12

1.9K 376 72
                                    

"Eomma.."

"Winwin??"

"Iya.. Winwin."

"Aaa, Winwinie.... " Eomma, dengan gerak tubuh rakus menarik tubuh putranya itu untuk kemudian dipeluknya. Sedikit kesulitan sebab berada di atas kursi roda.

Untuk beberapa saat pasangan anak dan eomma itu melupakan keberadaan perempuan dengan sebuah tas jinjing di tangan yang berdiri tenang menyaksikan momen itu.

"Kamu sehat?" Tanya eomma lembut namun antusias setelah melepas pelukannya, menyentuh bahu putranya itu penuh arti.

"Tentu" Jawab Winwin tersenyum simpul.

Mendengarnya, Eomma tersenyum lega. Sedikit menggeser kepala, manik matanya kemudian bertemu dengan sosok perempuan yang berdiri tak jauh dari pintu ruang tamu dengan sebuah senyum tipis.

"Geun—min..?"

Geunmin mengangguk pelan, mengulas senyum tulus untuk wanita paruh baya itu.

"Geunmin.. anak perempuan eomma.." Ujar eomma bahagia, airmukanya menyiratkan ketidakpercayaan bahwa perempuan yang sudah lama ingin ia temui kini benar benar nyata dihadapannya. Wanita paruh baya itu benar benar terlihat bahagia, tangannya bahkan menengadah lebar untuk meminta sebuah pelukan.

Merasa dirinya sedang menjadi fokus utama, Geunmin menyambangi wanita paruh baya itu untuk kemudian dipeluknya.

"Ya Tuhan.. cantik sekali, nak.." Ucap eomma dengan mata sedikit berkaca, tangannya berusaha melepas pelukan itu, lalu beralih menagkup kedua pipi perempuan yang dipandangnya penuh arti itu dengan lembut.

Menyaksikan pemandangan itu, Winwin meremat tangannya pelan, entah mengapa degup jantungnya berjalan tidak normal.
Semua yang terjadi tidaklah seperti apa yang eomma lihat, namun sang eomma  seolah  memaknai semua yang terjadi sebagai suatu kebahagiaan yang abadi.

"Bagaimana? Kau juga sehat, kan? Hm?"

"Tentu.. Geunmin sangat sehat" Jawabnya lembut dengan senyum yang begitu tulus, dan juga—

dengan tangan mengepal yang tersembunyi.

Ya, jika boleh jujur, Geunmin sudah beberapa kali menahan air mata yang hampir melesak.
Ia terus berusaha menjaga kelopak matanya agar tak menimbulkan genangan air yang membuat matanya tampak berkaca.

Ia terharu atas apa yang sedang terjadi, momen antara ibu dan  anak yang terjadi antara Winwin dan eomma adalah sesuatu mengharukan baginya. Lagi, perlakuan eomma padanya justru membuatnya semakin nestapa.

Ya, Geunmin menahan airmatanya oleh sebab hal hal itu. Tapi sesungguhnya ada hal lain juga yang membuatnya menjadi terluka.

Eomma.

Ya, ia merindukan eomma. Eomma Jang.

"Ah, Geunmin-a, apa kau bisa memasak?"

"Bisa Eomma, apa Eomma ingin makan sesuatu?"

"Tidak. Eomma ingin masak denganmu"

"Ah.. iya, boleh Eomma"

"Ayo" Ajak Eomma antusias.

Hah? Sekarang?

Geunmin hanya mengangguk kikuk.
Ia kemudian berjalan untuk menaruh tas jinjing ditangannya pada sebuah kursi, tapi Winwin menahannya. Laki-laki itu mengambil alih tas itu untuk dibawanya ke dalam kamar.

Blue and Orange Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang