22

2K 329 82
                                    

Ting!

Hanya dengan sebuah dentingan dering telepon, Geunmin terbangun dari tidur lelapnya. Tubuhnya tak langsung beranjak ketika disadarinya tangan miliknya masih hangat dalam sebuah genggaman.

Tanpa sadar sebuah senyum samar terulas dibibirnya, dilihatnya Winwin yang terlihat begitu nyaman dengan genggaman itu, kompres yang diberikannya semalam juga masih tertempel sempurna pada dahi laki-laki itu.

Geunmin berusaha melepas genggaman tangan, ia mencobanya sepelan mungkin namun mata yang nampak pucat itu akhirnya tetap terbuka—perlahan, membuat Geunmin refleks menghentikan pergerakannya.

"Ponsel anda berbunyi" Ujar Geunmin singkat sebelum akhirnya tangannya benar benar melonggar dan terlepas dari genggaman. Tubuhnya beranjak dan membungkuk hormat "Saya permisi" Ujarnya lagi lalu membalikkan tubuhnya untuk benar-benar pergi.

"Tunggu sebentar"

"Y-ya?"

"Bantu saya bangun" ujar Winwin menatap lekat pada sosok Geunmin"Saya ingin ke dapur" lanjutnya lagi dengan membuang tatapan.

Mengiyakan dengan anggukan, Geunmin kemudian melangkah kembali mendekati ranjang.

Klek

Memapah Winwin keluar kamar membuat Geunmin tersadar bahwa laki-laki itu nyatanya bisa menjadi sosok yang lemah. Tubuhnya begitu layu dan sorot matanya sayu.

Sedikit keberatan namun Geunmin tetap melanjutkan langkahnya, menuntut langkah yang tidak cukup berdaya itu menuruni tangga.Winwin dengan bibir pucatnya hanya menelan ludah sesekali.

"Hati-hati" Titah Winwin.

"Anda yang seharusnya berhati-hati"

"Kamu juga"

Geunmin hanya mengangguk kecil, tidak berharap lebih bahwa ucapan itu adalah untuknya, menurutnya sudah pasti itu untuk bayinya.

Langkah demi langkah dilalui, penuh keheningan sebab keduanya bungkam. Hingga seruan terdengar menyambangi telinga.

"O-ow.."

Semua yang sedang bergerak diantara keduanya menjadi terhenti.

"J—jaehyun-ah?"

Terlihat sosok Jaehyun yang duduk pada sofa ruang tamu sedang mulai berdiri. Dengan airmuka terkejut juga heran ia terlihat menyeringai jahil kemudian, sebelah alisnya pun ikut terangkat.

"O-ow..... Wow.."

Melihat airmuka menyebalkan milik Jaehyun membuat Winwin melepaskan tubuhnya perlahan lalu menjauh dari sosok yang memapahnya.

Mengatur sorot matanya yang sempat terkejut, Winwin dengan cepat mengubahnya menjadi sorot mata malas.

"Sejak kapan kau duduk di sofa ruang tamu ku?" Tanya Winwin sembari melangkah mendekat—dengan cukup gontai—dan meninggalkan Geunmin yang tak beranjak dari tempatnya.

"Sejak.. sejak kapan ya.. "
"Ah, aku tidak mengingatnya, yang ku ingat hanyalah adegan romantis yang baru saja kulihat" Ucap Jaehyun dengan tawa tertahannya.

"Apanya yang romantis, dia hanya membantuku menuruni tangga"

Jaehyun menarik ke bawah  kedua sudut bibirnya, mengejek lagi.

"Lalu tapi keluar dari kamar yang sama"

"Lalu sepertinya semalam tidur bersama"

"Lalu—"

"Tutup mulutmu atau ku usir" Ucap Winwin datar.

"Ne..Ne.." Jaehyun tertawa ringan "Aku berada disini sejak Bibi menyuruhku menuggu disini, ya, kau pasti tau karena apa. Karena kau masih belum bangun, masih betah di dalam kamar bersamanya dan... entah sedang melakukan apa"

Blue and Orange Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang