"Bibi..."
Perempuan yang tengah membawa sebuah kotak kardus berwarna maroon itu mendatangi dapur, berlari kecil mencari sosok Bibi.
"Bibi..!?"
"Geunmin-ssi? Ada yang bisa saya bantu?"
"Bi, apa bibi yang membeli ini?"
"Ehm..?"
"Apa itu? Bibi hanya membeli sayur dan beberapa barang dapur hari ini" Jelas bibi yang kemudian mematikan kompor.Geunmin mengernyit, Bibi juga sama.
"Memangnya Geunmin-ssi menemukannya dimana?" Tanya Bibi lagi.
"Dimeja kamar?" Jelasnya yang masih bingung.
"Berisi beberapa alat gambar dan seperangkatnya" Imbuhnya.Bibi mengernyit lagi, menerawang sebentar.
"Ah.. mungkin Winwin-ssi" Jelas wanita paruh baya itu mantap.
"Winwin-ssi...?" Ucap Geunmin seolah ragu.
"Kenapa? Apa Geunmin-ssi terkejut?" Tanya Bibi Shin dengan tertawa kecil.
Geunmin bukannya terkejut, tapi hanya..
Bingung. Aneh."Bibi juga pernah dibelikan kalung" Ucap bibi enteng, kemudian memulai aktivitas memotong bawang.
Geunmin sedikit kaget. Dibelikan kalung? Bibi Shin si wanita paruh baya dan Winwin-ssi sang dosen muda menjalin sebuah hubungan diam diam, begitu?"
Gila!
Geunmin semakin tidak mengerti, menatap wanita paruh baya itu dengan tatapan seolah memaksa agar dijelaskan lebih lagi.
Ditatap seperti itu bibi tertawa lagi.
"Bukan.." Ucap sang bibi kemudian menghentikan aktivitasnya, lalu tubuhnya mulai menata menjadi berhadapan dengan perempuan yang seolah meminta penjelasan itu.
"Bukan dibelikan kalung dengan cara romantis seperti yang ada di drama drama, ini lain lagi. Mendesak.."
Mendesak?
Mendesak bagaimana?
Geunmin menggerakan tubuhnya agar lebih dekat. Seolah bersiap mendengar cerita sang wanita paruh baya.
"Waktu itu Bibi baru saja menerima gaji, lalu karena anak perempuan bibi sedang berulang tahun, Bibi membelikannya kalung saat berbelanja pagi" Ucap Bibi tenang.
"Tapi setelah sampai di rumah dan sudah beraktivitas beberapa jam, Bibi baru ingat, kalungnya tidak ada. Bibi mencarinya di seluruh ruangan, tapi tidak ketemu juga. Bibi benar benar lupa, entah jatuh dijalan, di taksi, atau memang hilang di area rumah ini, Bibi juga tidak tau.."
Geunmin hanya mengangguk angguk pelan, sedikit kasihan.
"Lalu datang Winwin-ssi, menanyakan apa yang terjadi. Kala itu bibi mencarinya seperti cacing kepanasan, kesana kemari berulang ulang" Lanjut Bibi lagi, namun kali ini sambil tertawa.
Melihat suasana sedikit mencair, Geunmin kemudian bersuara
"Lalu?" Tanyanya penasaran.
"Lalu Bibi menceritakan semuanya..
Winwin-ssi awalnya agak marah, mungkin karena bibi ceroboh. Tapi kemudian Winwin-ssi menenangkan bibi dan membelikan kalung yang baru""Seperti itu?"
"Wah, padahal harga sebuah kalung mahal ya, bi?""Memang, bahkan Bibi membelinya dengan separuh gaji bibi. Waktu tau kalungnya hilang, Bibi cemas bukan main"
"Lalu gaji bibi dipotong?"
"Tidak juga"
"Secara cuma cuma, bi???"
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue and Orange
FanfictionJang Geunmin, gadis biasa yang menempuh study di bidang fashion design harus merelakan sepersekian persen hidupnya untuk menjalani hari hari sukar. Dari sekian banyak manusia di Korea, ia bertemu dengan Winwin Dong pada suatu waktu. Dosen muda berke...