TIGA BELAS
*****
"Ke... Kenapa Kak?"
Mereka sama-sama berpandangan dan sama-sama terdiam untuk beberapa detik. Hingga akhirnya Zaki membuka suara kembali.
"Lo...." Zaki mengambil kaleng colayang ada dihadapannya, menyodorkannya ke Hani. "Lo tau kan disekolah ini nggak boleh buang sampah sembarangan?"
Hani melongo, menatap kaleng ditangan Zaki dengan tatapan kesal. Kegugupannya tidak ada artinya sama sekali.
"Buang kaleng cola lo dulu," suruh Zaki.
Hani mendecak sebal, ia menerimanya dengan pasrah. Hani menghela napasnya, padahal ia sudah deg-degan sendiri tadi. Zaki memang selalu menyebalkan.
Setelah itu, mereka berdua segera keluar dari Perpustakaan, untuk beranjak pulang.
****
Setelah sampai rumah, Hani segera masuk ke dalam kamar, perasaanya masih campur aduk. Hari ini banyak kejadian yang tidak di duganya. Benar-benar hari yang berat. Mulai dari drama di Aula sampai di perpustakaan.
Hani tak langsung mengganti seragamnya, ia mendekati meja belajarnya, menyalakan radio tua kesayangannya.
"Mari mainkan cerita sore ini."
Hani menikmati suara lembut nan hangat dari DJ Radio, biasanya sore seperti ini sesi #curhatgenmuda. Para pendengar bisa mengirimkan kisah cintanya atau salam ke orang yang disayang atau disukainya. Bisa menggunakan nama anonim atau nama aslinya.
Hani mendengarkan Radio tersebut sembari mengganti seragamnya.
"Dari perempuan yang pernah ragu. Ini pengalamanku waktu SMA. Entah kenapa jadi keingat kisah monyetku ini dan ingin bagi ke semua teman-teman pendengar Genmuda. 4 tahun lalu, Aku masih duduk dikelas X SMA. Aku suka dengan kakak kelas XII. Dia orangnya sangat baik, perhatian dan suka menolongku. Padahal dulu kita belum pacaran, masih dekat saja. Aku semakin suka sama dia, tapi dia nggak tanda-tanda mau menyatakan cinta, aku sendiri setia menunggu dia mengungkapkan perasaanya, karena bagiku dulu menyatakan cinta duluan tidaklah benar, aku selalu menjaga imejku."
"Ya, aku tipe cewek yang sok jual mahal. Dan, akhirnya kakak kelas itu lulus, aku dan dia berpisah begitu saja tanpa ada ikatan. Dia tidak pernah menyatakan perasaanya kepadaku begitupun dengan aku. Dan aku mengira kalau dia memang tidak menyukaiku. Namun, satu tahun kemudian, aku baru tau kalau dia dulu sangat menyukaiku dan ingin menyatakan perasaanya keapdaku. Tapi, dia takut karena dia mengira aku hanya menggapnya sebagai kakak kelas yang baik semata. Keraguan dia dan keraguanku sendiri membuat kita berdua tidak bisa bersama."
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAY IT
Fiksi RemajaMari mainkan lagumu dan baca kisahmu. Hari ini aku akan mengiburmu Dengan sebuah cerita yang sangat ringan Tentang hati yang mencintai dia Tentang hati yang mengerti akan terluka Namun, tetap mempertahankannya. Bermain dengan hatiku da...