Chapter 8 - Siapkah?

1.2K 65 0
                                    

Mungkin humor lucu sekali pun tak akan berefek jika aba-aba siap belum juga digantikan, tapi akan berefekkah jika hati ini beradu kembali dengan kepingan semenyakitkan cinta sebatas patok tenda di depan mata?
~

Kesal, pengin ngumpat, dan pengin banget nyakar orang. Mungkin itu yang Erlin rasakan. Setelah bangun dengan badan yang pegel bin kaku seperti sifatnya Cakra, Erlin harus dibuat pusing setengah mati mendengar omelan panjang lebar bin tegas Cakra yang tiba-tiba langsung menyuruhnya mengambil alih masalah jatah sarapan caba sekaligus para panitia dan antek-anteknya. Entah kemana para seksi konsumsi yang harusnya bertanggung jawab mengenai masalah ini. Persetan dengan tanggung jawab yang entah milik siapa itu, Erlin langsung bergegas dengan wajah kesal nan acak-acakannya.

Jika boleh mengeluh, mungkin Erlin sudah mengadukan semua kekesalannya pagi ini. Hanya dengan mengumpat serta meneriakkan semua kekasalannya, mungkin itu semua tak akan cukup bagi seorang Erlin. Yah, setidaknya dengan mengacak-acak wajah seseorang mungkin kekesalannya akan menguar begitu saja. Mereka pikir, Erlin kuli makanan apa? Bisa mengangkut hampir 100 box makanan seorang diri sampai ke gedung sekolah yang jaraknya bisa dibilang tidak dekat. Oh ayolah, yang benar saja. Apakah dari 1000 orang yang ada di dunia ini tak adakah sukarelawan yang bersedia membantunya? Ck, katakan saja kali ini Erlin memang lebay kan?

“Butuh bantuan?” tanya seseorang yang sontak membuat Erlin langsung terlonjak kaget mendengarnya. Ia yang sebelumnya tengah memegang beberapa box makanan hampir saja menjatuhkannya begitu saja karena terlalu kagetnya jika saja tangan kekar itu tidak segera terulur membantunya.

“Eht—“ Erlin langsung mengerjapkan matanya melihat seseorang yang ada di hadapannya sekarang ini. Kenapa dia bisa ada disini?

“Ck, laga lo sok banget sih? Makanan bejibun gini mau sok-sokan dibawa sendiri? Punya tangan berapa lo, sepuluh?”decak orang itu sembari mengambil alih box makanan yang berada ditangan Erlin. “Tangan lo terlalu kecil, enggak bakal muat bawa makanan sebanyak ini.” ejeknya dengan senyum miring yang terukir.

“Eh buset, ngledek banget ini orang. Tangan kecil begini juga banyak manfaatnya loh kak. Jangan salah loh ya.” ucap Erlin tidak terima. Ia segera mengambil sisa box yang masih tergeletak manis di lantai dan segera menyusul Gavin yang sudah beberapa langkah di depannya.

“Lagian, rekan lo pada kemana sih? Banyak anggota tapi masalah ginian enggak ada yang mau bantu. Maunya pada main enaknya aja sih.” ucap Gavin dengan wajah kesalnya. Bukannya apa-apa, tapi aneh aja bukan makanan yang bejibun gini dibawa sama satu orang? Kalau dia bawa gerobak dorong sih ya enggak masalah ye.

“Hais, jangan main judge orang seenaknya dong kak. Enggak baik loh. Enggak papa kali, hitung-hitung gua lagi menabung pahala ye kan? Lagian, kok kakak di sini sih? Lagi singgah gitu?” tanya Erlin menaikkan sebelah alisnya. Bingung dong yah lihat waketos nyasar di acara pramuka? Dia pikir ini acara-acara formal biasa anak OSIS hadirin?

“Kalau mau berbuat baik itu dipikir-pikir dulu, jangan main nyelonong aja. Lo kira ini dunia baik-baik ape?” tanya Gavin dengan tatapan elangnya yang berhasil membuat Erlin ngeri seketika. “Pantes aja Cakra enggak betah sama lo, orang bego gini. Lo kira ini acara pribadi sampai enggak perlu ngundang OSIS gitu? Kalau enggak ada izin dari gua, enggak bakal ada ini acara ogeb.” lanjut Gavin sembari menyikut lengan Erlin dengan sikunya.

“Ye, sa ae dong kak enggak usah ngegas gitu. Ya udah, ayo deh cepet keburu gua dibacok si Cakra.” ucap Erlin mempercepat langkahnya begitu melihat hari sudah semakin terang, sepertinya hari sudah semakin siang.

“Et buset, udah ditolongin juga komen-komen ae lo.”

***

Pulang. Suntikan penyemangat paling manjur bagi pelajar sejagat raya. Bukan hanya bagi para caba, tapi juga para bantara yang sudah kehabisan tenaga sekarang ini. Para caba, yang wajahnya kentara sekali menyiratkan kelelahan yang teramat langsung bersemangat kala kata pulang diserukan setelah sarapan tadi pagi selesai. Juga para bantara yang wajahnya langsung berseri-seri bak mendapatkan hadiah lotre berisi uang yang nilainya begitu fantastis.

Erca (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang