30 - Drama Klise

27.8K 3.1K 1.2K
                                        


TIGA PULUH 

TIGA PULUH 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Assalamualaikum semuanya. Selamat  malam. Admin ucapkan maaf sebesar-besarnya karena Author SIPA baru bisa kirim naskah dan baru bisa update PLAY IT lagi. Maaf ya karena Authornya ada urusan yang tidak bisa ditinggal kemarin-kemarin. Mohon pengertiannya ya. 

Dan semoga teman-teman semua tetap nunggu cerita PLAY IT dan terus baca PLAY IT. 

Selamat membaca dan semoga suka ^^ 

****


"Han, boleh bicara sebentar?"

"Iya Kak, boleh. Mau bicara apa?"

Raya perlahan turun dari kasur, sedikit menahan rasa perih di perutnya. Sedangkan Hani menunggu dengan sabar hingga Raya berdiri di hadapannya.

"Maaf kalau ucapan gue setelah ini akan nyakitin lo Han," ucap Raya serius.

"Ma... Maksudnya?" bingung Hani sama sekali tak mengerti.

Raya menghembuskan napasnya sejenak, menyiapkan kalimatnya.

"Gue masih suka sama Zaki dan gue sangat nggak rela lihat Zaki sama cewek lain," ucap Raya mengutarakan kejujuran hatinya untuk pertama kali.

Hani terdiam sesaat. Ia cukup terkejut mendengar pengakuan Raya yang tiba-tiba. Hani bingung harus merespon bagaimana. Ia sama sekali tidak menduga Raya akan berkata seperti ini.

"Gue rasa belum telat untuk ambil kembali milik gue," tambah Raya.

"Milik lo?" Hani akhirnya bisa bersuara, tatapanya berubah dingin ke Raya.

"Iya, milik gue."

Salah satu sudut bibir Hani terangkat kecil, tak mempercayai ucapan Raya yang membuat amarahnya perlahan naik.

"Dulu lo sendiri kan yang ngelepas Kak Zaki gitu aja. Lo nggak malu kak?" tanya Hani merasa prihatin dengan Raya.

"Gue sama sekali nggak malu. Buat apa malu? Gue emang nyesel karena lepasin Zaki gitu aja. Itu adalah kesalahan terbesar dalam hidup gue. Makanya sekarang gue nggak mau menyesal kedua kalinya dan kehilangan Zaki gitu aja. Apalagi ngebiarin Zaki pacaran dengan bocah kayak lo!"

Tubuh Hani semakin terasa panas, Raya benar-benar mulai mengobarkan api perseteruan dengannya.

"Kak Zaki udah nggak suka sama lo," terang Hani dengan berani. Ia tidak mau mengalah lagi apalagi hanya demi perasaan Raya. Dia tidak se-naif itu dan sebaik itu!

"Kata siapa? Lo seyakin itu?"

"Kata gue dan kata Kak Zaki juga."

Raya tertawa pelan, seolah meremehkan jawaban Hani.

PLAY ITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang