Tok tok tok!Tok!
Glek...
Menelisik dari atas ke bawah, Winwin menaikkan sebelah alisnya, menunggu perempuan pembawa mangkok si pengetuk pintu agar lebih dulu memulai pembicaraan.
Senyuman manis menjadi pembuka utamanya.
Winwin menatapnya sebentar, lalu berlagak beralih pandang.
Melihatnya, Geunmin mengatur airwajahnya untuk distabilkan, kemudian mulai bicara.
"Mungkin ini tidak seberapa, tapi sup jamur ini adalah tanda terimakasih saya untuk apapun yang terjadi kemarin, M-anda juga bisa meminta sesuatu yang lebih"
"Maksudmu?"
"Apapun yang anda inginkan"
"Seperti ini?" Secara tiba-tiba Winwin meraih pinggang Geunmin untuk ditarik masuk ke dalam kamarnya, membuat Geunmin terhuyung dan hampir menumpahkan sup di tangan.
Keduanya hampir tanpa jarak. Geunmin terbelalak, lalu mencoba mundur "M-maksud saya, makanan lainnya. Anda boleh-"
"Hm."
Winwin tampak mengerti, kemudian mencuri curi pandang pada mangkok ditangan Geunmin.
"Itu saja cukup"
"O-oh.. baik" Ucap Geunmin kemudian meletakkan sup itu ke atas meja yang tak jauh dari pintu.
"S-saya permi-"
"Tapi-" Sela Winwin.
Geunmin menghentikan pergerakan membungkuk hormatnya, mengangkat wajahnya dengan mata bulatnya-menunggu ucapan selanjutnya.
"Memakannya bersama denganmu"
"Saya ingin itu. Hanya itu. Cukup"
Geunmin mengangkat wajahnya sepenuhnya, matanya membulat bersamaan dengan jari telunjuk yang menunjuk dirinya sendiri seolah sedang mempertanyakan kebenaran.
"S-saya?"
"Ya"
"S-saya..?
"Bukan"
Geunmin mengernyit. Seperti orang bodoh, ia dibuat bingung.
"Bukan-bukan hanya kamu"
"Tapi kamu dan bayi kita"
Sederhana, namun mampu membuat Geunmin tercekat dalam diamnya.
Darahnya berdesir cepat, namun kemampuan berpikirnya melambat.Untuk pertama kalinya, Winwin menyebutnya.
Keduanya terdiam. Hembusan angin yang semula bersemilir dari arah jendela juga tak lagi menampakan kehadirannya.
Secara tiba-tiba semuanya menjadi sunyi.
Dengan perlahan Winwin mengambil tangan mungil itu, kemudian menatap dalam netra si pemilik tangan.
Seolah tak mampu untuk membalasnya, Geunmin membuang arah tatapnya menuju jendela di samping, kemudian menundukkannya.
Tak ada yang mencoba bicara. Winwin melepas pegangan tangannya. Kemudian beralih mengambil semangkuk sup itu.
"Kemari"
Winwin melangkah menuju balkon, lalu Geunmin mengikuti.
Duduk bersama dalam kehangatan sore itu, ada sesuatu yang berbeda disana. Winwin dengan tangannya yang gemetar mencoba memberikan suapan demi suapan kepada sosok perempuan yang berusaha menelan setiap apa yang masuk ke dalam mulutnya dengan gemetar pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue and Orange
FanfictionJang Geunmin, gadis biasa yang menempuh study di bidang fashion design harus merelakan sepersekian persen hidupnya untuk menjalani hari hari sukar. Dari sekian banyak manusia di Korea, ia bertemu dengan Winwin Dong pada suatu waktu. Dosen muda berke...