***
Terjebak sama orang yang gak diinginkan itu menyebalkan.
*Gerati Agustri
🌈
Hira duduk di sofa kamar, ia terdiam seraya menatap sesosok gadis di ponselnya. Entah kenapa, tiba-tiba saja ia teringat pertemuan pertama nya dengan Gera di ruang ekskul musik.
"Eh, siapa ya?" tanya Gera yang tak mengenal atau mengetahui Hira.
"Gue Hira, anggota ekskul musik," ujar Hira mengangkat tangan kanannya.
"Ah, Kak Hira, ya?" Gera mengangguk kecil sambil menyambut tangan Hira, bersalaman.
"Eh, btw yang tadi itu bagus, lho. Gue aja sampai nangis ini," puji Hira dengan tulus seraya mengusap ujung matanya.
Mereka melepas salamannya. Gera tersenyum kaku. "Thanks, kak. Btw, kakak yang dipilih gantiin gue olimpiade 'kan?" tanyanya tanpa basa-basi.
"Iya. Emang kenapa? Lo minta pengen diganti lagi sama lo?" tanya Hira tepat sasaran.
"Iya. Mau ya, kak?" ujar Gera memelas.
Hira menggeleng. "Enggak. Mau lo ngelakuin apapun, gue gak bakal mau."
Hira berjalan menuju lemari untuk mengambil sesuatu yang memang tujuan awalnya ke ruang tersebut. Hira menghampiri Gera kembali.
"Awalnya, gue pengen nawarin ke Lo, buat ikut ekskul musik. Cuma, sekarang gue tau lo ternyata orangnya plin plan, jadi maaf aja nih ya, Ra. Gue gak suka orang plin plan kayak lo," sindir Hira seraya berjalan pergi keluar ruangan meninggalkan Gera yang terdiam ditempat.
Ingatan itu menghilang perlahan sehingga terbit sebuah senyuman di wajah Hira.
Pintu kamar Hira terbuka. Ternyata yang datang ialah Cika, teman sekamarnya.
"Duh, kebiasaan deh lo, Cik. Kalau mau masuk tuh ya ketok dulu pintunya. Jangan sembarangan masuk aja. Gak sopan itu namanya," tegas Hira yang beranjak dari sofa. Mengambil tasnya dan memakai sepatunya.
Cika hanya diam tanpa membalas. Ia terlalu mematuhi kakak kelasnya yang satu itu. Karena selama satu kamar dengannya, membuat Cika senang. Mereka memiliki sifat yang sama. Sama-sama suka bicara, bedanya jika Cika itu lebih ke blak-blakan, sedangkan Hira lebih dewasa dan tegas darinya.
"Ayo, kak! Yang lain udah nungguin nih!" desak Cika membuat Hira berdecak pelan.
"Iya-iya. Bawel banget sih lo," jawab Hira yang menghampiri Cika.
Walaupun, tak semuanya yang masuk babak grand final, mereka tetap saling mendukung dan menyemangati meski kecewa. Tak apa, kegagalan adalah kesuksesan yang tertunta. Itulah yang mereka pelajari dari Pak Nezri sebagai ketua olimpiade.
Cika dan Hira telah bergabung dengan semuanya.
"Udah lengkap 'kan?" tanya Pak Nezri.
"Siap, sudah!" ujar semuanya dengan kompak.
"Kalau begitu, sebelum berangkat kita berdo'a dulu menurut kepercayaan masing-masing. Berdo'a, mulai!"
Sontak semua kepala menunduk, berdo'a kepada yang mahakuasa agar diberikan yang terbaik oleh-Nya.
"Berdo'a selesai!"
Semua kembali seperti semula, lalu masuk ke dalam bus yang telah disiap dari tadi. Semuanya tersenyum cerah dan bersemangat, kecuali satu orang. Pikiran Fito melayang entah kemana. Kenapa perasaan gue gak enak, ya? batinnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Grafi [End]
Teen Fiction[DILARANG KERAS BAGI YANG MAMPIR CUMA UNTUK COPAS!] Jika para reader yang liat cerita yang copas grafi, langsung lapor ya^^ Jangan lupa follow author ya^^ Rank : #1 Fito 5 Juli 2020 #2 Gera 5 Juli 2020 #4 Brokenhurt 7 Juli 2020 #1 Fito 20 September...