21 : Rumor

36.3K 3.8K 907
                                    

DUA PULUH SATU

DUA PULUH SATU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


******

"Kok lo bisa disini?" kaget Hani sekaligus bingung mendapati keberadaan cowok itu.

Seorang cowok keluar dari gerbang rumah Hani dengan tawa puasnya. Cowok itu berjalan mendekati Hani kemudian langsung mencium pipi Hani berulang-ulang dengan seenak jidat.

"Abang!!!" teriak Hani secepat mungkin mendorong tubuh cowok itu dan mengelap pipinya. Hani melirik tajam cowok disebelahnya.

Sedangkan kejadian barusan berhasil membuat Zaki mematung ditempat dengan kedua mata terbuka sempurna.

"Lo siapa? Pacarnya Hani?" tanya cowok itu ke Zaki.

Zaki merasakan bibirnya kaku, tidak tau harus menjawab apa. Otaknya masih bingung mencari jawaban apa yang sedang terjadi saat ini.

Hani akhirnya menyadari kebingungan Zaki.

"Kak Zaki, ini abang gue, namanya Bang Bani," jelas Hani dan akhirnya membuat Zaki mengangguk dengan mulut berseru ohh. Zaki bergegas turun dari motornya dan melepaskan helmnya.

"Selamat sore Bang, saya Zaki," ucap Zaki memperkenalkan dirinnya sesopan mungkin.

Bani mengangkat tangannya singkat sebagai balasan, menyambut Zaki ramah. "Lo siapanya Hani? Temannya apa pacarnya?" tanya Bani penasaran.

Zaki tidak langsung menjawab, ia mencari jawaban yang tepat agar tidak membuat Hani marah.

"Teman tapi sebentar lagi jadi pacar Abang," seru Hani tanpa ada rasa malu.

Zaki dan Bani bersamaan menatap Hani dengan kaget. Terdengar suara dengusan kesal dari bibir Bani. Bani dengan cepat menarik bibir Hani.

"Sakit Bang!" ringis Hani menepis tangan Bani cepat.

"Lo bisa nggak terlalu jujur? Lo itu cewek Han!" cibir Bani mengingatkan.

"Biarin, udah jamannya emansipasi gadis."

Bani menggelengkan kepala, pasrah dengan tingkah Hani. Bani menatap Zaki.

"Lo seriusan suka sama nih cewek? Hati-hati nyesel!" ucap Bani menakut-nakuti.

"Bang Bani!!!" teriak Hani melirik tajam ke arah Bani.

"Tuh kan, dia gampang berubah jadi macan betina," ledek Bani.

"Bang Bani udah masuk sana!! Jangan bikin gue naik darah!"

Hani mendorong-dorong tubuh Bani agar cowok itu masuk ke dalam. Bani pun mengalah dengan tawa puasnya. Bani berjalan kembali ke rumah.

PLAY ITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang