DUA BELAS
****
Bel masuk masih 20 menit lagi, Hani dan Lili menghabiskan waktu itu untuk berbincang bersama. Mereka menjadi lebih dekat, bahkan kemana-mana pun selalu berdua. Hani dan Lili sudah berani terbuka dengan perasaan mereka masing-masing bahkan tentang kebiasaan masing-masing pun mereka sudah cukup hapal.
Hani yang suka blak-blakan dan mengoceh , Lili yang pemalu dan pelupa. Mereka diciptakan saling melengkapi.
Dua minggu lebih, Hani menjalin hubungan yang cukup dekat dengan Zaki. Begitupun dengan Lili yang masih diperjuangkan oleh Roy.
"Gimana perkembangan hubungan lo sama Si Ucup?" tanya Hani sembari memakan sosis yang dibawahnya dari rumah.
Informasisaja. Lili kini sudah tau, siapa Ucup yang dimaksud oleh Hani, karena setiap harinya Hani selalu memanggil Roy dengan sebutan Ucup.
"Baik, Kak Roy sweetbanget tau Han," jawab Lili malu-malu. Pipinya langsung bersemu merah.
"Masih minta diturunin di depan perumahan waktu pulang sekolah?" tanya Hani lagi.
Senyum di bibir Lili menghilang, ia mengangguk lemah.
"Masih. Gue nggak enak sama Kak Roy, tapi gue juga takut sama orang tua gue. Mereka masih nggak izinin gue pacaran."
"Emang lo pacaran sama Kak Roy?" sindir Hani pedas.
Lili mendecak kesal.
"Belum sih, tapi kan orang tua gue bisa ngira Kak Roy pacar gue."
"Bener juga." Hani mengangguk-anggukan kepalanya.
"Lo sendiri gimana?"
"Apa?" bingung Hani.
"Sama Kak Zaki."
"Gitu deh. Dekat sih, sering pulang sekolah bareng, dia baik banget. Tapi, kayaknya emang dia anaknya baik. Gue ngerasa dia belum ada rasa suka ke gue," curhat Hani sendu.
"Kok gitu? Kalian udah dekat lama loh. Satu bulan lebih kalau dihitung sejak kejadian MOS."
"Dia belum bisa move ondari Kak Raya. Lagian gue juga takut kalau tiba-tiba kelihatan di depan orang-orang kalau gue dekat banget sama Kak Zaki. Dikiranya gue yang hancurin hubungan mereka, gue juga nggak mau Kak Zaki dikira playboyyang mudah banget pindah hati."
Lili menepuk bahu Hani, wajahnya dibuat sok prihatin.
"Mutiara banget hati lo."
Hani menoleh ke Lili, menganggukan kepalanya.
"Baik banget kan Li gue jadi orang? Bangga nggak lo punya teman kayak gue?" Hani mulai besar kepala.
"Bangga banget Han."
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAY IT
Novela JuvenilMari mainkan lagumu dan baca kisahmu. Hari ini aku akan mengiburmu Dengan sebuah cerita yang sangat ringan Tentang hati yang mencintai dia Tentang hati yang mengerti akan terluka Namun, tetap mempertahankannya. Bermain dengan hatiku da...