2 - MOS HARI PERTAMA

53.9K 4.7K 852
                                    

DUA

DUA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


****

MOS HARI PERTAMA

Hani mengeratkan kuncir kepang duanya. Ia menatap dirinnya di depan cermin, sangat culun sekali. Hani cemberut melihat penampakkannya saat ini. Hembusan napas terdengar berat keluar dari mulutnya.

"Kenapa sih harus pakai baju aneh-aneh seperti ini? Emang kita anak paud apa?"

Hani mengangkat name-tag yang ada foto besar wajahnya.

"Buat kayak gini ini? Dikira nggak pakai uang? Dikira pakek daun? Nggak kasihan apa sama orang tua muridnya. Buang-buang uang aja!"

Hani membalikkan badan, mengambil tasnya dengan malas. Ia segera keluar dari kamar untuk segera berangkat ke sekolah.

Sebelum masuk ke dalam mobil, Hani berdoa dalam hati.

"Ya Allah semoga Hani dijauhkan dari kakak kelas yang sok, yang suka marah-marah nggak jelas tanpa sebab seperti orang kesurupan."

"Ya Allah Pertemukan Hani dengan kakak kelas yang ganteng, baik hati, tidak suka PHP dan belum punya pacar. Amin."

******

Hani buru-buru mengambil tasnya di kursi belakang. Ia melihat banyak siswa dan siswi memakai atribut MOS seperti dirinya tengah berjalan menuju sekolah.

"Dek, sekolah kan masih jauh? Beneran lo turun disini?" tanya Hana, kakak kandung Hani satu-satunya.

"Beneran Nuu, kata panitianya kita harus jalan kaki dari jarak 1 km dari sekolah, nggak boleh diantar atau bawa kendaraan," jelas Hani kepada sang kakak. "Nuu" merupakan panggilan kesayangan Hani sejak kecil kepada Hana.

"Kenapa kok gitu?" tanya Hana makin penasaran.

"Nggak tau Nuu," Hani menoleh kesamping. "Nggak jelas kan? Nyampek-nyampekin anak orang kan?" lanjut Hani mengutarakan pendapatnya.

Hana menganggukan kepalanya, menyetujui. Entah kenapa, kali ini ia menerima pendapat Hani.

"Yaudah, Hani berangkat dulu." Pamit Hani dan segera keluar dari mobil.

****

Suara teriakan kakak-kakak seinor membahana di seluruh penjuru lapangan upacara SMA Aksara. Hani melihat ekspresi wajah kakak-kakak kelasnya yang mulai berubah sok, berubah seperti orang marah, sok jual mahal, ngelirik-ngelirik sinis.

Ingin sekali Hani berteriak "SANTAI AJA KALI ITU MATA! KELILIPAN KAH KAK? SINI KU KASIH INSTO!"

Namun apa daya, Hani masih berpegang teguh pada cintai nyawamu, minum susu tiap pagi.

PLAY ITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang