11

1.7K 383 21
                                    

Tok!tok!tok!
Tok!tok!tok!


Ceklek..


"Saya ingin bicara"

Kalimat singkat itu menyapa dengan jelas di telinga Geunmin begitu ia selesai membuka pintu kamarnya.

Belum lama setelah laki-laki itu meninggalkannya dengan ucapan ingin melelang otaknya,  dia sudah datang lagi. Apa kali ini akan mengatakan bahwa ia ingin melelang mulut? atau mata? paru-paru ? usus besar, usus kecil, usus dua belas jari?
atau ginjal?

Entahlah.


Sedikit mengernyit, Geunmin kemudian mengangguk pelan. Winwin yang  berdiri di ambang pintu perlahan mulai masuk, melangkah memimpin hingga kemudian mendaratkan tubuhnya pada kursi meja utama kamar Geunmin.

"Saya tau, " Ucap Winwin menjeda, netranya terlihat ragu untuk meneruskannya.




"Saya tau mungkin ini tidak ada dalam perjanjian, tapi—"


"Saya meminta kamu untuk ikut ke Daegu menemui eomma saya" Ucapnya tegas, meski sorot matanya menyiratkan ketidakyakinan atas apa yang baru saja ia ucapkan.

"Besok pagi." Lanjutnya lagi yang ternyata belum selesai dengan kalimatnya.

"Kebetulan, kamar mandi dalammu juga baru akan diperbaiki"




Geunmin masih belum bersuara. Tatapannya terpatri pada laki-laki yang ditatapnya dengan tatapan setengah kosong.

"Tidak akan lama, hanya sehari"



"Bagaimana?"

Winwin mengangkat kedua alisnya, menunggu jawaban yang ia duga mungkin akan mengecewakan.

"Sa-saya..."



"Saya akan mempertimbangkannya" Ucap Geunmin pada akhirnya. Mata yang sedari tadi menatap  laki-laki dihadapannya kemudian beralih menatap lantai, tertunduk.

Mendengarnya, Winwin menghela nafas, mengangguk pelan.

"Baik. Temui saya segera setalah kamu menemukan jawabanmu"















Geunmin menududukkan tubuhnya pada pinggir kasur. Berpikir keras untuk menentukan langkah yang akan ia ambil.
Sejujurnya ia masih tidak mengerti apa alasan laki-laki itu turut mengajaknya ke Daegu dan,

Bertemu eomma nya?

Sungguh, itu terdengar buruk.
Ia pasti akan berpura-pura disana.
Dan itu membuatnya berdebar.
Ada kecemasan yang berkecamuk dalam hatinya. Ia tidak ingin melakukannya.
Ia lebih baik menolaknya.
Ya, benar seperti itu.























"Hm.. mungkin..?"
"Eomma tapi—"
"Tapi.. aku tidak berjanji"

Geunmin menghentikan langkah ketika ia hendak mengetuk pintu kamar milik Winwin, obrolan itu tanpa sengaja menyambangi telinga Geunmin.

"A?"
"Dia?"
"Dia.."

"Bagaimana? Oh.. iya.. "


"Cantik"





Terdengar tawa yang terkesan dipaksakan oleh laki laki itu setelah seseorang di seberang sana—yang diketahui Geunmin adalah Eomma— merespon ucapannya.




"Eomma, jangan katakan itu lagi.."

"Bukan begitu, dia.."

"Dia memang.."
"Tidak.. dia tidak begitu. Dia memang tidak begitu sehat"
"Tapi aku akan mengusahakannya, eomma jangan menangis, ne?"

Blue and Orange Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang