Song 👆 : Ku Cinta Nanti - Ashira Zamita.
***
Kenangan tentang kamu mulai kembali kepermukaan. Menenggelamkan rasa senang, namun menumbuhkan rasa rindu.
🌈
Awalnya, Gera berniat untuk pulang setelah letih bermain bola voli di sekolah. Namun, langkah kakinya membawanya ke gedung tua ini, dengan perasaan gundah. Kehilangan gelang pemberian Anta, mengantarkannya ke gedung ini.
Setelah mengingat awal perjumpaan Gera dengan Anta, senja mulai datang. Jingganya senja menyilaukan mata, namun menghangatkan hati yang melihatnya. Sangat indah, namun sementara.
Ada rasa senang sekaligus sesak dalam dada Gera melihat datangnya senja. Senang, karena ia pernah menikmati senja dengan Anta. Sesak, karena Anta pergi menghilang tanpa kabar setelah melihat senja.
Gera hanya bisa menatap nanar ke arah matahari yang mulai tenggelam itu. Perlahan, ingatannya kembali pada saat terakhir Anta menemaninya.
Setelah bermain teka-teki, Rara dan Anta memilih untuk berhenti sejenak, lalu duduk di dinding rooftop sambil menikmati matahari yang tergelincir ke arah barat. Sinar jingga yang begitu indah, memanjakan mata mereka.
Rara dan Anta duduk sambil menopang badannya dengan tangan, dan mata yang menatap langit jingga itu.
Anta menatap wajah Rara dengan matanya yang berbinar senang melihat langit itu. "Ra?" panggil Anta dengan lembut.
Rara menoleh, menatap Anta yang juga menatapnya. "Apa?" tanyanya penasaran.
"Seandainya, takdir berkata lain. Kamu rela gak?"
"Tumben pake aku-kamu?" tanya Rara heran.
"Biar nyaman aja," ucap Anta santai.
"Oh, ya udah. Ara jawabnya pake aku-kamu juga, deh."
"Bawel." Anta menatap Rara dengan sebal. "Pertanyaan aku dijawab dong, maimunah!" Anta mendelik kesal. "Ditanya, malah keluar dari topik, cih," ujar Anta sambil berdecak kesal.
Rara terkekeh kecil. "Coba tanya lagi, aku ga ngeh," ucap Rara sambil menatap ke depan.
"Seandainya kita pisah. Lo rela?" tanya Anta serius dengan perasaan gundah.
Seketika Rara menoleh, ia berpikir sejenak. "Kalau bukan pisah dunia mah, aku rela aja. Lagian, di dunia ini gak ada yang abadi." Rara menatap Anta dengan tatapan nanar. "Kenapa nanya begitu? Kak Anta mau pisah sama Rara? Apa Rara bikin kakak gak nyaman? Atau apa gitu?" tanya Rara dengan nada sedih.
"Ih, segitu takutnya, ya?" Anta terkekeh kecil. "Aku 'kan nanya 'seandainya', cieee yang takut ditinggalin." Anta tertawa terbahak-bahak, dan Gera hanya bisa menatap kesal kepada Anta.
Maaf, Ra. Gue terlalu pengecut buat bilang kata good bye.
"Aish. Nyebelin banget sih!!" seru Rara kesal sambil menyubit lengan Anta, dengan serangan bertubi-tubi.
Anta mengaduh kesakitan. "Maaf, Ra, maaf. Bercanda. Kamunya aja yang terlalu serius nanggepinnya," sahut Anta sambil menangkap tangan Rara, yang terus berusaha buat mencubiti lengan Anta.
Mata Rara mulai berkaca-kaca. Ia terlalu takut ditinggalkan. Ia takut dilupakan. Terlalu banyak ketakutan dalam dirinya, hingga emosipun tak sempat ia susun dengan rapi.
Anta menatap wajah Rara dengan kaget. "Ara kenapa? Kok nangis sih? Udah gede loh, gak malu apa sama senja?" ucap Anta sambil menghapus air mata Rara dengan tangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Grafi [End]
Fiksyen Remaja[DILARANG KERAS BAGI YANG MAMPIR CUMA UNTUK COPAS!] Jika para reader yang liat cerita yang copas grafi, langsung lapor ya^^ Jangan lupa follow author ya^^ Rank : #1 Fito 5 Juli 2020 #2 Gera 5 Juli 2020 #4 Brokenhurt 7 Juli 2020 #1 Fito 20 September...