TIGA PULUH EMPAT
Assalamualaikum semua.
Admin balik lagi bawa Play It nih. Udah pada nungguin ya?
Maaf ya Authornya telat lagi buat lanjutinnya. Semoga nextnya bisa cepat update lagi ya.
Semoga masih banyak yang nungguin PLAY IT dan suka sama PLAY IT ya.
Selamat membaca dan semoga suka ^^
*****
Zaki memutar-mutar bolpoinnya, pelajaran terakhir siang ini sama sekali tidak masuk di otaknya, yang dia pikirkan hanya mencari berbagai cara untuk membuat Hani tak marah lagi kepadanya dan memaafkannya.
"Woy, ngelamun aja," senggol Roy menyadarkan Zaki.
"Kenapa?" balas Zaki datar.
"Lo nggak lupa kan?" tanya Roy.
"Apaan?" bingung Zaki.
"Malam ini nongkrong sama anak-anak basket SMA BANGSA. Mereka udah jauh-jauh dari bogor."
Zaki menganggukan kepalanya. "Inget kok. Jam tujuh malam kan? Di Café biasa?"
"Iyap bro."
"Oke, gue paling agak telat dikit."
"Gue juga telat mungkin, jam setengah delapanan baru nyampe," tambah Roy.
"Gue nggak nanya," cibir Zaki.
Roy mendecak pelan. "Gue ngasih tau."
"Nggak butuh."
Roy menggertakkan giginya dengan memberikan lirikan ke arah Zaki yang mendadak fokus menatap ke depan papan tulis. Pura-pura mendengarkan penjelasan guru di depan.
"Sok pinter lo!" kesal Roy.
"Gue emang pinter!"
"Pinter nyakitin anak orang!" seru Roy puas.
Kini giliran Zaki yang memberikan lirikan tajam ke Roy, membuat Roy langsung kicep, menutup rapat mulutnya.
"Sorry," lirih Roy.
****
Setelah bel pulang sekolah, Zaki langsung buru-buru keluar kelas. Ia pergi ke kelas Hani, menunggu gadis itu keluar dari kelasnya. Zaki tau kebiasaan Hani suka keluar kelas paling terakhir.
Zaki menyenderkan punggungnya di tembok, tersenyum canggung ke adik-adik kelasnya yang melihatnya heran di dekat pintu kelas.
Tak lama kemudian, Lili keluar dari kelas, sendirian.
"Li, Hani mana?" tanya Zaki mencegah gadis itu.
Lili menghentikan langkahnya, sedikit kaget melihat Zaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAY IT
Teen FictionMari mainkan lagumu dan baca kisahmu. Hari ini aku akan mengiburmu Dengan sebuah cerita yang sangat ringan Tentang hati yang mencintai dia Tentang hati yang mengerti akan terluka Namun, tetap mempertahankannya. Bermain dengan hatiku da...