37

688 152 74
                                    

Untuk kesekian kalinya, Winwin gagal lagi untuk ke Taman Insadong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk kesekian kalinya, Winwin gagal lagi untuk ke Taman Insadong.
Sebetulnya bisa saja pergi kesana, akan tetapi Winwin yang beberapa waktu terakhir selalu pulang lewat petang ingin ia dan Geunmin pergi ke taman Insadong saat senja dan kemudian menikmatinya hingga malam tiba.

Entah atas alasan apa, Geunmin sendiri tidak pernah meminta itu, padahal justru ia yang menyukai senja.

Katanya, supaya istimewa.

Geunmin menurut saja. Lagipula, sebagai gantinya, akhir-akhir ini Winwin sering mengajaknya pergi keluar, sebatas berjalan-jalan di pinggir jalan menikmati malam di antara hiruk pikuk kota. Seperti malam ini misalnya.

"Semalam saya berdiri di depan cermin"

Winwin mengangkat kedua alisnya.

"Untuk melihat tubuh saya, kaki saya." lanjut Geunmin.

"Lalu?"
"—kamu melihat gajah?"

Geunmin menyebik kecil. Huh, laki-laki itu masih saja.
"Setelah saya lihat-lihat kembali..
—ternyata tidak sebesar itu," jelas Geunmin.
"kaki saya tidak sebesar gajah, pun badan saya. Tidak sebesar itu."

"Gajah pun punya bervariasi ukuran. Kamu tergolong normal to thin"

Masa bodoh dengan gajah. Geunmin menyadari bahwa kaki dan tubuhnya tidak sebesar apa yang Winwin katakan. Dan ia pikir itu artinya ia masih layak untuk tampil, bukan?

"Tapi, itu artinya saya masih bisa berjalan untuk catwalk kontes itu. —Winwin-ssi." ujar Geunmin meyakinkan Winwin.

"Saya akan mempersiapkan semuanya jika saya memang harus pergi ke Incheon" ujar Geunmin menatap mengawang jalanan.

"Tapi —apa saya benar-benar harus mengikutinya?" Geunmin terus saja bingung untuk mengambil langkahnya sendiri, sedang Winwin yang berada di sampingnya tampak tak nyaman dalam diamnya.

"Tidak." celetuknya.

Geunmim mengenyit, "Kenapa?"

"Tidak saja." ujar Winwin.

Geunmin semakin mengernyit setelah menelan salivanya berat.
"Tapi, —kenapa?"

Winwin diam sejenak, matanya berkeliaran seperti sedang menimang jawaban.

"Percaya pada saya," ujar Winwin terjeda, "saat ini bukan saat yang bagus."

"Kenapa? Apa anda punya alasan logis?"

Winwin terdiam.

"Winwin-ssi..?"

Masih sama, Winwin masih diam. Bibirnya terkatup rapat-rapat.

"Tolong katakan.." mohon Geunmin, ia benar-benar ingin tau alasannya.
"Dan saya baru akan percaya"

Geunmin masih menunggu dengan tatapannya yang tak beralih untuk menangkap sorot mata Winwin. Sepertinya laki-laki itu tak punya jawaban. Lalu maksudnya tidak bagus?

Blue and Orange Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang