20

1.5K 352 71
                                    

🎵🎧


Hujan diluar pagar terlihat begitu deras, angin yang semu menyapu juga berusaha menyempurnakan dinginnya sore itu.

Sejak apa yang berubah mengenai rasa yang ada dalam hatinya, Geunmin hanya berusaha menjadi yang terkuat yang ia bisa. Meski tak jarang ia menertawakan dirinya sendiri ketika ia percaya bahwa ia akan bisa mengatasi kekacauan hidupnya-terlebih perasaanya, namun pada kenyatannya ia selalu menagis diam diam.

Bersama deru nafas teratur yang seirama dengan jatuhnya setiap derasnya tetes hujan, Geunmin menyimpan kelelahan batinnya untuk kemudian ia pindahkan menjadi sebuah rajutan rajutan yang mengalun indah menjadi sebuah syal berwarna biru.

Payung hitam keabu-abuan yang ada di sudut pintu tiba-tiba menyapa indera penglihatannya, kemudian memaksa menyapa pikirannya yang entah bagaimana membuatnya teringat pada suatu rupa-sebuah wajah dengan tatapan kaku.
Winwin Dong.

Laki-laki itu belum juga pulang ketika hujan itu tidak juga mereda. Meletakkan seperangkat alat rajutnya Geunmin melangkah menuju jendela, menyibakkan sedikit gorden untuk mengintip sepinya suasana luar sana. Juga untuk menunggu sosok yang belum juga tiba.

Pagar yang menjulang tinggi itu masih tertutup rapat ketika sebuah mobil yang tak asing bagi Geunmin itu hendak masuk ke halaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagar yang menjulang tinggi itu masih tertutup rapat ketika sebuah mobil yang tak asing bagi Geunmin itu hendak masuk ke halaman.

Menyadari kehadiran mobil milik Winwin, Geunmin melangkah pasti menyambar payung di sudut pintu, melangkah keluar kamar untuk dilanjutkannya hingga halaman luar.

"Tunggu sebentar!" Seru Geunmin dengan tubuhnya yang berusaha berlari kecil menuju gerbang.

Winwin membuka kaca jendela, kemudian dari dalam mobil terlihat raut wajah heran dengan kedua alisnya yang bertaut.

"Kemana Bibi?"

"Sudah pulang" Ujar Geunmin dengan tangan yang baru saja berhasil membuat pintu gerbang terbuka.

"Masuk"

"Masuk?"

"Masuk mobil"

Geunmin mengernyit heran, untuk apa masuk? Bahkan jarak gerbang dan garasi bisa dijangkau dengan hitungan detik.

"Masuk saja! Apa itu begitu sulit?!" Ucap Winwin agak berseru, sebab derasnya hujan meredam suara rendahnya.

Melipat payung yang menaunginya, Geunmin kemudian masuk ke dalam mobil. Tak lama mobil itu melaju pelan menuju garasi.

"Setidaknya masuk mobil tidak begitu membuatmu kehujanan" Ucap Winwin ketika ia melepas seatbelt miliknya.

Geunmin terdiam, tak ada yang lain selain mengamati setiap pergerakan Winwin. Merasa aneh atas kebaikan hati seorang Winwin Dong terhadapnya.

"Saya tidak suka diamati, lebih baik cepat turun" Ucap Winwin yang ternyata menyadari tatapan itu. Datar, namun tak terlihat nada bicara kesal, airmuka dingin, atau gerak gerik menghakimi, yang ada hanya raut sayu yang entah apa. Geunmin melihat raut kelelahan pada laki-laki yang kemudian melangkah mendahuluinya itu.

Blue and Orange Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang