6 - MEMALUKAN!

42.9K 4K 653
                                    


ENAM


****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Setelah pulang sekolah, Hani ingin mencari udara segar sore kembali. Hani sudah cukup hapal jalanan kompleks rumah barunya. Jadi, Hani tidak takut lagi nyasar bahkan dia yakin dia tidak akan menelfon kantor bupati!

Hani mengalungkan tas kelincinya kemudian mengeluarkan sepedanya dan beranjak dari rumah untuk jalan-jalan.

*****

Hani memelankan kayuhannya ketika melihat segerombol cowok berseragam SMA-nya. Mereka tengah asik menikmati siomay di pinggir taman. Ada yang duduk di atas motor, duduk di bangku pinggir taman yang hanya muat 3 orang bahkan sampai ada yang duduk dibawah aspal.

Hani menajamkan pandangannya, ia sangat fokus memperhatikan cowok-cowok itu dan semakin mendekat ke mereka tanpa memperhatikan jalanan depan.

Tunggu!Hani sangat kenal beberapa wajah itu, bukan beberapa! Hani meralatnya! Hani mengenal semua wajah cowok-cowok itu! Mereka adalah kakak kelasnya sekaligus panitia-panitia MOS nya kemarin. Mereka semua anak osis SMA-nya.

Dan, salah satu dari mereka ada Zaki juga disana.

Tiinnn... Tinnnn...

"MBAAAKKK MINGGIR!!!"

Seketika Hani menoleh ke depan dan melihat sebuah mobil merah yang berhenti dihadapannya seolah meminta jalan kepada Hani dan meminta Hani agar tidak menabrak mobilnya yang sudah merelakan berhenti agar tidak terkena sepeda Hani.

Saat itu juga tanpa pikir panjang, Hani membelokkan sepedanya ke arah kiri, otak Hani seolah berhenti mendadak ketika dia dalam keadaan panik seperti sekarang. Hani tak berpikir untuk menekan rem sepedanya.

Hingga sepeda Hani menabrak sebuah batu cukup besar, membuat sepeda Hani mulai tak seimbang dan akhirnya.....

"HUAAAA...."

BRRUKKK

Semua gerombolan cowok yang semula tengah asik memakan siomay mereka langsung menghentikan aktivitas mereka, semua mata tertuju ke seorang cewek yang baru saja terjatuh setengah naasdari sepedanya.

Beberapa cowok menahan untuk tidak tertawa, apalagi melihat bagaimana pose Hani terjatuh sekarang. Kaki kanan masih ada diatas sedelsepda. Antara kasihan dan terlalu lucu.

Hani memejamkan matanya, menahan ringisannya. Ia merasa malu sekali.

"Eh tolongin cepetan!"

"Kasihan itu! Tolongin!"

Empat cowok meletakkan piring mereka dan mendekati Hani, mereka membantu Hani.

PLAY ITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang