***
Tak ada yang bisa mengalahkan tawa yang terjadi karena sahabat. Bersama sahabat, jiwa gila bakalan muncul tiba-tiba.
🌈
Setelah berakhirnya Prom Night, maka datanglah hari libur semester akhir setelah seminggu sekolah tanpa belajar. Yang Gera lakukan hanya rebahan di rumah seraya senemui Shana yang rumahnya tak jauh dengannya. Banyak cerita yang mereka salurkan satu sama lain.
Seakan tak pernah terjadi, perihal Luthfi dan Fito tak lagi ia pikirkan. Ia anggap saja itu sebagai angin yang berhembus kencang meninggalkan kekacauan namun tak berbekas setelah tertata rapi.
Cika pun terkadang datang ke rumah Gera sekedar untuk bertukar cerita lalu memberi tawa.
"Kapan terakhir kalinya lo ketemu Bara?" tanya Shana disela-sela curhat.
Gera tengah bertamu ke rumah Shana, dan sekarang mereka berada di kamar Shana. Yang mereka lakukan ialah tengkurap di atas kasur sambil memainkan ponsel.
"Hm, gak tahu deh, Na. Rasanya udah lama banget. Kalau gak salah terakhir ketemu saat di cafe yang biasa gue datangi kalau lagi bosan. Eh, eh.." Mata Gera menengadah, seperti orang yang tengah mengingat sesuatu.
"Kenapa-kenapa?" tanya Shana penasaran.
"Anehnya saat itu ada Fito. Emang mereka saling kenal, ya, Na?" Mata Gera berbinar, inginan tahunya menyeruak jika mengingat hal itu. "Mereka kayak lagi ngomong serius lagi. Liat itu, jiwa iseng gue bangun," lanjutnya sambil nyengir kuda.
Seakan tidak terjadi apa-apa. Begitulah, meski awalnya berat, ia tetap berusaha. Shana pun memahami itu meski tak mendukung sepenuhnya.
Shana menatap Gera dengan tatapan datar. Dasar Gera, cueknya patut di acungi jempol.
"Makanya, Ra. Lo kalau jadi manusia ada perasaan peduli sama sekitar 'napa? Heran gue, kok ada ya, manusia secuek lo?" ketus Shana membuat Gera gemas.
"Jawab aja pertanyaan gue, kampret. Gak perlu hina gue juga, elah," gerutu Gera.
"Masalahnya pertanyaan lo sebenarnya gak perlu ditanyakan, bambank! Mereka ketemu, terus ngomong serius. Lo tanya mereka saling kenal, dari yang terlihat udah jelas mereka kenal. Hadeh, gak tahu lagi dah gue," omel Shana.
"Gue ragu aja. Kenapa gue gak tahu, ya?" tanya Gera yang membuat Shana gemas pengen nyakar saking kesalnya.
"Au ah, terserah!"
Gera tertawa melihat reaksi Shana. Senang sekali membuat Shana kesal. Hal-hal seperti ini lah yang perlu ia lakukan disaat pertemuannya. Shana memang sasaran empuk dikala bosan.
Shana kembali memperhatikan ponselnya. Melihat beranda instagram, lalu kepo-in satu-satu. Ada yang seperti itu juga gak? Kalau ada berarti Shana dan Gera adalah teman jauh kalian.
"Ra!"
"Hm."
"Liat sini deh!" suruh Shana.
"Apaan?" tanya Gera yang masih tak ingin menoleh dari ponselnya.
"Aish." Shana menarik tangan Gera yang tengah fokus dengan ponselnya.
"Eh, eh, woi!" protes Gera saat tangannya ditarik. "Lepasin woi!"
"Gak!" Shana kekeuh untuk menarik tangan Gera hingga menghadap kepadanya.
"Woi, BANGSAT! CACING GUE MATI!" teriak Gera seraya mambanting ponselnya ke atas kasur. Masih mending di atas kasur, kalau dibanting ke lantai mah, bakalan jadi almarhum. Eh tunggu dulu, ponsel termasuk cewek apa cowok nih?
![](https://img.wattpad.com/cover/186343673-288-k628536.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Grafi [End]
Novela Juvenil[DILARANG KERAS BAGI YANG MAMPIR CUMA UNTUK COPAS!] Jika para reader yang liat cerita yang copas grafi, langsung lapor ya^^ Jangan lupa follow author ya^^ Rank : #1 Fito 5 Juli 2020 #2 Gera 5 Juli 2020 #4 Brokenhurt 7 Juli 2020 #1 Fito 20 September...