DUA PULUH EMPAT
*****
Hani masuk kedalam restoran dengan berat hati, langkah gontai. Seorang pelayan menyambutnya.
"Mau pe..."
"Reservasi atas nama Zaki," potong Hani cepat, mood-nya mulai menurun. Berharap Zaki segera kembali.
"Baiklah, saya periksa dulu ya Kak."
Tak lama kemudian pelayan itu mengarahkan Hani, mengantar Hani ke meja yang sudah dipesan oleh Zaki.
Hani diantarken ke sky-room lantai empat dari restoran ini.
Pemandangan malam indah dari atas gedung restoran yang harusnya terasa indah dan romantis sama sekali tak menyentuh hati Hani. Di matanya pemandangan disekitarnya hanya langit gelap dan gemerlap lampu kota yang memburam.
Hani duduk di kursi, melihat ke meja yang sudah ada kue ulang tahun dan lilin yang belum menyala beserta dua gelas blue ocean tropycal ice yang disukai Hani.
Hani menghela napas berat, melirik ke jam tangan. Perlahan, ia mulai cemas.
*****
Entah sudah berapa puluh kali Hani melirik jam tangannya, dan entah sudah berapa kali Hani mencoba menghubungi Zaki namun sama sekali tak ada jawaban.
Lebih dari dua jam lebih dua puluh menit, Hani menunggu di restoran ini. Dengan harapan Zaki akan segera datang. Hani bertembah gelisah dan mulai bosan.
"Maaf mbak, makanannya mau diantarkan sekarang atau bagaimana?" tanya seorang pelayan.
"Iya nggak apa-apa," jawab Hani tidak enak. Tak mungkin juga ia sudah duduk lama di kursi ini tidak memakan apapun.
"Baik, ditunggu."
Tak lama kemudian, pesanan berdatangan. Dua piring pasta Aglio E Olio dihidangkan untuknya dan Zaki tentunya. Hani menatap piringnya hampa, sama sekali tidak napsu untuk menyentuh bahkan memakannya.
Bayangan malam yang romantis, malam yang penuh kebahagiaan dan malam yang penuh kejutan, sepertinya akan hancur. Tak seperti yang Hani harapkan.
Hani meraih ponselnya, mencoba menghubungi Zaki sekali lagi.
"Kenapa nggak diangkat?" lirih Hani mulai lelah.
Hani menyandarkan tubuhnya ke kursi, menyerah dengan harapannya. Ia mulai yakin Zaki tidak akan kembali datang untuk menemuinya. Hani tertunduk lemah.
Padahal ini adalah hari yang sangat penting untungnya, ini adalah hari ulang tahun yang sangat ditunggunya.
Hani berusaha tidak kecewa ketika kedua orang tuannya berkata tidak bisa pulang hari ini untuk merayakan ulang tahunnya, karena ada Zaki yang ia yakini akan memberikan kenangan indah di hari spesial ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAY IT
Novela JuvenilMari mainkan lagumu dan baca kisahmu. Hari ini aku akan mengiburmu Dengan sebuah cerita yang sangat ringan Tentang hati yang mencintai dia Tentang hati yang mengerti akan terluka Namun, tetap mempertahankannya. Bermain dengan hatiku da...