18 - Cie.

34.1K 3.9K 947
                                    

DELAPAN BELAS

DELAPAN BELAS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Sebelumnya Admin Hfcreations mengucapkan terima kasih banyak untuk semua pembaca yang terus dukung dan sudah mau baca cerita Play It. 

Jangan lupa ya, tinggalkan Comment dan Vote setelah membaca cerita Play It. Karena comment dari kalian sangat berarti bagi Author Play It. Biar semangat lanjutin ceritanya. 

Jadi buat pembaca yang nggak sabar baca kelanjutan cerita Play It jangan lupa selalu tinggalkan Comment dan Vote ya. Terima kasih banyak. 

Dan, selamat membaca ^^

*****

"Cie yang pulang bareng."

"Cie yang mau balikan."

"Cie dianterin pulang."

"Cie masih peduli."

"Cie cinta lama belum kelar."

Suara sorakan didalam video tersebut terdengar sangat nyaring, kedua mata Hani sangat fokus melihat dua orang di dalam video itu yang sama-sama masuk ke dalam mobil.

Perlahan ponsel Hani merosot dari tangannya, tergelatak diatas meja belajarnya. Hani tak bisa berkata apapun, bibirnya terasa keluh dan tentunya saja sesuatu yang sesak mulai menyerang dadanya.

Kedua tangan Hani terkepal, menahan diri untuk tetap tenang walau terasa sulit. Hani berusaha untuk meyakinkan dirinnya bahwa hal seperti itu bukanlah masalah besar. Tapi tidak bisa. Hani merasa Zaki tidak menepati janjinya.

Zaki berbohong.

Hani akan bersikap sekedar kesal jika dia dan Zaki tidak membuat kesepakatan sebelumnya. Tapi, jelas siang tadi Zaki mengiyakan permintaanya. Untuk tidak pulang bersama Raya.

"Kenapa dia ingkar?" lirih Hani pedih.

Kedua mata Hani berkaca-kaca tapi tak sampai menetes. Hani menahannya. Hani tidak mau menangis hanya karena hal ini. Hani sadar akan tempatnya.

Mungkin porsi Raya di dalam hati Zaki masih sangat besar dibandingkan dengannya. Orang baru yang berusaha menerobos masuk.

Apakah Hani terlihat tidak tau diri jika dia marah? Apakah Hani akan terlihat berlebihan jika dia kesal ke Zaki?

Hani mengambil ponselnya yang terus berbunyi, notifikasi group tersebut semakin banyak. Hani mematikan ponselnya dan memasukkannya kedalam laci meja belajarnya.

Setelah itu Hani keluar dari kamarnya, meninggalkan ponselnya begitu saja. Hani tidak peduli jika Zaki menelfonnya atau tidak. Hani butuh menenangkan diri saat ini.

PLAY ITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang