kami akan berpisah sesegera mungkin, apa kau tidak paham juga?"

"Jangan potong ucapanku.."
"Aku paham, aku hanya ingin bilang bahwa ini bukan sekedar soal gadis yang kau suka, coba pikir lagi, Kalau—" Jaehyun menjeda kalimatnya, menyiapkan netranya untuk kemudian menatap lekat pada sosok Winwin Dong.

"Kalau kau melakukan semua rencanamu, maka artinya kau menyakiti tiga hati wanita sekaligus, Jang Geunmin, Eomma, dan— gadis yang kau suka, Kang Moonji" Jaehyun bicara dengan gerak tangan meyakinkan, mimiknya tak kalah meyakinkannya.

Winwin terdiam. Kata-kata itu membuatnya limbung, sorot matanya meredup.
Namun tak bertahan lama, sebab tatapannya kembali menajam,

dengan salah satu sudut bibir naik.

"Hei.. Jaehyun-ah, kau tau bagaimana aku, kau tau aku tak pernah punya solusi lain. Aku sudah menyusunnya matang matang, jadi berhentilah jadi pria romantis untuk saat ini dan—"

"Bantu aku sebagaimana aba aba yang kuberi." Ujar Winwin santai, seolah tidak ada yang salah dari ucapannya.

"Aku tidak meminta yang aneh aneh, aku hanya ingin tau keberadaan gadis itu sekarang, selebihnya biar semua berjalan seperti air, apakah aku akan mengejarnya kembali atau tidak. " lanjutnya tegas namun tak keras.

Jaehyun menghela nafas, laki-laki itu sudah tak habis pikir dengan kawan gilanya itu.
"Rasa rasanya aku ingin mengataimu gila, tapi kau kawan baikku, aku sayang padamu"

"Menjijikan!"

"Hei aku memang sayang padamu.." Laki-laki berlesung pipit itu terkekeh.

"Kau boleh romantis, tapi jangan padaku. Menjijikan." Ucap Winwin menggeleng masam.

"Hei, aku benar sayang padamu, kau teman baikku, kan?" Laki-laki itu terkekeh lagi.

"Oke oke. Kembali pada topik awal"
Jaehyun membuang nafas sejenak, kemudian melanjutkan kalimatnya.

"Mungkin memang sekarang waktunya untuk mengatakan informasi apa yang sudah ku dapat "

"Eh, tapi tunggu, apa kau benar benar masih  menyimpan —syal itu?" Jaehyun mengangkat kedua alisnya.

"Kalau kau tanya soal hal itu, jawabannya akan selalu sama. Masih."

"Aku tidak tau apa aku harus memaki karena keras kepalamu yang tak pernah hilang itu atau justru bangga padamu, tapi ku akui kau sangat setia. 
Em..  memangnya.. seberapa berharganya syal itu bagimu?"

"Jangan banyak bertanya. Cepat katakan apa yang kau dapat"

"Baiklah.. "

"Jadi.. gadis itu.. sekarang.." Jaehyun memulai kalimatnya, membuka satu persatu hasil pencariannya selama ini.

"Gadis itu.."

Winwin menghembuskan nafas kesal, telinganya sudah ia pasang matang matang tapi satu kalimat sempurna tak kunjung datang.

"Hei, kau tidak pernah diajari cara bicara yang benar? Lanjutkan kalimatnya sampai titik."

"Gadis itu sekarang ada di Daegu."

Blue and Orange Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang