25 - Selamat ulang tahun

27.4K 3.3K 692
                                    


DUA PULUH LIMA

DUA PULUH LIMA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*****

Sebelumnya Admin mengucapkan maaf sebesar-besarnya karena Play It tidak bisa update hari Sabtu kemarin, karena ada sedikit problem internal. Maka dari itu diundur hari minggu ini. Maaf sebanyak-banyaknya dan semoga semua pembaca bisa mengerti. Amin. 

Dan semoga semua pembaca tetap suka dengan Play It dan terus baca Play It ya. 

Selamat membaca ^^ 

*******


3 Jam yang lalu

Zaki akhirnya sampai di rumah raya, ia langsung masuk ke dalam. Zaki menemukan Raya terduduk lemas di ruang tamu dengan wajah pucat. Zaki segera mendekati gadis itu.

"Lo nggak apa-apa?" tanya Zaki khawatir.

Raya menatap Zaki samar, tubuhnya sangat lemas. Raya hanya bisa menggeleng lemah.

"Apanya yang sakit?" tanya Zaki lagi.

"Kepala gue berat banget," ucap Raya sangat lirih.

Zaki menyentuh kening Raya, namun tangannya langsung ia tarik, panas tubuh Raya sangat tinggi sampai membuat Zaki kaget.

"Terus apa lagi yang sakit?" kali ini tatapan Zaki berubah dari kecemasan ke tatapan penuh perhatian.

"Perut gue sedikit nyeri," jawab Raya lemah.

"Ayo ke rumah sakit sekarang," ajak Zaki.

Raya mengangguk pasrah, Zaki segera membantu Raya untuk berjalan, memapah gadis itu hingga sampai di dalam mobilnya.

****

Zaki mengendari mobilnya menuju rumah sakit terdekat, ia tidak tega melihat Raya yang terus merintih, keringat dingin bercucuran di sekitar pelipisnya, membuat Zaki mencemaskan keadaan Raya.

Mobil Zaki akhirnya sampai di rumah Sakit, ia segera mengantar raya ke UGD untuk diperiksa oleh dokter.

****

Zaki mengurus administrasi pendaftaran terlebih dahulu selagi Raya diperiksai oleh dokter jaga. Setelah selesai mengurus semuanya, Zaki kembali menghampiri Raya.

Zaki sedikit terkejut ketika melihat Raya terbaring dengan tangan kanan sudah terpasang infuse.

"Gimana Dok keadaan te...." Zaki menggantungkan ucapannya beberapa detik. "Teman saya?" lanjutnya mengakhiri kalimatnya.

PLAY ITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang