***
Semesta selalu mempunyai rencana yang bahkan tak pernah kita duga.
🌈
"Woi! Bengong-bengong bae. Masih inget gue gak?"
Suara itu menyadarkan Cika dari lamunannya. Cika menoleh, dan mendapati Gera yang tengah nyengir kuda. Alis Cika terangkat. Bingung dengan Gera yang SKSD alias sok kenal sok dekat dengannya.
"Jangan bilang lo lupa sama gue?!" Wajah cerah Gera menghilang, tergantikan dengan wajah murung. Seketika itu, Cika teringat sesuatu.
Cika ber'oh' panjang dengan mata menerawang. "Lo, Gera yang ikut olimp Fisika pas SMP, kan?" tanya Cika dengan mata berbinar. Gera mengangkat alis kanannya, dan tersenyum membenarkan.
"Wanjirrr, seneng bet gue bisa ketemu lo lagi!" seru Cika senang, hingga tak menyadari bahwa seruannya terdengar oleh murid sekelasnya.
"Cika?" tanya Pak Dadang, bukan pertanyaan sih, lebih tepatnya seruan tajam.
Cika salah tingkah karena Pak Dadang terus-terusan menatapnya. "I-iya, pak." Cika tergugup.
"Keluar!" seru Pak Dadang tajam.
Cika pasrah melangkah keluar dengan Gera yang dibelakangnya mengikuti. Pak Dadang memperhatikan dengan tatapan bingung. "Mau kemana kamu?" tanya Pak Dadang.
Cika yang merasa ditatap menjawab, "Kan bapak suruh saya keluar."
Pak Dadang menepuk keningnya. "Aduh, bukan kamu, Cika. Yang dibelakang kamu itu lho!" Pak Dadang mulai kewalahan menghadapi Cika.
Cika ber'oh' ria sambil bergumam, "Ngomong dong!"
Pak Dadang menatap Gera dengan tatapan tajam tepat di manik matanya. Namun, gadis itu hanya ikut menatap datar gurunya itu, tanpa rasa takut.
"Gera?" Pak Dadang mulai mengucapkannya dengan suara kecil, karna sudah kewalahan.
"Iya pak?" ucap Gera hati hati. Gera berhenti berjalan, dan berada tak jauh dari Pak Dadang. Cika telah sampai di pintu ikut juga berhenti dan memperhatikan Gera dan Pak Dadang.
"Kamu ngapain?"
"Ikut Cika. Pengen liat-liat sekitar SMA ini, pak."
"Kan, bisa saat istirahat."
"Gak mau. Saya maunya sekarang! Saya lagi mood nya keluar pak! Kalo nanti saya gak mood keluar gimana? Bapak mau tanggung jawab?" cerocos Gera seperti anak kecil yang minta dibelikan mainan dari orang tuanya.
Pak Dadang mendengus kasar. "Terserah kamu. Pusing kepala saya dengerin ocehan kamu." Pak Dadang pasrah. Sulit baginya mengatasi murid-murid nya yang bandel, karena umurnya yang terbilang sudah tua.
"Yeyyy, makasih bapakqu,"
Teman-teman sekelas hanya bisa menahan gelak tawanya melihat kelakuan Gera yang terbilang alaynya na'uzubillah dan seperti kekanak-kanakan.
Cika diam-diam terkekeh kecil melihat teman barunya itu. Bakalan seru nih.
🌈
Disepanjang koridor, Cika menjelaskan tempat-tempat yang ada disekolahnya, yaitu kelas-kelas jurusan IPA dan IPS, kelas kakak kelasnya, kelas ekskul, dan ruangan laboratorium.
Dan sekarang, mereka berdua sampai di lapangan sekolah. Hujan lebat tadi telah reda, tergantikan dengan panasnya cahaya mentari. Disana terlihat beberapa siswi yang tengah bersorak sorai untuk kakak kelasnya yang tengah bermain voli.

KAMU SEDANG MEMBACA
Grafi [End]
Teen Fiction[DILARANG KERAS BAGI YANG MAMPIR CUMA UNTUK COPAS!] Jika para reader yang liat cerita yang copas grafi, langsung lapor ya^^ Jangan lupa follow author ya^^ Rank : #1 Fito 5 Juli 2020 #2 Gera 5 Juli 2020 #4 Brokenhurt 7 Juli 2020 #1 Fito 20 September...