Bab 1 : New Life

2.7K 279 71
                                        

***

Hidup itu perjalanan. Ada yang datang lalu pergi. Ada pertemuan dan perpisahan. Hargailah setiap pertemuan, agar tak menyesal dikemudian hari ketika perpisahan hadir.

🌈

Pagi hari diawali dengan langit gelap yang tak lagi sanggup membendung airnya. Banyak manusia yang tengah berlari mencari tempat berteduh dikarenakan air hujan itu datang tanpa aba-aba dan langsung saja deras.

Seperti halnya yang terjadi pada gadis yang tengah duduk di halte sendirian. Bajunya sedikit basah setelah menuruni bus yang ditumpanginya. Karena hujan yang tiba-tiba ini, gadis itu tak sempat membawa payung. Bahkan tadi, langit terlihat baik-baik saja. Nyatanya tidak.

Gadis itu mendengus kasar. "Argghh.. udah jam tujuh kurang seperempat lagi. Sialan!" gumamnya.

Karena ketakutan terlambat melanda gadis itu. Ia langsung berdiri, mengetes apakah hujan ini tak akan membuatnya basah kuyup. Ia menjulurkan tangannya ke depan. Merasakan setiap rintikan hujan yang membasahi tangannya.

Suara mobil melaju kencang terdengar menuju sekolah gadis itu.

Percikan becek hujan membasahi gadis yang berada di halte. Ia terkejut. Matanya melotot. Wajahnya merah padam. "WOI! BAWA MOBIL HATI-HATI DONG! EMANG NI JALAN PUNYA BAPAK LO APA?" teriak gadis itu geram karena mobil itu melewatinya saja, tanpa rasa bersalah.

"Sial banget gue hari ini. Pertama, kejebak hujan. Kedua, kena becek. Ampun, deh. Hari pertama masuk sekolah baru lagi. Apa kata orang-orang disana coba? Kampret emang," gumamnya kesal.

"Sabar, Ra, sabar. Gak sekali lo dikasih ujian sama Tuhan. Hampir tiap hari malah," lanjut gumam gadis itu sambil mengelus dadanya, bersabar.

Tanpa disadari gadis itu, ada seorang lelaki yang tengah menatapnya aneh. Ia tak menyadari jika dari tadi lelaki itu datang sebelum dirinya.

Merasa ada yang memperhatikan, gadis itu menoleh kepada cowok yang tengah menatapnya dengan tatapan aneh itu.

"Apa lo liat-liat?" sinis gadis itu yang terdengar sangat tajam.

"Lo—" ucap cowok itu menggantung.

Gadis itu hanya menatap cowok itu dengan mengangkat sebelah alisnya, bingung.

"Anak baru, ya?" tanya cowok yang tak dikenal oleh gadis itu.

Gera menatap cowok itu sejenak. Memperhatikan pakaian yang dipakai oleh cowok itu. "Darimana lo tau? Seragam gue aja masih sekolah yang lama, kok." Gadis itu menggaruk tengkuknya bingung.

Cowok itu memakai seragam SMA Nusa Bangsa—sekolah baru gadis itu.

"..." Cowok itu diam dan berpaling dari gadis itu dengan wajah datarnya.

Gadis itu tak menggubris diamnya cowok itu. Peduli amat.

Gadis itu bernama Gerati Agustri. Seorang manusia dingin sedingin es. Sekaligus mempunyai ucapan yang tajam, melebihi tajamnya silet. Tak memperdulikan hal-hal yang baginya tak perlu dipedulikan. Benci dengan manusia lawan jenisnya.  Membenci siapa pun yang masuk ke kehidupan nya, kecuali orang-orang yang dikehendaki nya.

Gera menjulurkan tangannya kembali. Merasa telah pas, ia langsung berlari secepat kilat menuju gerbang sekolah tanpa pamit kepada cowok yang tak ia kenal itu, dan cowok itupun masih duduk di halte tak memperdulikan Gera yang pergi.

Terlihat di gerbang sekolah baru Gera bertuliskan SMA NUSA BANGSA. Sampainya di depan koridor sekolah, ia langsung mencari ruang kepala sekolah.

Merasa bingung, Gera mencari orang yang bisa ia gunakan untuk bertanya. Terlihat, dua orang siswi yang tengah duduk di kursi depan kelasnya. Dengan gugup, Gera menghampiri mereka. "Hm, boleh nanya gak? Ruangan kepala sekolah dimana, ya?" tanya Gera dengan senyum kikuk.

Grafi [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang