***
Jangan kembali, jika hanya memahat luka lagi.
🌈
"To, udah move on?" tanya Draka penasaran.
Fito yang baru saja menyuapkan satu suapan mie dimulutnya, langsung menyemburkan mie yang baru saja ia kunyah.
Sontak mereka berempat terkejut. Mata mereka melotot kaget.
"Astagfirullah al azim La Ilaha Illallah Muhammadur Rasulullah!" pekik Ryan yang memegang dadanya kaget. Ia menatap mie yang disemburkan oleh Fito yang kena tepat diwajahnya. "To! Lo sehat? Mau gue tabok lo, hah?!" pekik Ryan histeris. Rasanya ingin sekali memakan orang yang didepannya ini hidup-hidup.
"Untung gue gak kena," ujar Arya mengelus dadanya, bersyukur. Arya duduk tepat disamping Ryan, sedangkan Fito disampingnya Draka.
"Sorry," ucap Fito santai aja seperti sedang dipantai.
"Arghh... Frustasi gue nih lama-lama punya temen gak ada rasa bersalahnya sama sekali," ujar Ryan menjambak rambutnya sendiri.
"Salahin Draka lah, kan dia yang nanya pas gue lagi makan," tuduh Fito dengan santai.
Yang dituduh malah hanya diam memperhatikan tanpa berniat untuk menghentikan.
"Allahu Akbar. Punya temen, kok gini amat ya Allah," keluh Ryan dengan menepuk dahinya lelah.
"Udahlah. Ke toilet sana! Bersihan tuh muka lo!" titah Arya yang mulai enek melihat Ryan yang selalu saja debat yang tak perlu.
Draka berdecak pelan, ia tahu, Fito selalu saja menghindar jika ditanya tentang Darya. Entah sampai kapan ia begitu. Ingin rasanya membantu menuntaskan masalah yang belum kelar itu, tapi jika yang punya masalah saja tidak mau cerita tentang perasaannya sendiri, bagaimana mau membantu menuntaskannya?
🌈
"Cuma pengecut yang gak bisa selesaikan masalahnya sendiri!"
Ucapan Draka ketika pulang sekolah tadi selalu terngiang di telinga Fito, hingga ia telah berada dirumahnya. Awalnya, ia merasa bingung harus berbuat apa. Tapi, setelah bersiteru dengan pikirannya, Fito memantapkan hatinya untuk pergi ke rumah Darya, menemuinya agar masalah itu terselesaikan.
Sebenarnya Fito sudah bisa menerima semua yang terjadi, maka dari itu ia menyelesaikan saat ini juga.
🌈
Tok! Tok! Tok!
Suara ketokkan pintu berasal dari lelaki jangkung yang menatap pintu itu dengan cemas.
Ceklek!
Pintu itu terbuka, lalu keluar lah seorang wanita paruh baya. Wanita itu tersenyum senang mengetahui siapa yang tengah bertamu ke rumahnya.
"Nak Fito? Udah lama gak mampir, cari Darya, ya?" tanya wanita paruh baya itu, yang merupakan Mama-nya Darya, yang bernama Erya.
"Iya, tan. Ada Darya-nya gak?" tanya Fito sambil tersenyum segan.
"Ada, kok. Ayo masuk." Tante Erya mempersilahkan Fito memasuki rumahnya.
Fito memperhatikan setiap inci ruangan rumah itu. Tak ada yang berubah. Masih sama seperti sebulan yang lalu.
Sejak tragedi Fito mengamuk, Darya tak pernah bisa ia ditemui. Sudah banyak cara yang Fito lakukan agar Darya bisa bicara dengannya.
Sebenarnya, sekarang ini Fito sangat gugup. Ia cemas jika Darya masih tidak bisa ditemui ataupun diajak bicara.
![](https://img.wattpad.com/cover/186343673-288-k628536.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Grafi [End]
Teen Fiction[DILARANG KERAS BAGI YANG MAMPIR CUMA UNTUK COPAS!] Jika para reader yang liat cerita yang copas grafi, langsung lapor ya^^ Jangan lupa follow author ya^^ Rank : #1 Fito 5 Juli 2020 #2 Gera 5 Juli 2020 #4 Brokenhurt 7 Juli 2020 #1 Fito 20 September...