Yang bukan anak pramuka aja terkadang paham sama kode–kodean, lah kenapa yang anak pramuka justru gaptek gini sih waktu dikode?
~Aneh yah, terkadang enggak ada angin enggak ada hujan tiba–tiba kita peduli sama seseorang. Mendadak khawatir pada seseorang. Mendadak takut jika berjauhan. Dan mendadak linglung begitu hilang kabar. Dan yang lebih aneh lagi, seseorang itu bukan siapa–siapa kita. Cuma sebatas segelintir orang yang hadir, sama seperti kebanyakan orang yang lain. Tapi—kenapa berbeda yah? Melihatnya murung dengan wajah sayunya benar–benar membuat kita peduli tak terkira. Melihatnya gelisah tidak karuan benar–benar membuat kita khawatir saat itu juga. Tak melihatnya sehari saja, benar–benar membuat kita takut kehilangan. Dan sialnya, begitu melihatnya pergi begitu saja tanpa pamit ataupun basi–basi, benar–benar membuat kita linglung seperti orang bodoh. Lalu, salahkah jika itu benar terjadi?
Seperti Cakra, jika sebelumnya dia selalu tak acuh terhadap semua yang terjadi, tapi lain dengan kali ini. Kebersamaannya, kepedualiannya, kekhawatirannya, ketakutannya, profesionalismenya, dan keanehannya sungguh–sungguh membuat Cakra kelimpungan saat ini.
Bodoh
Harusnya ia sadar betul dengan maksud terselubung Fendi waktu itu. Harusnya ia sadar betul bagaimana setujunya rekan–rekannya terhadap hubungan mereka. Harusnya ia sudah menyadari betul apa yang akan Fendi lakukan selanjutnya.
Sial
Apa setelah ini semuanya akan menyadari? Apa setelah ini semuanya akan tahu kebenarannya? Dan apakah setelah ini, keraguan yang sempat menderanya bisa terjawab seketika?
Harusnya ia sadar bagaimana rasanya saat mereka berdekatan. Harusnya ia sadar bagaimana khawatirnya ia begitu melihat dia gelisah. Harusnya ia sadar apa yang telah membuatnya menciptakan ribuan alasan untuk tetap berada di dekatnya.
Tapi sekali lagi, tidak salahkah jika Cakra benar–benar merasakan semua ini? Pada dia yang bukan siapa–siapanya? Pada dia yang hanya sebatas rekannya saja?
***
“Ra,”
Tak hanya Erlin, Alvi, Alif dan Handi pun tentu merasa terkejut dengan kedatangan tamu tak diundang itu. Astaga, kenapa Erlin mendadak jadi orang bersalah seperti ini? Kenapa ia mendadak merasa seperti orang yang ketahuan? Eht, ketahuan? Memangnya Erlin sudah berbuat apa coba?
“Eht Pak Prad, ada gerangan apa anda di sini?” tanya Handi mencairkan suasana. Yah, mendadak kamar Erlin jadi sedingin ini semenjak kedatangan Cakra. “Oh iyah, mau ketemu Erlin dong pastinya kan?”
Mendengar namanya disebut, langsung saja Erlin sadar dari keterkejutannya. Astaga, persetan dengan keterkejutannya itu, Erlin benar-benar merutuki dirinya yang begitu bodoh saat ini. “Eht Ra,” ucapnya sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
“Laptop.” jawab Cakra singkat, padat, dan jelas.
Erlin benar–benar dibuat terkejut untuk kedua kalinya. Sangkin tekejutnya, ia bahkan sampai melongo saat ini. “Arghhhhh, Cakra, makasih,” pekik Erlin kegirangan. Saking girangnya, ia bahkan sampai berlari ke arah Cakra dan langsung menubruk Cakra saat itu juga. “Makasih makasih. Gua enggak tahu gimana nasib gua kalau lo enggak dateng selanjutnya. Makasih Ra makasih.” lanjutnya tanpa melepaskan pelukannya sedikit pun.
Yah, katakan saja Erlin terlalu bahagia sampai se-excited itu tanpa mempedulikan geraman dan kepalan tangan seseorang di belakang sana.Tentu saja Cakra kaget. Kraninya yang satu ini benar–benar tempramen. Dan sayangnya, Cakra tak pernah mempermasalahkan hal itu sedikit pun. Toh ia juga tak berhak menghakimi sikap seseorang walaupun itu kraninya sendiri. Dan sayang seribu sayang, Cakra menyukai seseorang yang agak ‘berbeda’. Dengan perlahan, Cakra langsung saja menurunkan tangan mungil Erlin yang masih melingkar sempurna di lehernya. Benar–benar pendek, Cakra terikik sendiri begitu tak sengaja melirik Erlin yang sedikit berjinjit untuk memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Erca (COMPLETED)
Ficção AdolescentePramuka? Lelah, letih, capek dan tentunya banyak pengalaman. Kata siapa anak pramuka cuma bisa PBB, Satya Dharma, ataupun sandi-sandi? Karena nyatanya, anak pramuka juga manusia. Yang punya kehidupan masing-masing dengan seribu lika-liku perjalanann...