5

2.2K 445 18
                                    

[▶🎧 ]
-----------

Lembar demi lembar kertas dibukanya, menyuguhkan gambar gambar skets masa lalu yang seharusnya sudah berwujud kini.
Lembar lembar itu menjadi satu dengan benda benda lain di dalam kardus.

Geunmin baru saja membukanya kembali setelah secara tidak sengaja melihat kardus barang barang itu berada dipojok bawah meja. Sedikit berdebu, tapi tali pengait kardus itu masih kuat pada ikatannya.

Ya, Geunmin memang membawa serta barang barang spesial miliknya secara rapi dan hati-hati ke rumah laki-laki yang telah menawarkan tumpangan 'gratis bersyarat' itu.

Barang barang yang memang tak akan pernah ia tinggalkan,
Ialah berbagai buku buku skets miliknya. Lalu foto foto kenangan keluarganya, yang bahkan hanya bersisa tak lebih dari lima foto.

Seulas senyum baru saja lewat, menikmati tiap titik garis pada gambar yang tercipta indah menurutnya. Tapi secara berangsur mengabur, sebab matanya tak lagi dapat menampung linangan air yang memaksa jatuh.

Kapan lagi ia bisa mengukir tinta diatas kertas? Mengulas warna warna yang biasa menciptakan tawa karena perpaduan indahnya?

Kapan lagi?

Sungguh, itu adalah hal favoritnya, dan bahkan favorit orang terkenangnya-sang eomma.

Sebuah foto tiba tiba saja jatuh dari selipan kertas yang masih bertumpuk. Foto itu tergelatak sempurna diatas lantai.
Yang sedang terjadi menjadi sangat kompleks kemudian.
Foto keluarga yang diambil enam tahun silam itu-yang jika diingat kembali adalah foto terakhir kebersamaan keluarga Jang- menambah kekacauan dalam hatinya.

Ialah foto keluarga. Atas appa, eomma, sang kakak, dan dirinya.

"Jishim-ah.." Ucapnya lirih.

"Dimana kau.."

Jang Jishim, kakak perempuannya-yang hanya terpaut dua tahun- hilang enam tahun silam.
Empat tahun setelah peristiwa itu, kisah kelamnya dimulai.

Ketika semua hal buruk dan peristiwa kebangkrutan menimpa sang appa-yang bahkan sampai meregang nyawa akibat serangan jantung—sang eomma ikut malang dengan menanggung semua beban yang ditinggalkan. Beban hutang, beban perekonomian, beban pikiran dimana sang kakak berada, beban bagaimana nasib butiknya, beban masa depan anak keduanya-Geunmin, dan semua. Semua beban yang ada.

Pada akhirnya sang eomma mengalami gangguan jiwa. Dan,


Pada akhirnya harus menjalani hari harinya bersama perawat panti kejiwaan.

Lalu geunmin?

Perempuan itu menjalani hari harinya sebagai gadis sebatang kara bersama rumah minimalis yang disebelahnya terdapat butik dengan plang yang tali pengaitnya copot sebelah, kaca berdebu, dan tulisan'telah disita' pada pintu utamanya.

"Hai, Eomma.."

"Geunmin-ah?! Kau lama sekali tidak mengunjungi eomma...
Oh?! Apa kau baru saja pulang dari Paris? Waaa... Bagaimana bagaimana? Pasti menyenangkan mengikuti Fashion Week? Iya, kan? apa eomma bilang.. hihihi"

"Eomma.."

"Geunmin-ah! Kemari kemari.. lihat apa yang eomma buat? syal rajuuuuttt, hihihi. Bagus sekali, kan? Haishh, sayang sekali kakakmu sangat jahat pada eomma!"

"Hiks..Dia tidak mau pulang, hiks.. Jadi syal ini khusus untuk kau.."

"Eomma, aku ingin bicara"
"Aku.. "
"Kuliahku.."
"Aku.. aku tidak bisa-"

Blue and Orange Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang