38

772 162 99
                                    

Dibaca pelan-pelan, ya. Karena panjang..
Maaf kalau agak berantakan.
Selamat membaca ☘




Geunmin duduk di atas kursi rias. Menatap cermin dengan tatapan setengah kosong. Ruang di otaknya berkelana waktu.

Sedang dibawahnya, duduk Winwin yang sibuk memasukkan barang-barang ke dalam koper.

Awan yang terlihat berkejaran dari sekotak lubang bernama jendela itu tampak berjalan lambat.

Geunmin sedikit gugup.
Apa jadinya nanti ketika ia bertemu dengan kakaknya.
Terakhir kali mereka bertemu sebelum hilangnya sang kakak memang dalam sebuah kebahagiaan. Namun Geunmin tau pasti, ada kesalahpahaman yang terjadi pada masa remaja kala itu.

Sementara Winwin, bayang-bayang tentang apa yang akan terjadi beberapa waktu ke depan terus menghantuinya, namun mau tidak mau ia harus melakukannya.

Sudah lama sekali momen ini bersarang dalam angannya. Namun bayang-bayang kelam selalu menghalanginya. Sementara nyalinya malam itu ialah jawaban dari semua yang telah terpendam. Kali ini, adalah waktunya.


Menapaki pekarangan rumah, ada sebersit rasa gugup.
Sebelumnya, Winwin sudah memberikan kabar soal kedatangannya kepada Moonji. Meski Winwin memberikan informasi yang berbeda kepada dua anak manusia itu.

Winwin mengatakan pada Moonji bahwa ia akan datang bersama sosok yang selalu ia ceritakan kepada perempuan berambut sebahu itu. Sementara kepada Geunmin, Winwin telah jujur untuk mempertemukannya pada sang kakak.
Semua yang ia katakan bukan tanpa alasan. Satu yang pasti, tujuan akhirnya ialah mempertemukan mereka.

Winwin pikir,  Moonji sudah bersiap di dalam sana.

Winwin yang berjalan mendahului akhirnya berhenti, mengambil nafas sejenak dan mulai membuka pintu utama rumahnya.

Klek..

Geunmin yang berdiri di belakang Winwin menyaksikan pintu terbuka. Lamat-lamat muncul sosok perempuan berambut sebahu yang kehadirannya membuat Geunmin menelan salivanya berat. Sekujur tubuhnya juga menengang.

Pintu sudah terbuka sepenuhnya.

Geunmin terpaku dalam diamnya. Sementara Moonji, ia juga terpaku. Tapi.. berbeda dengan Geunmin yang gugup bercampur haru. Moonji justru terlihat aneh. Tangannya bergetar dengan tatapan matanya yang membulat. Perlahan Moonji melangkah mundur seperti orang ketakutan. Matanya masih membulat menuntut untuk dijelaskan, sorot mata itu mengarah kepada Winwin.

Tidak, tidak mungkin.

Moonji tidak percaya. Ini, tidak mungkin, kan?

"Jadi—ini yang kau bilang istri sementara?"

"D-dia..?" Ada getir yang menguasai dirinya saat Moonji mengatakannya.

"Adikku?" Ucapnya penuh penekannan namun lirih sampai sampai terdengar seperti bisikan. Wajahnya memerah menahan tumpahan air mata.

Jadi.. setelah berbagi cerita satu sama lain di bukit kala itu, setelah apa yang Moonji ceritakan mengenai hidupnya, setelah semua keluh kesah ia sampaikan, dan setelah ia bercerita mengenai ciri-ciri Geunmin sepanjang mungkin, sejak saat itu Winwin mengetahui fakta bahwa Geunmin adalah adiknya.

Dan tetapi, nyatanya laki-laki itu menyembunyikannya.

Geunmin terdiam kebingungan. Meski begitu, tanpa tau alasannya, perempuan yang masih menjinjing tas ditangannya itu menumpahkan air matanya di antara segala atmosfir rindu yang mulai terkikis. Semua berganti menjadi tanda tanya.

Blue and Orange Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang