13

1.9K 400 68
                                    

Geunmin membuka matanya sayup sayup, mendapati seberkas sinar menyelorong dari arah jendela.
Cukup silau.

Ia menyibakkan selimutnya untuk kemudian bangkit dari ranjang, berniat menuju kamar mandi.

Tok!

Tok!

Suara ketukan pintu yang terkesan tidak bersemangat.

Tok!

Tok!

Geunmin mengernyit, agak merinding ketika otaknya kemudian berpikir bahwa ketukan ketukan semacam itu biasa ada dalam film film horor.

Ini hari Minggu, Bibi Shin tidak datang. Lalu, Seorang Winwin Dong pasti akan mengetuk pintunya dengan lebih kasar, bukan?

Jadi?

Tidak tidak.

Geunmin menggeleng cepat untuk mengusir pikiran pikiran negatif. Beralih menatap pintu itu, mulai berjalan perlahan, meraih kenop, kemudian,










Ceklek!

"Oh, sudah bangun."

Geunmin cukup terkejut ketika yang di dapatinnya dibalik pintu ternyata sesosok laki-laki tampan dengan wajah yang sudah cukup segar dan pakaian rapi. Bukan makhluk menakutkan.

"Oh, Winwin-ssi.." Desis Geunmin sambil menepuk dadanya lega.

"Kenapa?" Tanya laki-laki di depannya tanpa ekspresi.

"Saya kira anda—" Geunmin menahan kalimatnya, berpikir bahwa sepertinya kalimat itu akan terdengar konyol dan berujung mengancam wibawanya.

"Kenapa— anda mengetuknya pelan?"

"Salah?"

"Tidak juga.. tapi.."

"Saya mengetuknya keras juga kamu tidak mendengarnya"

"Anda mengetuknya keras?"

"Sudah dari beberapa jam yang lalu."

"A-anda berdiri disini sudah sejak beberapa jam yang lalu..?"

"Saya bukan kamu, suka berkelakuan bodoh."
"Saya sudah beralih. Mandi, makan, dan lainnya."

"Saya ingin mengajakmu pergi belanja"

"Pergi-belanja? untuk..?"

"Sepertinya kamu sudah perlu baju baju baru"

Baju baju baru?

Geunmin mengernyit, sejurus kemudian memegang perutnya spontan. Entah mengapa ada sesuatu yang menjalar hangat pada dirinya.
Sempat terdiam beberapa saat kemudian mengangguk pelan.

"Baik.."

"Mandi segera"































Pada sebuah pusat perbelanjaan yang cukup besar Winwin berjalan tenang, bersama Geunmin disampingnya.
Sempat terlihat senyum berbinar Geunmin tatkala langkahnya melewati sebuah toko syal, kain kain, pernak pernik dan benda benda sejenisnya.
Membuat Winwin menggeleng ringan. Ia tau perempuan itu begitu menyukai hal hal semacam itu.



"Kita sudah berjalan cukup lama, tapi kamu belum juga memilih"

Geunmin mengangkat kedua alisnya, masih mencerna ucapan tanpa ekspresi laki-laki itu.
"Jadi— saya yang memilih?"

Mana Geunmin tau? Laki-laki itu tidak mengatakan apapun.

"Hm" Jawabnya singkat dengan sebuah anggukan.

Blue and Orange Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang